Senyum 1 GB

6.3K 297 6
                                    


"HAIII... KITA GAK KE LAB NIHHH!!!"
Teriak zahra sambil mendorong pintu asrama Cut Nyak Dhien 1.

Namun, tidak ada respon. Semua manusia sibuk dengan berjuta mimpi dalam pulau kapuknya, alias kasur.

Zahra berdecak, ia menghentakkan kakinya kesal.
Dengan wajah yang ditekuk, ia berjalan menghampiri ranjang nora.

"Nor... Nor... nora... kita gak ke lab?", zahra menggoyang goyangkan tubuh nora yang terlungkup.

"Euh... listriknya padam, mana mungkin kita ke lab!"
Nora memberontak walaupun dalam keadaan setengah sadar.

"Di kampus 2 nyala listriknya...", zahra kembali menggoyang goyangkan tubuh nora.

"Gak usah pergi aja, lagipula... listrinya padam jugakan!",
Ucap atika yang baru turun dari ranjangnya yang berada di pojokan kamar.

"Yahh... ck! Yaudah deh!"
Pasrah zahra.

"Panas banget dikamar...!"
Zahra sibuk mengibas ngibas tangannya, karna memang cuaca siang ini sangat terik, ditambah listrik sedang padam.

"Atika... kapan anti ke Banda Aceh?", tanya zahra.

Atika menutup buku jurnalnya,"minggu pagi berangkat!".

"Katanya duet ya... duetnya sama siapa sih?", lanjut zahra lagi sambil menarik buku jurnal yang ada di tangan atika, namun atika membiarkannya saja.

"Sama akhon arkan", jawab atika datar.

"APA?"

Kali ini bukan zahra, melainkan nora yang reflek bangkit dari tidurnya.

"Akhon arkan? How can? Ya Allah ya Rabbi... mantap jiwa..."
Histeris nora membuat zahra ternganga karna terkejut.

"Yaa... why not?", atika mengangkat bahunya acuh.

"Emang anti gak risih gitu, secara ini first banget loh...", tanya zahra heran.

"Risih sih, tapi ana bisa apa? Nasi juga udah jadi belatung!", jawab atika asal.

"Ihhh... jadi bubur kek, jangan jadi belatung"
Zahra bergedik jijik.

"Kalo jadi bubur masih ada gunanya, karna masih bisa dimakan, nah belatung, emang gak ada gunanya lagi mbak!"

Jelas atika, selanjutnya atika bangkit dan menarik buku jurnalnya dari tangan zahra.

"Eh atika, mau kemana?", tanya nora yang bergegas turun dari ranjangnya.

"Duduk dibawah, panas banget disini..."

Mendengar itu, nora dan zahra lamgsung mengikuti atika.
Kebetulan Asrama mereka terletak dilantai dua.

"Duduk di tangga aja ya...", ucap atika yang langsung mendapatkan anggukan dari nora dan zahra.

"Eh... liat deh abang abang kuli itu, kenapa sanggup ya kerja panas panasan gini?", ucap atika sambil menunjuk kuli kuli pemasang paving block dengan dagunya.

"Ahhh.... atika jangan panggil kuli, panggil bang chanyeol aja yah... itu juga ada bang sehun kok!".

Atika memutar bola matanya jengah mendengar pelunturan zahra.

"Yah okey! Bang chanyeol...", ralat atika jengah.

"Wander.... bang chanyeol tuh", azka dan ashilah datang menghampiri 3 sejoli yang sedang menikmati hawa panas siang ini.

Banyak orang telah mengetahui bahwa zahra ngefans kepada salah seoarang kuli pemasang paving block tersebut.

Dengan alasan mirip dengan oppanya. Chanyeol.

"Hayy... bang chanyeol itu ganteng kali....", zahra makin histeris.

"Eh wander, kalau anti bisa dapetin senyum bang chanyeol... ana kasih anti 1 GB!", tantang nora.

Zahra yang merasa tertantang langsung menoleh.
"Oh, anti nantang? Of course, why not? Ana akan coba!", jawab zahra yakin.

Atika tertawa, "anti yakin?", tanya atika.

"Ya! Ana yakin...", zahra langsung bangkit dan mulai melangkah berkeliling halaman ponpes.

Zahra mulai sedikit mendekat ke arah bang chanyeol.
Sedangkan bang chanyeol sibuk menaburkan pasir diatas paving block yang baru siap dipasang.

Dari kejauhan, atika sangat sibuk memperhatikan zahra yang sedang tebar pesona kepada bang chanyeol.

"Bang... syut...", zahra mulai menjalankan aksinya.

"Bang... bang.... syut!

Abang chayeol tiba tiba menoleh, zahra yang sadar dengan itu langsung memamerkan senyuman termanis yang ia punya.

Namun sayang... bang chanyeol malah menatap zahra aneh, selanjutnya bang chanyeol kembali fokus pada pekerjaannya.

Atika, azka, ashilah, dan nora terpingkal pingkal ditangga karna menertawai zahra yang gagal akan aksinya.

Disisi lain, zahra tak pantang menyerah.
Zahra masih tetap berjuang demi 1 GB.

"Bang... neu peu khem long sige (bang... senyumin aku dong)", zahra mulai menggunakan bahasa Aceh, agar abang chanyeol itu lebih paham dengan kodeannya.

Namun, lagi lagi gagal, kali ini jangankan diberi senyum, di lirik saja tidak.

Dengan wajah yang ditekuk, zahra akhirnya kembali dengan tangan kosong.
Sedangkan teman temannya ditangga telah menertawainya sepenuh hati.
Sial!

"Hahahahaha.... hahahaha.... kasian, cintamu bertepuk sebelah tangan...", ejek ashilah semangat.

Zahra makin cemberut, "ah,tau ah, gelap, ana mau ke hammam (kamar mandi) aja...", dengan kesal zahra lengsung bergegas pergi.

Satelah beberapa menit, zahra kembali dari kamar mandi.
Sesampainya di depan musholla sontak zahra memicingkan matanya.

'Eh sejak kapan bang chanyeol udah nabur pasih didepan mes, perasaan tadi masih didepan kelas...'
Batinnya bingung.

"Gimana cara lewatnya nih.... ah, bodo ah, lagi pula juga gak akan dilirik!", ucap zahra yakin.

Lalu dengan santainya ia berjalan hendak melewati abang chanyeol.

Namun, tiba tiba...

"Eh,eh, bang... ana lewat dulu!, ucap zahra kala bang chanyeol hendak menabur pasir kearah kaki zahra yang masih basah.

Bang chanyeol mendongak menatap zahra. Dan sangat tak disangka, bamg chanyeol malah memberikan senyum hangat kepada zahra.

Zahra yang sadar dengan itu tak tau harus berbuat apa.
Ia langsung buru buru meninggalkan bang chanyeol dan bergegas menemui teman temannya yang masih menertawainya. Lagi.

"NORAAAA.... 1 GB!!!"
Teriak zahra keras.

Atika menggeleng gelengkan kepalanya melihat sikap temannya itu.

Sebenarnya, atika, ashilah, azka, dan nora telah memperhatikan gerak gerik zahra sedari tadi.

Jadi, tanpa zahra ceritakanpun, mereka tahu, bahwa zahra telah berhasil.

****

Don't be silent readers, vote and comment.

Ney icut love selalu😚😘😙

Ig : nandaeka_yusfira
       Cutsyara

BainanaWhere stories live. Discover now