BAB 41

4.6K 271 27
                                    

Halloo apa kabarnya?
Masih ada yang nunggu Opportunity? Atau masih ada yg kangen sama Oliv?

Oiya, mau ngasih tau aja. Kemungkinan, aku bakal update lebih sering. Karena, bentar lagi cerita ini menuju ending. Yeaayy..

Selamat membaca😁

.

.

Setelah selesai mengisi perut, Arga dan Marcel beranjak pergi dari restoran tersebut. Sejak tadi, Arga sudah mengabaikan panggilan telepon dari Friska sebanyak lima kali. Untuk saat ini Arga tidak mau berbicara dengan ibunya apalagi untuk berdebat masalah pernikahannya yang akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi.

Mereka berjalan keluar menuju Read street dan langsung menuju hotel tempat mereka beristirahat. Arga melirik Marcel sejenak yang tengah melakukan video call dengan Kyara di Indonesia.

Saat melihat Marcel, Arga jadi ingin merasakan adanya keluarga yang sempurna. Tanpa adanya beban dan tuntutan. Semua berjalan sesuai keinginan.

"Kya, aku mau liat baby Afa." Marcel terus merengek ketika tau anaknya sedang tertidur di dalam box bayi.

"Afanya kecapekan ayah. Baru aja tidur. Oh iya, jangan lupa loh pesenan aku, Cel."

"Pesenan? Pesenan yang mana ya? Nggak inget aku."

"Yee.. pura-pura lupa. Mau dikunciin dari dalem pas pulang, hah?"

"Ya ampun. Galak amat. Iya-iya, nanti kalau ada rezeki aku beliin kamu gelang sama baju."

"Nggak usah yang mahal juga nggak papa. Yang penting ada oleh-olehnya."

"Iya, sayang. Nanti ya aku beliin. Kamu bilang dong sama bos aku! Suruh dia naikin gajinya lagi! Supaya kita bisa cepet beli rumah."

Arga yang mendengar hal itu langsung mengambil alih ponsel milik Marcel. Dengan rasa kesal yang memenuhi dadanya, Arga bertekad akan memberi tau kelakuan Marcel di belakang Kyara.

"Suami lo bilang apa? Naikin gaji?" tanya Arga dengan nada suara yang tinggi.

"Iya. Hehehe.. tambah dua kali lipat lagi dong. Gue doain lo tambah ganteng deh."

"Gue emang ganteng dari lahir."

"Masa? Kalo ganteng kok Oliv bisa ninggalin lo?"

Arga terdiam sebentar. Namun dia langsung menggelengkan kepalanya.

"Nih! Lo dengerin omongan gue! Gimana mau gaji naik, si Marcel aja kerjaannya main cewek disini--"

Mendengar Arga bicara seperti itu pada istrinya, Marcel langsung merebut ponselnya kembali. Lelaki itu seperti kebakaran jenggot karena Arga sudah mengada-ngada.

"Bener kamu kaya gitu?"

"Sayang.. nggak gitu. Arga bohong."

"Dasar buaya buntung. Udah punya anak, muka bewokan, masih aja genit sama cewek."

"Bukan gitu, Kyara.. aku niatnya mau jodohin Ar---"

OpportunityWhere stories live. Discover now