Siang DIM

3.8K 221 1
                                    

***

"Perut kenyang, hatipun senang!!!", teriak seorang tarzan yang selalu mengekori wahyu dan arkan.

Wahyu mendorong bahu putra, "anta mau bikin ana tuli hah,orang utan!"

"Balik ke kandang sen

diri sana!", sinis arkan menimpali.

Putra malah geleng-geleng sambil sambil nyengir,"kalau putra gak mau, Teuku bakal marah?", tanyanya manja membuat arkan bergidik jijik.

"Sekali lagi ngomong gitu, ana sembelih anta ya", ancam arkan.

"Anta kira ana hewan kurban", cibir putra tak menerima.

Arkan hanya diam tak menjawab.

"Eh, si fathia kan sakit tuh. Terus DIM gimana?", tanya wahyu setelah beberapa saat

"Diganti atika!"

"HAH!!!", wahyu dan arkan serentak kala mendengar ucapan putra.

Sang orang utan 'jenius' hanya mengangguk riang,"iya, atika yang akan gantiin Fathia".

"Siang ini kita latihan kan?", tanya wahyu menerka.

"Iya!", jawab putra mantap.

Arkan tersentak," Terus ngapain kita masih disini. Ayo ke kampus putri!", arkan langsung bangkit. Begitu pula wahyu.

Putra hanya mendengus.
"Katanya gak suka, gak cinta. Tapi giliran atika aja gercep. Dasar cowok gak peka!", oceh putra sendiri sambil bangkit berlalu.

***

Atika duduk termenung memegang buku jurnalnya. Siang ini mereka akan uji coba membahas mosi yang telah diberikan. Namun, atika tidak kebagian mosi karna ia baru bergabung kembali kemarin sore.

Atika tidak masuk kedalam kelas terlebih dahulu. Ia lebih memilih utuk duduk didepan kantor guru sambil menunggu dua seniornya yang masih mengadakan perkumpulan bersama wali kamarnya.

Ya, dia sendirian sebelum tiga sejoli itu datang. Atika dapat mendengar suara putra yang menyanyi tak jelas.

"Ku duduk disamping pak kusir yang sedang berker---"

"Ais, diem put! Suara anta bisa mencemari lingkungan tau", wahyu memyosor kepala putra hingga sedikit terhuyung.

Putra mendecak,"ck! Yang Selow dong ah!"

"Ana juga berhak unt---, eh ada atika. Sendirian aja"

Putra menggantung ocehannya ketika melihat atika duduk sendirian disepan kantor. Atika hanya mengangguk kecil.

Arkan yang melihat itu langsung berjalan mendahului putra yang sedari tadi berjalan paling depan.

"Yang lainnya kemana atika?",arkan mulai basa-basi.

"Masih perkumpulan dikamar"

Putra memutar bola matanya,"mulai deh carmuk nya!", sindir putra terang-terangan.

Arkan sadar sindiran itu tertuju kepadanya.
"Apaan sih,ana nanyak karna mau tau",sahut arkan agak kesal.

Putra hanya mengecutkan bibirnya," hm, bole la,bole la",sahutnya asal.

"Eh atika, congrats ya atas juara KSM nya", putra sumringah.

"Akhon tau loh soal atika yang ngasih Novel 'kodean' buat imam"

Atika mengerutkan keningnya, kemudian ia menunduk malu. Dengan perlahan atika mengangkat kembali pandangannya, sembari berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.

BainanaWhere stories live. Discover now