BAB 16

4.9K 231 30
                                    

Buat yg lagi melaksanakan UN untuk tingkat SMA.. semangat💪💪

Hehehe... semoga kalian diberi kemudahan dalam mengerjakan soal. Dan tentunya hasilnya memuaskan dan sesuai harapan nanti. Amin

Okelah

Happy reading💕

.

.

Semilir Angin malam saat ini mampu menerbangkan rambut hitam panjang sang gadis. Matanya masih menatap rembulan di atas sana yang masih bersinar terang menyinari bumi.

"Kalau nggak ada bulan, bumi pasti kegelapan. Padahal bumi nggak ngasih apapun ke bulan. Dia tetep mancarin cahayanya saat malem. Kenyataanya kan sumber cahaya di bumi itu matahari. Bukan bulan." ucap sang gadis.

"Dia tetep ngelakuin tugasnya tanpa iri sama matahari yang jadi cahaya utama di bumi."

"Lo bener." ucapan seseorang dari balik tubuhnya.

Gadis cantik itu pun menyunggingkan senyumnya di hadapan sang Kakak. "Lo, Kak? Belum tidur?"

Julian lalu mengusap kepala adiknya itu dengan lembut. "Malem ini dingin banget, ya. Kayaknya mau hujan."

"Jangan dong! Gue nggak bisa tidur kalau denger suara hujan."

Julian sempat terkekeh. "Lo masih aja sama."

Gadis yang biasa disapa Diva itu pun ikut tertawa. Matanya kini kembali menatap langit malam yang agak mendung.

"Gimana sama sekolah lo? Aman-aman aja, kan?" tanya Julian.

Diva mengangguk. "Karna bantuan lo. Semuanya baik-baik aja. Thanks for everything, my lovely brother."

Julian menatap mata adiknya dengan tatapan penuh harap. "Lo jaga kepercayaan gue bahwa lo bisa naklukin Arga."

"Tapi sampai kapan gue harus sembunyi kayak gini? Gue masih belum bisa liat wajahnya Arga meskipun kita udah satu sekolah sekarang!"

"Lo harus sabar! Apa yang kita lakuin sekarang ini, akan ada balasannya nanti. Semuanya akan berjalan mulus nantinya. Lo percayain semua sama Kakak lo yang ganteng ini." ucap Julian.

Diva mendorong pelan bahu Kakaknya itu. "Iya.. gue percaya."

Mendengar hal itu, Julian tersenyum senang. Semua akan berjalan sesuai dengan rencananya.

***

Di tempat lain, saat itu Arga tengah membuat dua cangkir milkshake panas untuk diminum. Dengan kemahirannya yang bisa dibilang cukup baik dalam urusan minuman. Arga yakin gadis yang kini tengah duduk di ruang tengah rumahnya akan terkesima dengan milkshake panas buatannya.

"Udah belum bikinnya? Lama banget, keburu pelanggan pada kabur."

Perkataan itu membuat Arga jadi senyum sendiri. "Iya. Tunggu aja! Bawel banget lo?!"

"Ini bukan masalah bawel. Tapi masalah perut gue yang udah keroncongan dan nggak bisa diajak kompromi lagi, Arga."

"Berisik lo! Udah kaya emak-emak komplek lagi beli sayuran." ejek Arga pada Oliv.

"Ish!! Nyebelin."

Gadis itu kini kembali lagi dengan aktivitas rutinnya setiap malam. Yaitu mengerjakan tugas rumah laki-laki itu. Untung malam ini hanya ada dua pekerjaan rumah. Jadinya Oliv tidak akan begadang seperti dulu lagi.

OpportunityWhere stories live. Discover now