20. Maaf

1.9K 111 48
                                    

Saat sesuatu yang telah pergi datang kembali, ia tak akan bisa sama lagi.

⛄⛄⛄

Karen berjalan bulak-balik. Kakinya diketuk-ketukkan ke lantai sambil menggigit kuku jari. Sesekali ia melirik keluar jendela. Hujan mulai turun membasahi bumi dengan sangat deras. Semakin lama semakin deras bersamaan dengan suara angin yang bergemuruh.

Cewek itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat, melangkah masuk ke kamar. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara dari luar rumah.

"Karen!" panggil Arvino dari luar.

"Karen!" teriaknya. "Gue tahu lo ada di dalem! Please, keluar sebentar aja. Gue mau minta maaf sama lo. Gue benar-benar minta maaf, gue ngaku salah. Gue bakalan lakuin apa aja asalkan lo maafin gue, Ren!"

"Tolong maafin gue, suruh gue lakuin apapun asalkan jangan suruh gue pergi dari hidup lo. Itu nggak akan pernah gue lakuin, nggak akan!"

Karen mulai dilema. Tubuhnya berbalik akan menghampiri Arvino. Namun, baru selangkah, ia kembali berbalik untuk ke dalam kamar.

"Karen!" Suara itu terdengar kembali. "Gue nggak akan pulang sebelum lo mau keluar nemuin gue!"

Karen berdecak kesal. Ia melihat ke luar jendela, terlihat jelas Arvino masih berdiri di depan gerbang. Pakaian cowok itu basah kuyup.

Karen berpikir sesaat, hati dan pikiran semakin memengaruhi dirinya. Hati mengatakan ini dan pikiran mengatakan itu. Karen semakin bingung dibuatnya. Sekali lagi Karen melihat ke luar jendela. Dengan cepat, Karen mengambil payung di dekat pintu masuk rumahnya. Ia ke luar menemui Arvino.

Karen mengulurkan payung ke atas kepala Arvino. Cowok itu tersenyum saat melihat Karen. Senyuman yang sudah lama tidak dilihatnya. Wajah Arvino terlihat sangat pucat dengan bibirnya yang berwarna kebiruan.

"Ren," panggil Arvino lirih, suaranya lemah dan pelan.

Tiba-tiba tubuh Arvino terjatuh begitu saja. Karen yang terkejut langsung berteriak meminta tolong. Untung saja supir rumah Karen sedang berada di rumah. Supir tersebut membantu Karen mengangkat tubuh Arvino masuk ke dalam rumah.

"Pak, boleh minta tolong?"

"Tolong apa, Neng?" balas supir yang bernama pak Joko.

"Pak Joko ada kaos sama celana nggak? Tolong pinjemin buat Arvino dan tolong gantiin sama Bapak, ya, bajunya," ucap Karen sedikit ragu.

"Iya, Neng, sebentar saya ambil bajunya dulu."

Pak Joko pergi ke kamarnya. Beliau memang terkadang menginap bersama istrinya, Bi Rina, yang kebetulan menjadi asisten rumah tangga di rumah Karen. Namun, hari ini Bi Rina tidak berada di rumah Karen karena anaknya yang sedang sakit.

Karen melihat Arvino yang berbaring di kasurnya. Wajah cowok itu putih pucat. Karen maju mendekat, mengulurkan tangan, meraih tangan Arvino yang menggantung di tepi kasur. Ia membulatkan mata ketika merasakan tangan Arvino yang panas. Segera Karen menempelkan punggung tangan kanannya ke dahi Arvino.

"Astagfirullah!" seru Karen ketika mendapati suhu tubuh Arvino yang terbilang cukup panas.

Karen mengambil baju di dalam lemarinya dan handuk baru untuk Arvino.

"Pak, ini handuk buat dia. Tolong ganti bajunya, ya," ucap Karen saat melihat Pak Joko masuk ke dalam kamarnya.

"Baik, Neng."

Karen mengangguk. Ia keluar kamar untuk mengganti baju di kamar mandi. Setelah itu menyiapkan air dan handuk kecil untuk kompresan. Karen segera masuk ke dalam kamarnya ketika Pak Joko sudah keluar kamar Karen.

Stone Cold [COMPLETED] #watty2019Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα