BAB 9

5.6K 287 66
                                    

Buat yang selalu nunggu Opportunity.
Aku ucapin makasih banyak😁

Happy reading😊

.

.

Acara pun sudah dimulai. Oliv hanya mampu melihat dan mendengarkan kata sambutan dari tempatnya duduk. Dia tidak bisa mendampingi ibu dan ayahnya yang sudah ada di atas podium bersama keluarga Mahadri.

Betapa senangnya hati Oliv ketika melihat senyum bahagia terukir di wajah kedua orang tuanya. Hari ini juga, peresmian kerja sama perusahaan ayahnya dan Om Mahadri akan diselenggarakan. Namun, terkadang Oliv juga sedih karena kerjasama ini hanya berlangsung selama lima bulan ke depan saja.

Itu semua karena perjanjian antara dirinya dengan Arga. Mau bagaimana lagi. Oliv tidak bisa menolak. Daripada perusahaan ayahnya bangkrut. Oliv memilih jalan apapun asalkan dia bisa sedikit demi sedikit membantu kesulitan kedua orang tuanya.

Acara sambutan telah selesai dan kini telah masuk acara santai. Makanan dan minuman tengah didorong oleh beberapa pelayan disana. Oliv bisa mencium bau harum menguar di sekitarnya. Kalau sudah mencium harum makanan, Oliv tidak sabar ingin mencicipi semua makanan yang ada. Mumpung gratis.

Gadis itu berupaya berdiri dengan pelan. Berjalan mendekati meja-meja yang di atasnya sudah disajikan berbagai makanan dan menu yang khas. Sementara itu, ada yang lebih memilih untuk berdansa karena alunan musik yang diputar sangat cocok untuk berdansa.

"Oke semuanya... kini waktunya menari dan mengisi perut kalian.. bagi yang punya pasangan, dipersilakan untuk menikmati momen romantis ini bersama pasangan kalian. Dan jika tidak punya pasangan, lebih baik mengisi perut kalian daripada harus menahan baper melihat keromantisan para pasangan yang menari."

Mendengar suara dari sang pembawa acara, Oliv tersenyum kecut. Entah apa statusnya kini. Dia adalah tunangan seseorang, tapi sekarang rasanya seperti seorang jomblo.

Arga sampai saat ini belum menampakkan dirinya. Entah kemana perginya laki-laki itu. Ruangan yang semula terang benderang kini cahayanya agak redup karena sesi berdansa yang membuat Oliv agak kesulitan berjalan dan menemukan ibu dan ayahnya.

"Oliv!" pekik seseorang dari arah belakangnya.

Oliv menoleh dan mendapati ibunya yang tengah tersenyum ke arahnya. "Ibu?"

"Kamu ngapain disini? Berdiri sendirian sambil bengong gitu. Ngapain sih?" Rita yang sejak tadi mencari Oliv dengan kaget menemukan anaknya yang sedang melamun.

"Nggak Bu. Oliv tadinya mau makan."

Rita langsung menarik tangan Oliv. "Yaudah makan sekarang! Kamu malah bengong disitu. Kapan lagi kita bisa makan makanan khas restoran kaya gini, Liv.."

"Ih Ibu.. jangan norak ah.. Oliv nggak suka."

"Apa yang norak? Ini namanya peluang. Udah buruan kamu makan!" Rita sudah berjalan lebih dulu menuju meja sajian.

Sementara Oliv, gadis itu masih mencari keberadaan Arga. Bukan apa-apa, Oliv hanya ingin tau mengapa Arga tidak keliatan lagi sejak dia beranjak pergi meninggalkan Oliv. Oliv juga penasaran karena Friska dan Mahadri tidak didampingi oleh Arga di atas podium barusan.

Dan tepat saat berbalik, matanya saat itu juga menangkap sosok laki-laki itu. Meski sekarang keadaan agak gelap, namun mata Oliv masih bisa melihat dengan jelas kalau Arga sedang berdiri di tengah keramaian orang yang sedang menari.

Oliv langsung saja menghampiri laki-laki itu. Tapi belum juga sampai disana, tubuh Oliv berhenti bergerak. Dia terpaku menatap apa yang dilihat di depannya.

OpportunityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang