16. Kencan (gagal)

2K 126 20
                                    

Menurutmu apa yang lebih sakit. Menyanyangi orang yang tidak pernah menganggapmu ada atau menyanyangi orang yang menganggapmu ada tetapi berpura-pura menyanyangimu?

⛄⛄⛄

Arvino menatap dua orang di hadapannya bergantian. Kemarin Arvino berjanji akan menjemput Karen untuk mengajaknya ke bioskop setelah cewek itu menyutujui. Namun, ternyata saat Arvino datang, ia melihat Zara sedang berada di rumah Karen.

"Jadi gagal, nih, kita jalannya?" tanya Arvino kepada Karen yang masih sibuk mengunyah sarapannya.

"Lo maunya gimana?" Karen bertanya balik ke Arvino.

"Mau gue ... ya pasti jadi."

"Yaudah."

"Yaudah apa?"

"Yaudah jadi."

Wajah Arvino berubah menjadi semringah. "Serius?"

"Iya, Zara juga ikut."

Karen melihat perubahan raut wajah Arvino menjadi melas.

"Keberatan Zara ikut? Yaudah, nggak jadi," kata Karen sambil melirik Zara memberi kode agar cewek itu tetap diam.

"Eh, jangan dong," sergah Arvino cepat. "Oke sama Zara. Kita jalan bertiga."

Karen dengan susah payah menahan senyuman. Rencananya hampir berhasil. Tidak sia-sia ia menyuruh Zara untuk menginap di rumahnya.

"Oke, gue ganti baju dulu."

Karen menarik tangan Zara agar ikut masuk ke dalam kamarnya. Setelah sampai di kamar, Zara mulai memberi protesnya. Ia melepaskan tangan Karen dan menatap Karen dengan serius sambil berkacak pinggang.

"Ren, kenapa gue harus ikut lo berdua coba? Asli gue nggak apa-apa kalau lo pergi sama dia. Nggak usah bawa gue juga, yang ada gue jadi obat nyamuk di sana."

"Kalau gue bilang dia yang bakalan jadi obat nyamuknya, lo percaya nggak?"

"Maksud lo apa?" Zara menyipitkan matanya menatap Karen curiga saat melihat cewek itu tersenyum penuh arti. "Jangan bilang lo emang udah rencanain ini semua?"

Karen mengangkat bahunya. Ia menggati pakaian, begitu pun Zara. Setelah itu mereka berdua kembali ke ruang keluarga, melihat Arvino yang sedang berbincang bersama Misha.

"Arvino bawa pergi Karen dulu, ya, Tan?" Arvino pamit sambil menyalami Misha.

"Iya, hati-hati, ya."

Arvino hanya membalasnya dengan senyuman, kemudian berjalan ke luar rumah Karen lebih dulu.

Misha tersenyum saat Karen mencium tangannya. Ia mendekatkan diri untuk membisikkan sang anak. "Inget, balas dendam bukan cara terbaik. Baik-baik sama Arvino jangan inget kenangan buruk bareng dia."

Karen hanya mendengkus kasar.

"Tante, Zara pamit, ya. Makasih udah bolehin Zara nginep lagi semalem," ucap Zara sambil mencium punggung tangan Misha.

"Santai aja. Kan, udah biasa. Emang kamu mau langsung pulang?"

"Iya, Tante."

Setelah itu, mereka berdua menyusul Arvino. Karen duduk di samping kemudi—Arvino, sedangkan Zara duduk di belakang Karen. 

Setelah mobil keluar dari parkiran rumah Karen. Cewek itu mengambil ponselnya dari dalam tas. Ia mengetikkan sesuatu di sana. Tak lama ponsel Zara bergetar menampilkan pesan dari Karen. Zara mengerutkan dahinya heran.

Stone Cold [COMPLETED] #watty2019Where stories live. Discover now