BAB 7

6.2K 302 74
                                    

Hai semua...

Maaf nih Opportunity baru update lagi. Soalnya author sibuk ngerjain tugas sekolah yang bejibun😂

Dan buat kalian yang masih baca cerita ini, aku ucapin banyak-banyak terimakasih. Terutama buat yang udah nge-vote dan comment.. makasihhhh bangeeettt

Okee... buat kalian..

Happy reading😊😊

***

"Rencana apalagi yang lo buat untuk cewek lo?" tanya Julian.

Arga tersenyum sinis. "Ada banyak rencana di otak gue. Santai aja."

"Lo bener-bener gila.. lo nggak sadar.. kalau lo itu udah kaya dapet undian, Ar.. Oliv itu cakep, putih, idaman, dan dia baik banget. Sekarang lo masih mikir buat jatuhin dia di depan semua orang?" ujar Marcel.

"Heh, lo mending diem aja.. beli makan sana di kantin! Gue tau lo kelaperan." komentar Julian.

"Sialan lo."

Julian hanya mampu menggelengkan kepalanya. "Marcel..Marcel.."

"Kita itu terlahir dari keluarga terpandang.. jangan lo rusak harga diri lo dengan deketin cewek rendahan macem Oliv sama Kyara.." lanjut laki-laki itu.

Marcel tersenyum sinis. "Menurut lo mereka rendahan. Tapi bagi gue nggak.."

"Udahlah, lupain Kyara.. dia juga selalu nolak lo.. buat apa dikejar, man?"

Marcel tidak menjawab ucapan Julian. Dia sendiri sudah sangat jengkel dengan sifat kedua temannya itu. Mereka yang selalu memandang rendah orang lain.

Arga memajukan kursinya. Saat ini, mereka bertiga sedang berada di perpustakaan. Mereka sengaja, memilih tempat itu karena selain sepi dan dingin, disana juga tidak akan ada yang bisa mendengar rencana mereka selanjutnya.

"Pokoknya, saat waktunya tiba. Gue bakalan buat Oliv nyatain perasaannya di depan semua orang.. gue pengen, semua perkataannya itu berbalik." gumam Arga seraya menerawang ke arah depan.

"Lo tenang aja, Ar.. gue akan selalu ada di belakang lo." ujar Julian.

"Lo ikut nggak?" tanya Julian pada Marcel.

Laki-laki itu menoleh. Namun, wajahnya terlihat agak sebal. "Apaan?"

"Pake nanya."

"Oh.." Marcel menganggukkan kepalanya. "Lo berdua mau ngajak gue ke kantin! Hayu atuh.."

Marcel langsung berdiri dari tempat duduknya. Melihat hal itu, Julian langsung melayangkan tatapan tajam ke arahnya.

"Sinting."

"Julian.." panggil Marcel dengan lembut. "Jangan pura-pura bego."

"Apaan sih."

"Masa lo lupa??"

"Tau ah.." Julian memilih untuk pergi daripada berdebat dengan Marcel yang tidak ada ujungnya.

"Eh..eh.. mau kemana, Mas? Utang kamu belum dibayar loh.. malu sama kucing bunting yang suka kamu kasih makan.." ucapan Marcel sengaja dimiripi suara ibu kantin yang sedang menagih hutang.

Mendengar hal itu, langkah Julian berhenti. "Emang gila, lo."

"Jangan khianati persahabatan kita gara-gara utang loh, Julian.. janji lo mau traktir gue makan di kantin, mana?"

"Berisik." Julian mengambil beberapa lembar uang di dompetnya.

"Tuh.. ambil sana!" Julian melemparkan tiga lembar uang berwarna merah itu tepat ke depan wajahnya.

OpportunityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang