9-

7.2K 143 5
                                    

.
.
. Makasih vote dan coment nya....harus di pertahanin ea. Biar aq juga semangat nulisnya.
..

..

..
Flashback on.

" brebda maaf..hiks hiks...kami minta maaf!" Sartika menangis sambil memegang tangan brenda yang dingin. Tapi lagi-lagi tangan sartika di tepis kasar.

" untuk apa kamu minta maaf sar, apa bisa mengembalikan nyawa suamiku yang kalian bunuh hah?!" Terlihat wajah brenda yang pucat tapi menampakan wajah yang sangat garang. Amarahnya meluap. Dia terbaring lemas dan di sisinya terletak bayi mungil yang cantik. Yach..brenda baru saja melahirkan.

Angan-angan brenda yang sudah sangat dia impikan hancur berantakan kala sartika dan gibran datang padanya dan memberinya kabar buruk. Tak bisa di tahan...brenda sangat terpukul dan begitu marah pada sartika dan gibran. Menyalahkan mereka tentang yang terjadi pada suaminya.

Joko hendrianto adalah suami brenda yang adalah juga sahabat gibran dan sartika saat SMA. Joko adalah salah satu karyawan gibran di perusahaan dan saat mejalankan tugas dari gibran, joko mengalami kecelakaan di lahan pembangunan. Yach...joko tertimpa karung semen yang terjatuh dari lantai dua di akibatkan kecerobohan para pekerja bangunan itu. Dan naasnya, joko tewas di tempat.

Saat gibran memberi kabar pada brebda istrinya yang sedang hamil besar itu, membuat brenda syok dan harus melahirkan bukan pada waktunya.

" maaf brenda..ini murni kecelakaan!" Sartika tak henti-hentinya menangis. Dan terus memegang tangan brenda yang menatapnya tajam. Air matanya sudah habis dan kini hanya amarah yang membara.

Brenda kembali menepis tangan sartika. Sekuat tenaga dia duduk dan mengendong bayinya. Menatap sayang kearah bayi mungil yang masih merah itu, yang terlelap nyaman dengan bedong yang melilit tubuhnya.

Cup

Brenda mengecup kening sang bayi dan tersenyum melihat bayinya mengeliat, meresponnya dengan gerakan. Uh..sangat manis menurutnya.

" kasian kamu sayang, di saat kamu lahir papamu meninggal!" Ucapan itu sangat menyakitkan buat brenda dan sartika juga gibran. " kasian sekali nasibmu sayang! Mama membayangkan saat kamu lahir, papamu akan mengazankanmu, mengendongmu dan menciummu. Yach..itu yang sering papa bilang padamu saat masih di dalam perut!" Brenda membelai pipi sang bayi dengan deraian airmatanya yang mengalir deras. Hatinya sangat sakit dan terpukul. Bayangan joko- suaminya terus terlintas apalagi...wajah sang bayi sangat mirip dengan papanya.

" brenda...kami akan bertanggung jawab atas anakmu jika-"

" kamu akan menikahiku gibran? Iya? Dan menganggap ini anakmu, begitu??"

Mata gibran membulat dan menatap sartika yang terus menangis. Biar bagaimana pun sartika juga perempuan yang punya hati dan bisa merasakan berada di posisi brenda.

" bu-bukan begitu brend. Tapi...aq akan membiayaainya dan.." gibran gagap. Brenda menatapnya intens tanpa berkedip, tanpa senyum.

" apa ini rencana kalian hah? Kalian membunuh suamiku, membuatku melahirkan bukan pada waktunya dan mengambil anak kami. Hebat!! Rencana kalian berjalan mulus!" Brenda kembali tersulut emosi yang lebih membara.

Sartika dan gibran mengeleng dan saling tatap.
" mak-maksud gibran hanya ingin membantu membiayayai kehidupan kalian brend!"

" supaya aku memaafkan kalian dan tak melaporkan suami mu ini tentang kasus suamiku begitu? Wah wah...ini sangat lembut!" Senyum sinis terukir di bibir brenda. Dia menyeka air matanya dan kembali menatap sang anak.

" hiks hiks....kita hanya berdua nak! Papa pergi untuk selamanya dan...mama benar-benar tak sanggup untuk membiayayai kehidupan kita!"

" brend..kami-"

kakak ku cinta kuDär berättelser lever. Upptäck nu