24

4K 78 3
                                    

.
.
. Hiks hiks......

Hanya air mata dan tangis ini yang bisa gua keluarin. Lidah gua kaku, mulut gua seperti ter- lem rapat.

Kenyataan pahit kedua pun akhirnya gua terima. Setelah semalaman gua nangis karena status gua di keluarga ini, paginya gua harus menelan kepahitan kembali.

Yach....tespack memunculkan dua garis dan itu tandanya........
.....gua.........
.....hamil......

Yach....gua hamil anak kakak gua- faisal.
.
.
.
Apa gua harus senang?
Atau sedih?

Kehamilan yang di tunggu kak faisal selama setengah tahun kami jadian.

Kehamilan yang akan membuat hubungan kami semakin erat, menurut kak faisal.

Kehamilan yang harus gua sembunyikan karna tekat gua yang udah bulat. Yach...gua memutuskan untuk pergi dari keluarga ini demi kebahagiaan mereka.

Kebahagiaan mama dan papa.
Kelangsungan hidup kak faisal.

Yach...menurut gua itu pengorbanan yang tak sebanding dengan cinta dan kasih sayang yang telah mereka berikan pada gua.

Gua tau semuannya. Papa gua meninggal saat tugas dan itu bukan kesalahan papa gibran. Itu murni kecelakaan.

Tante brenda yang meninggalkan gua demi kelangsungan hidupnya pun nggak bisa gua salahkan. Dia butuh makan dan kehidupan yang layak.

Intinya.....

Gua mencoba berfikir dewasa.
Membalas semua jasa keluarga kak faisal dan memberi kesempatan mama kandung gua untuk memberikan cintanya pada gua.

Gua seka air mata gua yang terus mengalir. Waktu gua nggak banyak hanya untuk menangis. Menurut gua itu sia-sia.

Gua punya banyak misi kali ini.
Misi membahagiakan orang tersayang gua sebelum gua pergi. Dan akan gua mulai dari sahabat gua- diandra.

Gua senyum manis kearah cermin kamar mandi gua. Mata gua sembab. Efek nangis semalaman. " kuat roshni!" Yach...gua harus menyemangati diri gua sendiri.

Gua berbalik. Ingin keluar dari kamar mandi tapi.....

Huek huek...

Gua mual dan muntah.
Tak memuntahkan sesuatu apapun dan gua tau ini karna gua lagi hamil muda.

Oh.... gua baru sadar.
Beberapa kali gua mual dan muntah ini karna ada mahluk dalam perut gua.

Gua usap perut rata gua sambil menangis.
Entah...gua harus bahagia atau sedih.
" keputusan di tanganmu sayang. Jika kamu ingin hidup, bunda akan merawatmu tapi jika kamu ingin keluar karna bunda tak bisa bersama ayah, itu juga keputusanmu dan bunda memberikan hak penuh padamu!"

Hehehe...
Gua seperti orang gila yang berbicara sendiri.

Gua natap diri gua di cermin.
Membanyangkan wajah kak faisal setelah tau benihnya tumbuh di dalam rahim gua.
Pasti dia sangat senang. Wajahnya akan semakin tampan dan manis.

Airmata gua kembali mengalir.
" maaf kak!" Gua nggak bisa memberitahu masalah ini. Ini akan membuat nyawanya terancam dan keluarga ini akan hancur.
Keluarga alesio begitu licik.
Dan gabriel....

Astaga....
Sejak kapan dia menyukai gua.???
Dan ancamannya....
Sangat membuat gua takut.
Gua terlalu mencintai kak faisal dan menyayangi papa dan mama.
Kali ini...biarlah gua yang berkorban.

***

" coklat...mana coklat gua?"
Yach....coklat adalah menu tiap pagi gua yang selama gua hamil, gua makan. Mual gua seketika hilang.

kakak ku cinta kuWhere stories live. Discover now