BAB 14

4.8K 230 41
                                    

Happy reading💕

.

.

.

Siang hari yang terik ini, Oliv harus rela menghabiskan waktu liburnya untuk membagikan donasi buku kepada anak-anak jalanan. Mulai dari panti asuhan hingga ke tempat tinggal mereka yang terletak di kolong jembatan.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Rasa letih sudah dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam mobil tersebut.

Acara amal ini diikuti oleh Oliv, Reka, Taufik, Kyara, dan.... Marcel.

Entah ada angin apa, laki-laki itu mau mengikuti acara amal tersebut. Mungkin, salah satu alasannya adalah karena ada Kyara disana.

"Hh.. panas banget gila." keluh Marcel sambil mengibaskan tangannya.

"Lagian suruh siapa ikut?" Kyara melirik Marcel dengan tatapan tidak suka.

"Ye... kan gue mau beramal. Masa nggak boleh."

"Risih tau nggak? Daritadi kerjaan lo ngeluh mulu."

"Kyara... udah deh diem aja. Lo pasti nervous kan ada di deket gue? Iya, kan?" Marcel mengedipkan sebelah matanya.

"Ih jijik gue!" Kyara lebih memilih untuk menatap jalanan di luar.

Suara bising klakson mobil dan motor akibat jalanan macet membuat siapapun menjadi tidak nyaman. Oliv sendiri daritadi terus mengeluh kepada Reka dan teman-temannya.

Pasalnya, dia belum juga makan siang. Rasa lapar dicampur rasa lelah membuat semangat Oliv surut untuk mengikuti acara amal ini sampai selesai.

"Taufik!" ucap Oliv kepada laki-laki itu.

Sang ketua OSIS itu pun menoleh. "Kenapa, Liv?"

"Abis ini kita kemana lagi?"

"Bentar! Gue cek schedulenya dulu." Taufik terlihat sedang membuka catatan agenda hari ini.

"Em... kayaknya kita bakal ke lampu merah deket jembatan tua. Tepatnya sebelah restoran brown." jawab Taufik.

Oliv menyenderkan kepalanya pada kursi mobil.

"Lo serius mau ke sana?" tanya Reka secara tiba-tiba.

"Lah emangnya kenapa? Bukannya disana ada banyak banget ya anak-anak jalanan yang putus sekolah." Taufik menjawab dengan tenang.

"Lo nggak ngecek dulu apa kalau disana tuh sarang preman juga."

"Yaelah, santai aja kali. Ada Marcel nih disini!" ucap Marcel sambil menepuk dadanya sendiri.

"Lo emang bisa apa, hah?" Kyara melirik Marcel.

Laki-laki itu tersenyum. "Lo nggak tau aja. Gue mantan atlet pencak silat. Jangan salah loh."

Kyara yang mendengar hal itu hanya mampu menggeleng pelan. "Dasar sinting lo ya!"

"Lo mau liat jurus-jurus menghadapi penjahat? Nih biar gue tunjukin ke lo."

OpportunityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang