14. Pernyataan Cinta Arga

2K 154 64
                                    

Kamu yang buat aku pergi. Namun, jika aku bilang aku tidak pernah pergi, apakah kamu percaya?

⛄⛄⛄

Dua bulan telah berlalu. Hari ini adalah hari terakhir UAS semester satu. Awan yang gelap dengan cuaca yang dingin membuat para murid dengan semangat untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka merasa bebas karena telah selesai mengerjakan soal ulangan selama satu minggu.

Arvino menghela napas. Waktu berjalan begitu cepat. Namun, dirinya masih belum juga bisa meluluhkan hati cewek yang ia sayangi.

Arvino yang melihat Arga sedang berjalan dari arah madding ke arahnya, langsung berdiri tegak menghalangi jalan Arga.

"Cuman mau ngingetin. Hari ini ulangan terakhir semester satu. Waktu lo hampir habis, tapi sayang, nggak ada pertanda kalau Karen notice lo."

Arga mencengkram kerah seragam Arvino sangat kencang. Ia mengepalkan sebelah tangannya kuat-kuat, menahan diri agar tidak menyerang Arvino di sekolah. Bisa-bisa reputasinya sebagai ketua OSIS bisa hancur. Tunggu, lebih tepatnya mantan ketua OSIS, karena beberapa waktu lalu ketua OSIS resmi diganti oleh adik kelas.

"Gue pasti bisa dapetin hati Karen, ingat itu!" Arga melepaskan cengkraman di kerah seragam Arvino dengan sedikit mendorongnya, sehingga tubuh Arvino membentur dinding sebelah.

Arvino hanya tersenyum sinis menatap Arga yang sudah berjalan pergi. Ia mengedarkan pandangannya saat merasa diperhatikan. Sepertinya kejadian tadi menyita perhatian para murid yang sedang berada di sana.

"Dia mau ngelakuin apa?" tanya Afkar

"Nggak tahu, kita liat aja gimana cara dia nembak Karen."

Arvino merangkul pundak Afkar agar berjalan bersama menyusul Arga yang sedang menuju kelas Karen. Hari ini adalah hari di mana Arga harus melakukan tantangan dari Arvino. Jika gagal, selamanya Arvino akan terbebas dari Arga. Bebas mendekati Karen tanpa gangguan cowok itu.

Entah mengapa kepercayaan diri Arvino meningkat hari ini. Ia sangat yakin jika cowok itu akan ditolak oleh Karen bagaimanapun cara Arga menembaknya.

⛄⛄⛄

"Parah itu soal ulangan atau kode doi, sih? Susah dipahami!" Zara memegang kepalanya yang terasa hampir pecah.

"Gue liat lo anteng-anteng aja ngerjain soal." Zara memutar badannya agar menghadap ke Karen. "Lo yang kelewatan pinter atau gue yang kelewatan bodoh?"

Karen terkekeh-kekeh. "Kalau gue jawab yang terakhir gimana?"

Zara mencubit lengan Karen kesal. "Anjir, lo!"

Yang dicubit hanya bisa tertawa kecil merasa puas mengerjai sahabatnya. Karen dan Zara masih berada di dalam kelas. Mereka baru saja menyelesaikan soal ulangan terakhir. Beberapa murid sudah keluar kelas untuk segera pulang ke rumah.

"Ren?"

Karen menoleh, melihat Arga yang sudah berada di hadapannya. Sebelah tangannya membawa bunga lily. Karen mengedarkan pandangan ke sekitar. Banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya dan Arga.

"Karen, mungkin lo udah tahu gimana perasaan gue ke lo. Gue juga udah tiga kali ungkapin perasaan ke lo, bahkan mungkin lebih dari tiga kali."

Arga melangkah maju mendekati Karen. Meraih tanggannya, menuntun cewek itu agar berdiri. Karen pun mengikutinya, ia berdiri dan segera melepas tangan Arga.

"Mungkin lo bosan sama gue yang masih aja deketin lo, tapi ini yang terakhir gue ungkapin ke lo."

Karen menatap Arga yang sedang menatapnya serius. Perasannya mulai tidak enak, dari raut wajah cowok itu saja Karen bisa menebak apa yang akan terjadi saat ini.

Stone Cold [COMPLETED] #watty2019Where stories live. Discover now