BAB 35

4.3K 233 21
                                    

Di tengah angin malam yang sedang berhembus dengan kencang, Arga memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya sudah kacau ke sana ke mari. Dia takut Oliv berbuat sesuatu yang mengancam keselamatannya atau yang lebih buruk dari itu. Oliv akan bunuh diri.

Dia tidak menyangka jika mamanya akan berbuat senekat ini. Dengan mempermalukan Oliv di hadapan seluruh rekan kerja ayahnya. Arga bisa merasakan perasaan malu yang saat ini menghinggapi diri Oliv.

Setelah mobilnya terparkir sempurna di depan kelab yang pernah dia kunjungi, Arga langsung mengunci mobilnya dan berlari masuk ke dalam. Suasana sangat ramai. Suara musik yang dipandu oleh seorang DJ itu mengalun keras hingga membuat telinganya panas. Selain itu bau alkohol yang menyengat mampu menusuk indra penciuman laki-laki itu.

Matanya mengitari kelab tersebut. Tak jarang Arga didekati oleh gadis-gadis berpakaian mini yang menggerayangi tubuhnya. Arga hanya menatap mereka dengan jijik.

Hingga pada akhirnya ada seseorang yang melambaikan tangan pada Arga. Dia sudah yakin kalau itu adalah Kyara. Tanpa menunggu waktu lama, Arga langsung berlari ke arah gadis itu.

"Sini, Ar!" Kyara melambai sambil berteriak meskipun dia tau Arga tidak akan dengar akibat suara musik yang sangat keras.

Ketika Arga melihat Oliv yang sudah terkulai lemas di sebuah sofa berwarna merah, hatinya seperti teriris. Oliv merelakan harga dirinya hanya untuk melindungi Arga. Bahkan selama Arga menjadi tunangannya, dia tidak pernah melakukan hal baik yang membuat Oliv bahagia.

"Ini kenapa dia bisa kaya gini, Ar?" Kyara menghentikan langkah Arga.

"Gue juga nggak tau."

"Bego lo! Oliv tuh nggak pernah kaya gini. Semenjak ada lo, tiap hari ni anak kerjaannya nangis mulu." semprot Kyara yang membuat Arga mengusap wajahnya.

Tak mau menunggu waktu lama lagi, Arga berusaha menggendong Oliv dan mengantarnya pulang ke rumah karena hari semakin larut malam.

Namun, diluar dugaan, Oliv menepis tangan Arga yang hendak menyentuhnya. Gadis itu memang mabuk tapi dia masih bisa melihat walau pandangannya agak kabur.

"Lo siapa? Ngapain megang-megang gue?" Oliv sedikit meninggikan nada suaranya yang membuat beberapa orang di sekitar menegok ke arah mereka.

"Kyara... lo liat Reka nggak? Biasanya dia ada disini kan? Tolong panggilin dia ke sini!" lanjut Oliv.

Kyara hanya mampu menatap miris keadaan sahabatnya yang benar-benar berantakan. Dengan baju yang sudah kena noda merah dan rambutnya yang sedikit kusut karena lengketnya tumpahan sirup.

"Reka udah nggak kerja jadi bartender lagi, Liv." ujar Kyara yang langsung menyeret Arga untuk mengklarifikasi tentang apa yang terjadi pada sahabatnya. Arga menurut saja tanpa perlawanan apapun.

"Ar! Jawab pertanyaan gue!" perintah Kyara dengan sangat tegas.

"Lo mau nanya apa? Soal tadi?"

Kyara menangguk sambil mencubit lengan Arga. "Cerita nggak!! Kalo nggak gue sumpahin lo jomblo seumur hidup!!"

"Iya, iya." Arga menghela napasnya.

"Oliv tadi ikut ke acara kelulusan bareng keluarga lo, kan? Trus kenapa rambutnya jadi kaya gembel yang nggak keramas satu tahun?"

"Itu karna mama." jawab Arga dengan singkat.

Mata Kyara sukses membulat lebar. "Maksudnya? Tante Friska ngejahatin Oliv? Kenapa bisa?"

"Ceritanya panjang. Kapan-kapan aja gue ceritanya. Sekarang Oliv lebih penting. Ini udah jam sembilan malem. Nggak bagus dia masih di sini." ujar Arga seraya mendekat ke arah Oliv.

OpportunityWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu