Epilog

14.3K 481 15
                                    

Happy reading 💕



Lima tahun telah berlalu, jika ada lukisan yang bisa menggambarkan bagaimana bahagiaku saat ini mungkin lukisan itu akan menjadi karya terbaik diseluruh dunia karena lukisan tersebut dapat menggambarkan kebahagiaanku yang teramat bahagianya.

Seperti pelangi yang datang setelah hujan, semua menjadi indah dan berwarna walaupun dikala hujan petir sering mengiringinya tetapi hal itu adalah salah satu bagian untuk menuju indahnya pelangi.

Seperti itulah perjalanan rumah tanggaku. Setelah banyaknya rintangan, tangisan, amarah, penyesalan, kesabaran  semua kini telah berganti dengan kebahagiaan yang penuh kehangatan.

Memiliki anak-anak tampan dan juga cantik membuatku sangat bersyukur kepada yang Maha Kuasa. Tak hanya itu, selalu ditemani oleh laki-laki penyanyang sekaligus pengertian dalam membesarkan ketiga mutiara kami adalah semangat dalam hidupku. Laki-laki itu adalah Mr Airplaneku, suamiku Yusuf Alvero Abraham.

Semua hal yang telah kita lalui bersama entah itu pahit ataupun manis, aku sangatlah bersyukur telah melewatinya karena dengan itu semua aku belajar dalam memahami perjalanan hidup yang tak selamanya indah.

Bukan tak selamanya indah, karena Allah selalu mempunyai rencana yang terbaik untuk setiap hambaNya itulah yang selalu kutanamkan didalam diriku maupun keluarga kecilku.

Hari demi hari telah kita lalui, berkumpul dan menghabiskan waktu bersama adalah hal yang begitu menyenangkan apalagi canda tawa ketiga mutiara kami. Aku seperti tak bisa berhenti tersenyum ketika melihat canda tawa mereka.

Seperti halnya malam ini, aku dan keluarga kecilku sedang menghabiskan akhir pekan bersama dengan mengadakan BBQ dihalaman belakang rumah.

Hal ini memang sangat jarang kita lakukan mengingat padatnya jadwal Kak Vero. Ini saja jika bukan ide Reyhan mungkin kita tidak akan mengadakan BBQ.

Dua bulan lagi Reyhan juga akan meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di London karena bulan lalu ia mendapatkan undangan beasiswa untuk kuliah di London. Oleh karena itu, Reyhan ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga sebelum ia pergi.

Sedih? Ya, aku sangat sedih. Dia memang kakak tertua tapi dia yang paling manja padaku. Alkha dan Nayyara lebih manja dengan Kak Vero daripada denganku meskipun mereka lebih banyak menghabiskan waktu denganku.

Umurnya yang memasuki sembilan belas tahun tidak menjadi alasan Reyhan untuk berhenti manja denganku. Reyhan memang terlihat cuek diluar sana tapi jika didepanku dia akan berubah seperti anak kecil. Namun dengan sikapnya itu membuatku sangat menyanyanginya.

“Mama, Bang Rey sama Kak Alkha jahatin Nay. Papa juga nggak mau belain Nay.” Ucap sicerewetku yang dengan tiba-tiba membuyarkan lamunanku.

“Nay dijahatin gimana?” Tanyaku padanya.

“Bang Rey sama Kak Alkha bilang Nay cerewet Ma.” Jawabnya.

Aku tersenyum mendengarnya karena putri kecilku ini memang sangat cerewet tak hanya itu dia juga sangat galak. Kalau kata Kak Vero sifat Nayyara sangatlah mirip denganku walaupun wajahnya tidak ada yang mengikutiku sedikitpun.

“Hayo, siapa yang bilang putri kecil Mama ini cerewet?” Tanyaku kepada para lelaki yang sedang asyik melahap sosis bakar.

“Bukan Al Ma, Bang Rey tuh.” Jawab Alkha sambil menunjuk Abangnya.

Sejak Nayyara lahir Reyhan dipanggil dengan sebutan Abang. Awalnya Alkhalah yang akan di panggil Abang agar tidak ada yang bingung nanti tetapi Alkha tidak mau jadilah Reyhan yang dipanggil Abang.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Where stories live. Discover now