BAB 36

4.8K 241 21
                                    

Happy reading💕

.

.

Seminggu semenjak pesta kelulusan, Arga tidak keluar selama berhari-hari. Kerjaannya hanya main HP dan terkadang dia mampir ke ruang musik untuk sekedar menghibur diri.

Hubungannya dengan Oliv sudah berakhir. Dan bukannya senang, Arga malah jadi seperti ini. Tidak nafsu makan, kadang melamun di teras depan, dan melihat-lihat foto-foto di ponselnya yang sempat diambil ketika masih bersama gadis itu dulu.

Seperti sekarang, Arga sedang melihat instagram milik Oliv. Bisa dibilang kali ini Arga seperti seorang stalker. Mengecek postingan, melihat-lihat siapa saja yang Oliv ikuti sampai nge-stalk instagram milik Kyara juga untuk memastikan apa yang sedang dilakukan oleh Oliv.

Tapi Arga hanya menemukan satu foto baru yang diposting dua hari yang lalu. Itu pun hanya foto sebuah surat berwarna ungu muda yang ditaruh di atas buku.

"Yah! Geblek ke like lagi." Arga memukul-mukul kepalanya karena sudah bertindak bodoh. Kalau begini, ketauan deh kalau dia lagi jadi stalker dadakan.

"Ah, bego, bego, bego."

Arga meremas rambutnya sendiri. Dia sangat malu dengan sikapnya. Selama ini, Arga tidak pernah menyukai postingan Oliv. Mau ditaruh dimana muka Arga kalau tiba-tiba Oliv mengirim pesan padanya lewat line atau pesan biasa perihal kelakuannya barusan.

"Bego banget sih lo, Ar!" Arga memaki dirinya sendiri. "Sekolah bertahun-tahun di London, urusan beginian aja nggak bisa."

Dengan segenap perasaannya yang kesal, Arga melempar ponselnya ke atas kasur dan berbaring sambil menutupi wajahnya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. Ini soal surat yang ada di postingan gadis itu.

Arga mencoba berpikir keras dan begitu dia ingat kalau Oliv pernah memberinya surat itu, Arga langsung berlari ke arah meja belajar. Surat itu Arga taruh di dalam laci meja belajarnya. Ketika surat itu sudah berada dalam genggamannya, Arga buru-buru membaca tulisan yang berada di depan amplop.

Bacanya jangan sekarang! Pas malem pesta kelulusan, lo baru boleh buka.

Arga ingat ketika dia menemukan kantong kresek transparan di pintu lokernya satu minggu yang lalu. Niatnya dia ingin baca saat itu juga tapi Friska terus menghubungi Arga agar cepat berangkat ke hotel untuk persiapan perayaan kelulusan.

Bahkan dia sampai lupa kalau Oliv pernah memberinya surat. Seminggu terakhir ini kerjaannya hanya murung seperti orang yang sedang berkabung.

Tanpa menunggu waktu lama, Arga membuka suratnya. Yang pertama Arga lihat adalah gambar dua buah cherry merah di pojok kanan atas dan nama pengirimnya yang tertera di bawah gambar tersebut.

 Yang pertama Arga lihat adalah gambar dua buah cherry merah di pojok kanan atas dan nama pengirimnya yang tertera di bawah gambar tersebut

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


Laki-laki itu mulai larut dalam
setiap kata yang tertulis di sana. Kadang keningnya berkerut. Kadang juga Arga tersenyum lebar.

OpportunityDove le storie prendono vita. Scoprilo ora