37

4.7K 124 16
                                    


Perlahan roshni berjalan menuju kamar faisal. Kamar yang sepertinya sedang acak-acak oleh pemiliknya. Roshni menginjak setiap anak tangga dengan pikiran yang sedang bekerja keras. Benar kata papanya, dirinya harus mempunyai jawaban dan alasan atas jawabannya. Faisal bukan orang bodoh yang menerima dengan cepat alasan yang tak masuk akal menurutnya.

Tepat di depan kamar yang terus mengeluarkan bunyi bising itu, roshni berdiri mematung.
Otaknya belum mengambil sebuah keputusan yang tepat. " kebahagiaan putri atau kebahagiaan kak rika yang sangat mencintai kak faisal?!" Ucapnya perlahan sambil memegang handle pintu. Matanya mulai berkaca-kaca.

Ceklek

Roshni meneguhkan hatinya dan mencoba membuang egonya. Kebahagiaan rika menurutnya lebih penting. Karna cintanya yang tulus dan besar buat faisal dan keluarga romantis itu tak boleh pecah hanya karna kehadiran dirinya. Putri, putri mempunyai ayah kw yang pasti bisa membuatnya bahagia.

Roshni menatap kedalam ruangan faisal. Gelap!! Walaupun ini siang, tapi cahaya matahari tertutup oleh horden tebal. Lampu kamar pun mati dan...

Mata roshni membulat.
" kak faisal-" teriaknya kaget dan langsung lari kearah faisal yang berantakan di sisi ranjangnya.
" kak fai, kenapa begini?!" Roshni langsung mengambil pecahan cermin yang habis di gunakan faisal untuk merobek urat nadi di pergelangan tangannya. Membuangnya kelantai dan langsung menarik faisal dalam pelukan eratnya.

Hiks hiks...

Tangis roshni pecah.

***

" hiks..apa yang kakak lakukan? Hiks..ini, ini menyakitimu kak. Dan, dan aku pun merasakan rasa sakit ini. Hiks hiks." Roshni memerban pergelangan faisal yang terluka. Faisal duduk di tepi ranjang dan menatap sedih pada gadis di hadapannya yang sangat di cintainya.

Dia tak ingin kehilangan wanitanya sekali lagi. Itu bisa membuatnya masuk kedalam tempat segi empat yang gelap. Kuburan.

5 tahun berlalu dengan rasa cinta yang masih sama. Bahkan, semakin cinta saat keduannya kembali bertemu.

" kak, jangan lakukan hal kayak gini lagi ya?" Roshni yang berjongkok di depan faisal, mendongak. Membalas tatapan penuh cinta faisal.

" nyawa kakak ada di tanganmu!"

Hati roshni tersentak mendengar ucapan pilu dari cintanya itu. Suara serak faisal menandakan kesedihan yang mendalam.

"Kakak nggak boleh ngomong gitu, nyawa kakak ada di tangan sang pencipta.!" Roshni tersenyum tipis. Mengenggam erat kedua tangan faisal.
" kakak harus terus hidup untuk keluarga kakak dan kebahagian kakak!" Ucapnya dengan berat hati.

Tak bisa di pungkiri, roshni sangat-sangat ingin menjalin rumah tangga harmonis dengan cintanya ini.

" kebahagiaan kakak, ada di depan kakak. Tapi dia kembali menolek kakak dan kembali mau meninggalkan kakak. Kakak nggak sanggup kehilangan untuk kedua kalinya.!" Ucap faisal menyayat sambil terus menatap roshni dengan lelehan air matanya.

Rasa iba menyelimuti hati roshni. Apalagi keadaan faisal kini sangat berantakan. Rambutnya acak-acakan. Kedua pipinya merah dan membentuk lima jari. Bahkan, kamar ini sangat berantakan. Bantal bercecer di lantai. Meja kaca pecah, cermin pecah dan pakaian berhamburan di luar lemari.

Faisal beralih yang mengenggam erat tangan roshni dan menariknya untuk berdiri. Dan kembali menariknya untuk duduk di pangkuannya dengan posisi miring.

Jantung roshni berdetak kencang. Dan gugup saat telah duduk di pangkuan faisal.

Faisal melingkarkan tangannya di pinggang roshni dan menyandarkan keningnya di pundak roshni.
" please...jangan tinggalin kakak lagi!"

kakak ku cinta kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang