Malam Perpisahan

4K 223 2
                                    

***

Malam ini adalah malam kepulangan murid OSDAFAR kepondoknya kembali, setelah dua hari sudah mereka melakukan kunjungan persahabatan di Dayah Almukminun.

Atika duduk dikursi panjang yang ada dikampus putra. Ia sibuk memegang megang bunga origami yang ia buat bersama salsabila tadi siang.

Dua bunga origami itu di genggamnya, satu bunga lagi adalah pemberian arkan beberapa bulan lalu.

Rencananya, malam ini ia akan menunjukkan karyanya pada arkan. Entah mengapa, ia akan sangat senang apabila dapat menunjukkannya pada arkan.

"Atika... masih disini aja,gak kedepan? Murid OSDAFAR dah pada ngumpul didepan loh!", ucap altha yang tiba tiba datang.

"Pamitan gih sama junior juniornya", titah altha lagi.

Atika tersenyum,"baik ukhti"

"Yaudah sekalian aja sama ukhti yuk, ukhti juga mau kedepan", ajak altha yang langsung mendapatkan anggukan dari atika.

Atika dan altha pergi menghampiri para OSDAFAR disana, sambil mengucapkan rasa terimakasih dan salam perpisahan.

Atika menelusuri tatapannya keseluruh penjuru kampus, ia sama sekali tak menemukan arkan.

Namun, atika tak mau ambil pusing. Atika paham, arkan pasti sibuk dengan kegiatan pelepasan ini.

Setelah bersalam salaman, atika memilih berjalan menuju depan masjid. Entah mengapa, langkah kakinya membawanya menuju taman yang berada di depan gerbang itu.

"Arkan cuma mau kita kayak dulu lagi bila..."

Suara permohonan itu menghentikan langkah atika.
Ia menoleh kearah kiri, dari pepohonan yang menjulang dengan dedaunan rimbun itu atika memerhatikan dua cucu manusia itu sedang berbicara serius.

Arkan dan Salsabila.

Atika mengenal dua orang itu.
"Arkan masih arkan yang dulu, gak berubah bila...

"Arkan masih sayang bila..."
ujung suara itu melemah.

Begitu juga dengan keadaan kaki atika yang melemah.

Atika menggenggam erat dua origami di genggaman nya. Tak menunggu kelanjutannya, atika langsung berjalan menjauh dari tempat itu.

Ia mempercepat langkahnya menuju ke flyover besar itu. Tidak seperti dua malam yang lalu, dimana ia merasa takut melewati jembatan ini sendiri, namun tidak untuk malam ini.

Atika tak tau apa yang sedang ia rasakan, yang jelas air matanya sudah turun saja.

Ya, atika menangis.

Menangisi kisahnya, kisah cinta pertamanya yang sesuram ini.

Atika terus menaiki tangga jembatan itu, hingga ia sampai.

'Semunafik itukan aku,seharusnya aku sadar... arkan tidak menyukaiku!', batin atika sambil menangis.

Ia berdiri di jembatan itu, menatap langit langit penuh bintang.
"Hikss... hikss... kenapa kamu bodoh banget atika!!!!", atika terus memukul dadanya yang terasa sesak.

Ia menatap bunga origami ditangannya. Senyum miris seketika terbit.

Bunga origami kuning. Bunga tulip kuning yang terbuat dari selembar origami.

"Bunga tulip kuning itu artinya cinta tak terbalas", ucapnya miris.

Atika menengadahkan kepalanya kelangit. Ribuan bintang tersenyum disana, menertawakan keadaannya.

'Keadaanku ketika aku berdiri disini berbanding terbalik dengan dua malam yang lalu, dimana yang kulihat adalah bintang yang indah, bukan bintang dengan cahaya menusuk yang menyakiti mataku', atika mengingat keadaannya dua malam yang lalu.

Dimana ia berdiri disini, menatap bintang bersama. Bersama Arkan.

'Arkan... kau benar benar sosok bintang. Terasa dekat dan hangat, namun kau sangat jauh, dan takkan pernah kugapai dan kuraih....', dadanya terasa sesak, ketika ia harus menerima kenyataan bahwa arkannya benar benar sosok bintang itu.

Atika menghapus jejak air matanya.
Ia menarik nafasnya dalam.
"Arkan.... malam ini aku melepasmu, bahkan sebelum aku sempat merasakan sedikit kebahagiaan dari cintamu", ucap atika.

Ia mengalihkan pandangannya kebawah.
Disana telah berderet jajaran bus bus yang akan membawa pulang rombongan OSDAFAR malam ini.

Atika tak menyangka, ini akan menjadi malam perpisahan yang menyakitkan baginya. Ya, hanya baginya.

Atika melihat sosok arkan yang berdiri paling depan memimpin para OSMAM. Seluruh OSDFAR telah menaiki bus mereka masing masing.

Bus mulai berjalan meninggalkan gerbang Pondok. Begitu juga dengan para anggota OSMAM yang satu persatu mulai bubar.

Namun, tidak bagi arkan. Arkan masih berdiri disana, menatap bus itu hingga tak nampak lagi.

Dan atika memperhatikan itu.
Rasa perih kembali menyelusup didadanya. Atika tak mau menangis lagi.

Walaupun butiran air itu telah jatuh kembali, namun buru buru atika menghapusnya.
Atika mengalihkan pandangannya kearah langit kembali.

Langit indah, namun tak begitu bagi hatinya.
Selanjutnya, atika berbalik dan berjalan menuju kampus putri.

Ia memilih lebih dulu kembali, mungkin istirahat akan menjadi alternatif yang baik untuk saat ini.

Tanpa atika sadari, dibawah sana.
Arkan sempat memperhatikan sosok siluit yang ia kenal.
Arkan menatap sedikit heran. Sedang apa atika di atas sana, disaat semua orang masih berada dikampus putra.

Arkan masih diam menatap punggung atika yang berjalan menuju kampus putri. Barulah arkan beranjak dari tempat ketika siluit atika tak tampak disana.

Masih ada beberapa hal yang harus arkan bereskan malam ini. Ia tak mau mengambil pusing soal permasalahan apapun malam ini.

***

Vote and comment
Ig: nandaeka_yusfira


BainanaWhere stories live. Discover now