40. Study Tour

1.4K 89 83
                                    

Say Something - A Great Big World

Mencintai itu seperti menggengam pasir. Jangan terlalu erat, nanti akan perlahan menghilang.

Hari ini Karen bangun kesiangan. Tepat pada pukul 06.45 ia baru saja bangun. Padahal, pukul tujuh mereka semua harus berkumpul di lobby. Jika bukan karena Zara yang menariknya paksa agar terbangun, mungkin Karen akan telat atau mungkin ia tidak bisa ikut.

Hari ini semua siswa kelas XII pergi berkeliling Yogyakarta. Ada beberapa tempat yang akan mereka kunjungi. Dimulai dari Kali Biru, lalu ke Candi Borobudur, Candi Mendut, dan terakhir ke Museum Batik Yogyakarta. Seharian mereka akan menghabiskan waktu.

Setelah sampai di tempat tujuan, Arvino selalu saja berada di samping Karen. Tenang, mereka tidak hanya berdua saja. Afkar, Zara bahkan Arga ikut bergabung sejak turun dari bus. Mereka pergi ke mana-mana bersama. Makan, solat, keliling ke sana kemari dan berfoto selalu bersama layakannya sebuah persahabatan.

Karen tidak pernah menyangka jika akhirnya akan seperti ini. Arga dan dirinya yang berteman dekat. Arvino dan Arga yang awalnya bersaing kini berteman. Dan ... Zara bersama Arga yang tidak canggung seperti sahabat. Mereka berlima bahagia.

Satu persatu tempat telah mereka kunjungi, hingga tak terasa langit mulai berubah menjadi gelap. Kini mereka kembali ke hotel untuk beristirahat sesudah makan malam. Besok malam, mereka akan kembali pulang ke Jakarta. Pada siang harinya, para guru juga memberikan kesempatan kepada murid untuk berkeliling atau sekedar mencari oleh-oleh di sekitar hotel.

Sudah satu hari Karen lewati bersama Arvino. Bertambah kenangan dirinya bersama cowok itu. Waktu memang terasa cepat jika kita merasa bahagia dan waktu akan terasa lama jika kita merasa sedih. Jadi, haruskah Karen merasakan sedih dahulu, agar ia bisa lebih lama bersama Arvino?

"Ren," panggil Zara. Ia menyentuh pundak Karen. "Balik ke kamar, yuk. Lo udah setengah jam diem di sini sendirian."

Memang sudah setengah jam yang lalu Karen berdiri menatap kolam renang di hadapannya. Setelah makan malam, Karen langsung pergi seorang diri ke halaman samping hotel ini.

"Nanti, Ra."

"Lo belum kasih tahu Arvino?" Zara bertanya kepada Karen yang dibalas gelengan oleh sang sahabat. "Kenapa? Lo harus kasih tahu Arvino, Ren. Jangan sampai dia tahu dari orang kalau lo dapet beasiswa di Inggris. Jangan sampai lo pergi tiba-tiba tanpa ngasih tahu ke Arvino semuanya!"

Karen menoleh. Ia bisa melihat raut wajah Zara yang berubah tegas. Mata Karen memanas, ia tidak bermaksud seperti yang Zara ucapkan. Karen juga merasa sedih, ia bingung harus bagaimana. Ia juga tidak ingin kehilangan dan meninggalkan Arvino.

"Lo pikir gue mau tinggalin Arvino?" tanya dengan suara bergetar. Sesak yang Karen benci kembali hadir melukai hati.

"Gue nggak peduli! Pokoknya lo harus jelasin semuanya ke Arvino! Dia pacar lo, dia berhak tahu semuanya!"

Setelah mengatakan itu, Zara pergi meninggalkan sang sahabat. Karen menunduk tetapi beberapa saat kemudian ia merasakan ada seseorang di sampingnya. Orang itu menepuk bahu Karen dua kali berusaha memberi ketenangan kepada Karen.

"Gue tahu apa yang lo rasain, tapi Zara bener, Ren. Arvino harus tahu tentang lo, karena lo nggak lama lagi akan pergi meninggalkan Arvino."

Tanpa menoleh pun, Karen tahu siapa orangnya. Orang itu adalah Arga, Karen mengenali suaranya. Sama seperti Zara, Arga hendak pergi meninggalkan Karen. Ia memelihat Arvino yang berjalan ke arah mereka.

"Ada Arvino, gue tinggal, ya. Omongin baik-baik," ucap Arga sebelum ia pergi.

Arga berpapasan dengan Arvino, mereka bersalaman ala cowok. Setelah itu Arga pergi meninggalkan Arvino dan Karen, memberi waktu kepada Karen untuk bersama Arvino.

Stone Cold [COMPLETED] #watty2019Where stories live. Discover now