22-Selamatkan Dia

14.3K 578 17
                                    

Vero Pov

Aku berlari menelusuri jalanan yang ada di bandara untuk mencari keberadaan istriku yang pergi karena sebuah kesalahpahaman.

"Kemana kamu Sya?" Ucapku dengan penuh kekhawatiran.

Aku kembali melangkahkan kakiku untuk mencarinya. Perasaan lega menyelimuti hatiku ketika aku telah menemukannya. Namun sedikit rasa sakit dan penyesalan ketika melihatnya menangis.

Aku memanggilnya, mendengar suaraku membuat dia yang awalnya duduk dibangku tunggu bandara tiba-tiba berdiri lalu berlari meninggalkanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku memanggilnya, mendengar suaraku membuat dia yang awalnya duduk dibangku tunggu bandara tiba-tiba berdiri lalu berlari meninggalkanku.

"Tasya tunggu." Teriakku kemudian aku mengikuti langkah kakinya.

Tasya masih terus berlari meninggalkanku, bahkan dia menghiraukan teriakanku. Perasaanku sedikit khawatir ketika melihat dia terus berlari, mengingat dia kini sedang hamil.

Tiba-tiba saat dia menyebrangi jalan raya, mobil dengan kecepatan cepat sedang melaju kearahnya. Ingin rasanya aku menjadi super hero agar dapat menghentikan mobil yang sedang melaju itu (Hiraukan😂😅, kembali ke cerita)

Ku erahkan seluruh tenagaku untuk berlari kearahnya, akan tetapi semua usahaku sia-sia. Langkah kakiku kurang cepat untuk menyelamatkannya.

Wanitaku, istriku tercinta terkulai lemah tak berdaya ditengah jalan dengan penuh darah di sekitar tubuhnya. Rasanya seperti pisau berkarat sedang mengiris hatiku saat ini.

"Tasya, Tasya sayang maafkan kakak." Ucapku seraya meletakkan kepalanya kepangkuanku.

"Tolong siapa saja yang ada disini, saya minta telefonkan ambulan." Pintaku kepada orang-orang yang mengelilingi kami saat ini.

"Bawa ke mobil saya saja Pak, menunggu ambulan datang itu membutuhkan waktu lama." Ucap salah satu orang kepadaku.

Aku kemudian mengangkat tubuh Tasya, dengan cepat aku melangkahkan kakiku menuju ke mobil orang yang menawariku tadi.

Sedari tadi bibirku tidak henti-hentinya untuk berdoa agar Tasya dan kandungannya baik-baik saja. Tak hanya berdoa tetapi aku juga terus mengucapkan maaf kepadanya.

Selama ini aku telah jahat dengannya, hanya karena melihat dia pulang bersama laki-laki lain aku memarahi dan mendiamkannya. Bahkan lebih parahnya aku tidak mengakui darah dagingku yang ada didalam kandungannya.

Aku memang kejam, mengingkari ucapan dan janjiku sendiri jika aku tidak akan membuatnya tersakiti. Tetapi kenyataannya aku sudah melukai perasaannya.

"Maafkan aku Sya, maafkan aku telah menyakiti perasaanmu. Kamu adalah wanita yang kuat, jadi kumohon bertahanlah demi aku dan Reyhan." Ucapku dalam hati sambil mengusap lembut pipinya.

Sesampai di rumah sakit aku segera menyuruh dokter untuk memeriksa Tasya. Sungguh aku tidak ingin kehilangannya, cukup Rena yang pergi lebih dulu dariku.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Where stories live. Discover now