27-Apapun Untukmu

11.5K 453 7
                                    

Vero Pov.

Aku sangat bersyukur kepada Tuhan. Istriku, perempuan yang kurindukan hari ini dia telah bangun dari tidur panjangnya.

Malam ini aku menemani Tasya yang masih berada di rumah sakit bersama Reyhan. Semenjak dia sadar, kakiku seperti enggan untuk beranjak pergi dari sampingnya.

Bahkan siang tadi aku ingin meminta sopir ayah yang menjemput Reyhan karena aku ingin berada disampingnya tetapi dia memaksaku agar aku yang menjemput Reyhan jadilah aku mengalah dan pergi menjemput Reyhan.

Tidak hanya aku, Reyhan juga sepertinya tidak ingin berada jauh dari Tasya. Seperti yang kulihat malam ini, Reyhan sedang tertidur pulas disamping Tasya walaupun ranjang yang ditempatinya sangat sempit.

Aku mendekati Tasya karena kulihat dia seperti susah bergerak karena Reyhan ikut tidur bersamanya diranjang inapnya.

“Sayang, biar Reyhan kupindahkan ketempat tidur yang tersedia dikamar ini ya. Sepertinya kamu susah untuk bergerak.” Ucapku kepada Tasya.

“Biarkan saja dia disampingku, aku tidak apa-apa kak.” Jawabnya.

“Biar kupindahkan saja. Dia tidak akan marah jika kupindahkan apalagi alasannya untuk kebaikkanmu.” Kataku.

“Ya sudah kalau begitu.” Ucapnya, setelah itu aku memindahkan Reyhan.

Selesai memindahkan Reyhan tiba-tiba terdengar suara pintu kamar inap Tasya terbuka dan ternyata Andri sahabatku dan juga Pevita sahabat Tasya yang sadis itu datang.

“Tasya..” Panggilnya kepada istriku sambil berlari menuju kearah Tasya.

“Stsshh.. Reyhan sedang tidur Ta.” Ucap istriku.

“Aku kangen kamu Sya. Tidak cuma aku tapi Fany, Caca, Vivi dan juga yang lainnya. Semuanya merindukanmu Sya.” Ucap Pevita setelah memeluk Tasya.

“Aku juga merindukan kalian. Emm.. ini sepertinya ada yang sudah jadian ya. Apa sebentar lagi kamu akan menyusulku menikah ta? Ohh.. aku sangat senang melihatnya, akhirnya kamu berkomitmen juga.” Ucap Tasya riang.

“Sya bilangin deh sahabatmu ini, bilang kalau aku serius sama dia. Kamu tau Sya, sudah hampir dua bulan kita dekat tapi sampai saat ini dia masih tetap ragu dan tidak percaya denganku bahkan aku sudah  menembaknya tetapi ditolak sama dia.” Ucap Andri mengeluh.

“Lo aneh sih Ndri, cewek sadis lo sukai.” Selaku.

“Sadisnya dia itu yang bikin jatuh cinta Ver.” Jawab Andri.

“Cih dasar modus nih anak.” Batinku.

“Oh ya Sya, kamu tau kemarin waktu kamu sedang dioprasi Pevita memukuliku, menamparku sampai-sampai mukaku merah-merah. Memang sih aku juga yang salah tapi sahabatmu cukup sadis sayang. Bagaimana kalau kadar ketampananku berkurang karena ulahnya.” Ucapku manja pada Tasya.

“Lo tuh pantes dapet itu semua bahkan gue rasa, rasa sakit yang Tasya terima tidak sebanding dengan rasa sakit lo karena tamparan gue.” Ucap Pavita ketus.

“Udah.. udah.. kok jadi berantem sih. Nanti Rey kebangun gara-gara denger suara kalian. Sekarang lebih baik lo cerita sama gue ta, mulai kapan lo jadian sama kak Andri?” Ucap Tasya.

“Gue nggak jadian sama dia Sya, dia saja tuh deketin gue terus.” Tolak Pevita.

“Lebih baik kita cari angin diluar Ver biar deh mereka kangen-kangenan.” Ajak Andri padaku.

“Baiklah, Ayo. Sayang aku keluar sama Andri dulu ya. Hey sadis, jaga istriku ya.” Ucapku.

Sebelum mendengar jawaban dari Tasya dan Pevita, aku dan Andri lebih dulu meninggalkan kamar inap Tasya.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Where stories live. Discover now