BAB 5

8K 394 110
                                    

Di tengah keramaian jalanan kota. Ada satu orang yang kini sedang tersenyum bahagia. Dia sedang memandang keadaan yang ada di depannya dengan takjub seakan tidak percaya dengan semua ini.

"Lo serius ngajak gue kesini?" Oliv bertanya seakan tidak percaya.

Arga mengangguk. Lalu, laki-laki itu menaruh sepeda Oliv di tempat parkir.

Sungguh, Oliv tidak menyangka kalau Arga akan membawanya ke tempat seperti ini. Tidak ada dalam kamusnya bahwa Arga menyukai tempat seperti ini.

"Kok lo bisa tau ada festival kota hari ini?"

"Gue liat di koran tadi pagi."

"Ooh.." Oliv mengangguk.

Tanpa menunggu waktu lama, Oliv berlari menembus keramaian tempat itu. Arga pun ikut menyusul langkah Oliv. Laki-laki itu kesal karena Oliv berlari tanpa persetujuan darinya.

"Oliv.. heh, cewek gila.." Arga kesusahan menyusul langkah kaki Oliv.

Gadis itu berlarian membelah keramaian. Oliv yang melihat ada banyak makanan di dalam festival itu langsung menghampiri salah satu stand makanan favoritnya. Yaitu kerak telor.

Oliv berjalan menghampiri penjual kerak telor tersebut.

"Saya pesen satu kerak telor ya.." ujar gadis itu. Oliv langsung duduk di kursi panjang.

Tidak beberapa lama setelah itu, Arga mengikuti Oliv untuk duduk di kursi tersebut. Laki-laki itu memandang wajah Oliv yang tengah tersenyum senang mengamati setiap orang yang lalu lalang di hadapannya.

"Lo seneng?" Arga bertanya, masih dengan nada dinginnya.

Oliv melirik Arga. Sebenarnya, Oliv ingin tau apakah ada kesungguhan di mata Arga saat bertanya hal itu. Namun, yang dia dapati hanya wajah datar laki-laki itu.

Langsung saja, Oliv memberi respon dengan menggeleng cepat.

"Enggak."

Mendengar jawaban dari Oliv Arga menjadi kesal. "Bohong."

"Kalo ada lo disini. Gue jadi nggak seneng."

Arga yang mendengar hal itu memberi Oliv satu pukulan pelan tepat di atas kepalanya.

"Bukannya bilang makasih ke gue." ujar Arga.

Oliv mendelik. "Buat apa?"

"Gue yang udah ngajak lo ke sini.."

"Lo nya aja nggak ikhlas. Ngapain juga gue bilang terimakasih."

Ucapan Oliv itu langsung dihadiahi beribu cubitan dari Arga. Gadis itu tertawa karena merasa geli. Oliv terdiam sebentar. Gadis itu merasakan ada hal yang berbeda dari biasanya.

Oliv menatap wajah Arga. Dia sungguh takjub mengenai sikap dan perilaku laki-laki itu hari ini. Arga jadi agak lembut ketimbang semalam. Oliv tidak tau pasti, ada angin apa sampai laki-laki itu tidak lagi bersikap dingin padanya.

"Jangan liatin gue terus.. Nanti malah suka."

Oliv tersadar dari lamunannya dan langsung memukul lengan Arga.

"Itu nggak akan terjadi." sela Oliv.

Arga memasang tampang kecewanya yang dibuat-buat sampai Oliv jadi tertawa. Karena menurutnya, Arga sangat tidak cocok seperti itu.

"Neng, ini pesanannya udah jadi.." ujar si bapak penjual kerak telor tersebut.

Oliv buru-buru mengambil piring yang berisi satu porsi kerak telor itu ke atas pangkuannya. "Makasih ya, Pak."

OpportunityWhere stories live. Discover now