BAB 38

4.6K 241 35
                                    

Buat temen-temen, maaf nih updatenya lama😁. Karena udah mulai masuk sekolah dan tugas satu persatu muncul, aku jadi jarang punya waktu luang. Doain aja y semoga masih bisa nerusin cerita ini.

Happy reading.

.

.

"Kalian ceritain dong gimana bisa ketemu?" pertanyaan Friska itu membuat Arga dan Diva menoleh bersamaan.

Kediaman Diva dan Julian malam hari ini sudah ramai dengan sanak saudara. Pasalnya hari ini akan dilaksanakan acara lamaran dan pertemuan masing-masing keluarga. Senyum manis tidak pernah luput dari wajah Diva. Begitu pula dengan Arga.

Lelaki itu seakan lupa dengan segelintir masalah yang pernah hadir di hidupnya. Malam ini, Diva terlihat sangat cantik dengan gaun panjang berlengan warna biru tua. Menambah kesan dewasa gadis itu.

"Ekhm.." Diva berdehem lalu melirik Arga. "Arga aja yang cerita!"

"Yaudah ayo Ar, cerita! Mama penasaran."

Sebelum bercerita, Arga menarik napasnya dulu. Agar dia bisa bercerita dengan lancar di hadapan banyak orang disini.

"Jadi.. aku sama Diva udah ketemu waktu di junior high school. Awalnya dikenalin sama Julian. Ya akhirnya kita akrab." papar Arga dengan singkat.

"Ah denger cerita dari kamu mah ngebosenin." ucap Friska. "Kamu aja yang cerita, Div!"

Diva terkekeh. "Waktu itu tepatnya kelas satu SMP, tante. Pas langsung dikenalin, aku seneng banget. Apalagi tau kalau Arga itu orang Indo juga. Makin seneng lagi deh."

"Trus-trus?" tanya Friska.

"Trus mulai dari situ aku minta nomor Arga dari Julian. Tiap malem SMS-an terus. Untungnya dijawab."

"Oh ya, katanya kamu sama Arga sempet pacaran ya sebelum Arga pulang ke sini lagi?" pertanyaan Friska itu membuat Arga berdecak kesal.

"Ma, malu ah."

"Ih malu-malu. Malu apanya? Seru tau cerita kamu sama Diva. Harusnya ya mama nggak usah ngejodohin kamu sama dia. Biar hubungan kalian masih ada sampai sekarang."

Arga mengusap wajahnya karena ibunya mencoba membahas masalah perjodohannya dengan Oliv lagi.

"Iya. Aku sampai sekarang masih jadi pacar Arga kok. Karna belum ada yang ngucap kata putus." Diva melirik Arga sebentar.

"Tapi aku seneng kok karena selama ini perjuangan aku membuahkan hasil." Diva tersenyum sambil menatap Arga yang kini juga sedang tersenyum.

"Sekarang udah nggak ada lagi yang bisa misahin aku sama Arga."

Friska mengusap pundak Diva dengan penuh kasih sayang. "Tante beruntung bisa ketemu kamu."

"Yaudah, Kak. Kita lanjutin aja acaranya." tutur Jack, adik Friska, sambil menyiapkan barang-barang bawaan keluarganya sebagai seserahan kepada sang mempelai wanita.

Semua orang berdiri. Acara yang dihadiri lebih dari seratus orang itu sudah mencapai puncaknya. Saat ini Arga tengah memegang tangan Diva dan disaksikan oleh seluruh orang yang hadir. Friska sudah tidak dapat menahan tangisnya karena haru.

***


"Arga!" panggilan seseorang itu membuat Arga menoleh seketika.

"Ngapain ngelamun di sini?" tanya Diva yang tengah memegang lengan Arga.

"Enggak."

Diva menatap Arga dengan miris. "Lo kangen Oliv ya? Ngaku, Ar!"

"Enggak. Udahlah lo masuk aja ke dalem. Gue masih mau cari angin." ucap Arga seraya mengambil bungkus rokok dari dalam saku celananya.

OpportunityUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum