35. Sweet Arvino

1.7K 106 38
                                    

Dari Mata - Jaz

Marahmu adalah ujian bagiku.

⛄⛄⛄

Belajar di saat suasana hati sedang tidak baik akankah fokus? Mungkin sebagian besar dari kalian akan tidak fokus. Dan itu berlaku juga untuk Karen. Ia menutup bukunya dengan sedikit membanting. Beberapa kali cewek itu menarik napas dan membuangnya kasar.

Perasaan Karen tak menentu. Sebagian hatinya merasa kesal kepada Arvino karena tidak menepati janji. Namun, cewek bermata cokelat itu merasa bersalah karena telah hampir memukul Arvino dengan stik golf.

"Galau, kan, gue!" Karen mendesis.

Tuuk!

Karen mengerutkan keningnya, suara apa itu?

Tuuk!

Suara itu lagi, seperinya itu suara batu yang dilemparkan ke arah jendela kamar Karen. Cewek itu berdiri, menyibak gorden pastelnya. Karen menautkan alis ketika melihat ada Arvino di bawah sana. Cowok itu memegang balon dan kertas dengan tulisan maaf, Karenku.

Arvino melepas tali pada dua balon yang berwarna pink dan merah sehingga kedua balon tersebut terbang ke atas. Di tali balon tersebut ada sebuah tulisan. Maaf, maaf, maaf. Arvino sayang Karen.

Karen tersenyum dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Ia menutup gorden kembali, lalu berlari keluar kamar untuk menemui Arvino di luar sana. Karen akan memaafkan dan juga meminta maaf karena telah marah-marah kepada Arvino.

Arvino tersenyum melihat Karen, cewek itu berdiri di hadapannya. Mata cokelat dingin Karen berkaca-kaca walau bibirnya tersenyum.

"Maaf," ucap Arvino dengan tulus, senyumannya masih bertahan. "Maaf udah buat kamu nunggu, maaf udah buat kamu marah sama aku."

Karen mecubit pinggang Arvino. "Sok romantis!" Ia tertawa, tetapi air matanya jatuh begitu saja.

Arvino ikut tertawa. "Kok, nyubit, sih? Sakit tahu!"

"Bodo! Sok romantis, nyebelin!"

"Tapi sayang, kan?" Arvino menggoda Karen. Ia menangkup wajah kekasihnya itu. "Maafin enggak?"

Karen mengangguk dengan air mata yang masih membanjiri pipinya.

"Tahu nggak kenapa warna balonnya merah dan pink?"

Karen menjawab dengan gelengan.

"Karena warna merah mempunyai arti cinta dan warna pink mempunyai arti kasih sayang. Jadi artinya aku cinta dan sayang sama kamu."

Karen tertawa kecil sambil mengusap air matanya. "Sebel! Kenapa sok romantis?"

Arvino lagi-lagi tertawa. "Jangan marah lagi, ya?"

Suara Arvino terdengar sangat lembut, membuat hati Karen menghangat. Namun, entah mengapa air mata Karen justru lebih deras keluar.

"Kok, nangis lagi?"

"Maaf, Vino. Maaf udah marah-marah."

"Kamu nggak salah, aku yang salah udah telat dan buat kamu nunggu lama. Maaf sayang."

Karen mengangguk. Arvino kembali menangkup wajah Karen dengan kedua tangannya. "Jangan nangis lagi, udah aku hapus air matanya."

Karen mengangguk sambil tersenyum tipis. Senyuman yang membuat Arvino tersenyum lega.

"Kenapa senyum-senyum liatin aku?" Arvino bertanya melihat Karen yang terus tersenyum kecil sambil menatap dirinya. "Kangen sama aku, ya? Sampe kamu dandan sepuluh menit sebelum jam empat. Kamu udah mulai genit sekarang sama aku?" Arvino melihat wajah Karen menekuk dengan tatapan tajamnya.

Stone Cold [COMPLETED] #watty2019Where stories live. Discover now