Ruang BK

4.2K 249 3
                                    


***

Sepekan lebih telah berlalu, dua hari lagi seluruh murid dari organisasi Dayah Fatur Rahman atau yang sering disebut OSDAFAR akan berkunjung ke Dayah Al-Mukminun.

Atika selaku ketua dari Organisasi Murid Al-Mukminun Junior atau OSMAM junior harus ikut berpartisipasi dalam hal ini.

"aduh tik, arkannya lama banget sih...", altha mulai menggurutu sendiri.

Pasalnya, hampir 20 menit mereka duduk dikursi panjang, tetapi arkan belum kunjung selesai dengan urusannya.

"Perasaan tadi proposalnya kita taruh dimeja dekat lemari deh...", lanjut altha.

Atika melihat kearah ruang BK, dan arkan belum juga kunjung keluar. Disana juga ada beberapa Badan Pengurus Harian putra yang akan ikut serta dalam rapat siang ini.

"Tika... susul si arkan ke ruang BK gih...!"

Atika menatap altha, "gak ah, banyak banget akhon akhon disana", tolak atika.

"Gak banyak, cuma tiga orang juga... kalau si fawaskan seleting sama atika...", jelas altha.

Atika terdiam sejenak, selanjutnya ia mengangguk kecil.
"Yaudah iya, ana susul", ucapnya, lalu atika langsung bangkit dan berjalan menuju keruang BK.

Namun langkahnya terhenti, karena atika tidak mungkin bisa masuk karena pintu ruangan dihalangi oleh empat orang murid putra.

Kebetulan disana ada putra yang telah memperhatikan atika. Putra adalah ketua 1 OSMAM, sedangkan altha adalah ketua 2 nya.

"Eh wahyu, minggir minggir.... kayaknya atika mau masuk tuh!", putra sedikit mendorong lengan wahyu.
Wahyu menoleh menatap atika,
"Atika mau masuk?", tanya wahyu.

Atika hanya menjawab dengan anggukan kecil.
"Oh na'am... tafadhali atika (silahkan atika)", ucap putra mempersilahkan atika untuk masuk. Atikapun langsung berjalan memasuki ruang BK.

Ceklek...

Pintu telah terbuka, mata legam atika menyelusuri keseluruh ruangan. Tampak disana arkan sedang berusaha menurunkan sebuah kotak dari atas lemari.

"Perlu bantuan?"

Mendengar suara itu arkan langsung berbalik.

"Atika...", arkan tampak bingung.
Sejak kapan atika sudah berada diruangan ini.

Hanya berdua, bersamanya.

"Perlu bantuan?", atika mengulangi pertanyaannya.

"Ah, iya nih... akhon butuh bantuan, dari tadi akhon nyarik proposal study toor gak dapet dapet!", terang arkan.

Atika menatap kesekeliling ruangan, sedangkan arkan kembali sibuk membongkar isi dari kotak besar yang baru saja diambilnya.

"Padahal akhon udah ngecek keseluruh ruangan ini..."
jelas arkan lagi sambil mengobrak abrik kertas kertas dihadapannya hingga berhamburan dilantai.

Namun, atika tak mengubris ucapan arkan. Atika berjalan kearah sebuah meja, lalu tangannya meraih setumpuk kertas yang tergeletak begitu saja diatas meja tersebut.

Sejenak atika memperhatikan kertas itu, sesaat kemudian atika langsung menghembuskan nafas lelah. Selanjutnya ia langsung berjalan menghampiri arkan.

"Nih...", atika menyodorkan kertas itu kepada arkan.

Arkan terdiam memperhatikan setumpuk kertas yang disodorkan atika.

"Atika nemuin proposal ini dimana?", tanya arkan sambil menerima kertas tersebut.

"Dimeja itu", tunjuk atika kearah sebuah meja didekat lemari.

"Perasaan tadi akhon udah nyarik disitu, tapi gak ada...", ucap arkan sambil menggaruk kuduknya tak gatal.

"Mungkin akhon kurang teliti..."

Arkan mengangguk,"ya sih, tadi akhon kurang teliti waktu nyarik disana"

"Makanya, jangan terlalu fokus pada sesuatu hal yang sulit untuk dijangkau, yang terdekat aja akhon gak pernah perhatiin...", ucap atika mengingatkan.

Arkan terdiam dan mengangguk,
'Tumben tumbenan atika bicara gini',
Batin arkan heran.

"Yaudah akhon, ana keluar duluan..."

Arkan mengangguk lagi," ah iya, ngumpul di musholla ya..."

"Iya, ana permisi...", akhir atika, dan berjalan keluar ruangan.

Arkan terdiam memperhatikan siluit atika yang mulai menghilang dibalik pintu.

'Makanya, jangan terlalu fokus pada sesuatu hal yang sulit untuk dijangkau, yang terdekat aja akhon gak pernah perhatiin...'

Kata kata atika masih menari bebas dikepalanya.
Arkan menyentuh dadanya pelan,
"Kenapa kenak banget ya?"

***

*vote and comment guys...
Ney icut ❤selalu

Ig: nandaeka_yusfira
     Cutsyara



















BainanaOnde histórias criam vida. Descubra agora