Passion Fruit

7.3K 317 7
                                    

~~~

Sebenarnya ini masih pagi, namun cuaca sangatlah terik membuat atika jadi tak bersemangat untuk belajar.

"Ini ada essay 30 soal tentang polar non polar, tolong dikerjakan..."
Perintah ustazah mawarni guru mata pelajaran Kimia.

"Sekalian ada coise 20 soal, dikerjakan semuanya... nanti jam 10.40 tolong di kumpulkan, ustazah ke kantor dulu..."

"Iya ustazah..." ,jawab 35 orang murid.

Setelah itu, ustazah mawarni langsung berjalan keluar kelas.

"Aiss...kesel banget ana... dikasih soal seenak hati, dikiranya kita robot apa", mulailah rancauan nora yang duduk di hadapan atika.

"Waktunya cuma dua jam lagi...", lanjut nufus.

"Atika, urusan anti tu ya", azka mendorong dorong kursi atika.
Namun, atika tak menoleh, hanya deheman ringan tanda ia mengiakan.

Atika tak berbicara apa apa, ia langsung saja mengerjakan soal maut dari ustazah mawarni tadi.

Atika tahu betul, teman teman sederetan dengannya tak menyukai pelajaran kimia.
Mau tak mau, kala pelajaran ini datang, ia harus berusaha sendirian untuk mengerjakan seluruh soal soal yang diberikan.

Atika dan teman temannya duduk di deretan dekat dengan pintu masuk. Semua orang mengecap deretan itu dengan deretan yang beranggotakan murid murid bandel.

Atika melirik kebelakang, kala ia sadar bahwa zahra sedari tadi tak mengoceh sedikitpun.

Dan ia mendapati zahra sedang menatap keluar jendela. Atika mengikuti arah pandangan zahra, namun ia tak menemukan apapun diluar sana.

Hanya sekitar 10 orang kuli pemasang paving block yang sedang berkerja.

"Wander... liat siapa sih?" ,atika mengetuk meja zahra dengan pulpennya.

Zahra menoleh, "hehe... tika liat lah, abang itu mirip banget sama chanyeol yah".

Atika mengerutkan keningnya, "chanyeol? Yang mana?"

"Itu... itu... yang pake baju kaos maron... ya Allah mirip banget sama chanyeol exo..."
Heboh zahra, atika langsung mencari abang yang memakai baju maron.

Atika bergedik, tukang itu mempunyai tubuh tinggi yang ideal. Sebenarnya abang kuli itu sedikit mirip sih dengan chanyeol exo, hanya saja warna kulit abang tukang tersebut sangatlah eksotis, alias hitam.

Atika tak memperdulikannya lagi, ia kembali fokus pada soal soal ustazah mawarni.

20 menit berlalu.

"Selesai...!" , atika menutup bukunya begitu saja.

"Atika.... pinjam....", teriak teman sederetannya.

"Ambil aja, ana mau tidur dulu ya!", atika langsung melenggang pergi sambil membawa buku jurnalnya.

"Atika...! Mau tidur dimana? Asrama?", teriak nora kala atika sampai diambang pintu, atika berbalik.

"Klinik!", jawabnya singkat sebelum benar benar berlalu.

~~~

'Kita mencari cinta, tak ada waktu untuk menangis ataupun air mata yang sia sia. Hal itu tidak akan membuat bunga tumbuh. Hal yang baik mungkin akan datang untuk mereka yang menunggu, bukan terlambat untuk menunggu.

Lagi pula,cinta itu tak perlu pakai khianat, cukup kita dan Allah yang mengetahuinya, janji Allah itu indah...

The good man for good woman.

Cinta sejati cukup menunggu kita dan dirinya dalam doa dan kelak akan menjadi kesempurnaan dalam hidup kita...'

                                                 ~AAA~

Atika menutup buku jurnalnya, lalu ia menyandarkan kepalanya pada sandaran ranjang klinik.

'Teuku Arkan Alfansyah... kok aku baru ngeliat dia ya'

Ini sudah hari senin, namun atika masih saja memikirkan kejadian malam jumat lalu.

Dia sangat yakin bahwa tulisan itu ialah tulisan yang sangat sering ia lihat, hari ini saja ia audah melihatnya dua kali.

"Ckk... ahhh... ngapain sih di ingat ingat, lupakan atika... lupakan", atika memukul mukul kepalanya kesal.

Kepalanya terasa sangat berat, mungkin karna faktor hari ini ia berpuasa sunnah. Akhirnya atika memilih untuk tidur saja, daripada harus memikirkan si ketua ekschool DIM.

Teuku Arkan Alfansyah.

~~~

"Atika... beli air bukaan yuk!", atika menatap nufus lalu mengangguk
Merekapun berlalu menuju koperasi.

Sesampainya di koperasi, mereka langsung menuju ke lemari pendingin tempat dimana bermacam minuman segar diletakkan.

"Nufus, beli fruit Tea markisa aja mau?", tanya atika sambil mengambil uang dari saku roknya.

Nufus melihat Fruit Tea markisa dihadapannya, lalu tatapannya turun kebawah, kearah rak ketiga.

"Eh atika... ini aja...", tunjuk nufus kesalah satu minuman dilemari pendingin itu.

"Passion Fruit?", tanya atika.

Nufus mengangguk semangat, "iya... Fruit Tea passion fruit"

Atika mengangguk saja, walaupun ia agak merasa aneh.

Setelah membeli air, atika dan nufus langsung kembali ke asrama.

"Nufus... airnya letakkin diatas lemari anti aja ya", ucap atika sambil memberikan kresek yang berisikan 2 botol air.

"Na'am", jawab nufus mengiakan.

Beberapa menit berlalu, atika telah duluan menuju ke musholla untuk menunggu azan magrib dan sholat magrib berjamaah.

Nufus sedang buru buru memakai mukena, takutnya jika telat ia harus membaca Al- Qur'an di lapangan voli.

Ketika nufus sedang memakai sarung, ia melirik 2 botol air yang terletak diatas lemarinya itu.

"Hah? Markisa? Perasaan tadi atika ngambilnya passion fruit, kok sekarang jadinya markisa, apa ana yang salah ngambil", bingung nufus ketika melihat salah satu botol itu bertulisan markisa.

Lalu dengan sengaja, nufus memutar botol Fruit Tea yang bertulisan markisa tersebut berniat ingin melihat tulisan dibelakangnya.

Nufus langsung mendengus, kala ia membaca tulisan dibelakangnya.

"Aghhh.... atika, kenapa gak bilang kalau passion fruit itu artinya markisa!!!"
Geram nufus frustasi.

Sekarang ia sadar bahwa passion fruit dan markisa sama saja, hanya saja berbeda bahasa.

Dengan segera nufus langsung menuju ke musholla, ia langsung mencari keberadaan atika.

Dan akhirnya ia menemukan atika yang telah duduj rapi bersama cut dan fira disana.

"Atika...!", atika menghentikan kegiatan membaca Al-Qur'an nya kala mendengar panggilan nufus.

Atika menaikkan alisnya sebagai tanda maksud.

"Aaaaa... atika, kenapa anti gak bilang kalau passion fruit itu artinya markisa?", kesal nufus membabi buta.

Bukannya menjawab, atika malah tertawa.

"Ckk... kok ketawa...", lanjut nufus.

"Ana aja lupa kalau passion fruit itu artinya markisa", jawab atika jujur dalam sela tawanya.

"Ahh... rugi aja anti ngambil juara umum setiap semester...

"Ckk... sok sok an tadi gak ngambil markisa, padahal sama aja.... passion fruit itu markisa"

Atika tersenyum geli,"udah... santai aja, siaoa tau nanti passion fruitnya berubah jadi rasa leci".

"Ckk! Mimpi", jawab nufus kesal.

~~~

BainanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang