24-Dibalik tidurku

12.8K 545 9
                                    

-Tasya Pov

Aku pergi meninggalkan Reyhan. Aku merasa tidak kuat lagi jika harus melihat kenyataan menyakitkan itu.

Sakit rasanya melihat suami yang aku cintai sedang berpelukan dengan perempuan lain.

Saat ini aku duduk dibangku tunggu bandara. Setiap kali orang yang berjalan didepanku selalu menoleh karena melihatku menangis sesenggukan.

Rasa sakit dihatiku rasanya tidak bisa hilang meskipun aku sudah menangis sesenggukan. Hingga pada akhirnya suara seseorang memanggilku membuatku beranjak dari bangku tersebut.

Orang itu terus berteriak kepadaku, akupun berlari keluar dari bandara. Orang itu adalah suamiku, laki-laki yang tega berpelukan dengan wanita lain.

Aku terus berlari tanpa memperdulikan teriakanya, namun tiba-tiba aku merasa seperti ada yang menghantamku. Aku tidak tau apa yang menghantamku karena setelah itu aku merasa pandanganku gelap dan teriakan kak Vero adalah yang terakhir kudengar.

***


Aku tidak tau siapa yang membawaku ketempat ini, tempat yang indah bahkan baru kali ini aku menemukan tempat yang indah seperti ini.

Aku berjalan menelusuri tempat ini. Langkahku terhenti disebuah bangku yang ada ditaman bunga. Aku kembali mengingat kejadian sebelum akhirnya aku berada disini.

Aku duduk termenung dibangku taman ini. Sungguh aku membencinya. Dulu janji dan ucapan manis ia lontarkan kepadaku, hingga membuatku percaya dengan cintanya.

Cinta? Apa benar dia mencintaiku? Bahkan aku merasa seperti mainan yang hanya digunakan ketika dia ingin memainkannya. Apa itu yang namanya cinta? Bersikap acuh tak acuh padaku, tidak menganggap anak kandungnya bahkan dia juga tega berpelukan dengan perempuan lain. Kurasa itu semua bukan cinta tapi sebuah kekejaman.

Tanpa kusadari air mataku kembali menetes. Yang kutakutkan dulu kini telah terjadi. Ketakutan tentang dia yang menikahiku hanya karena menginginkan aku menjadi ibu untuk anaknya, bukan karena dia mencintaiku.

Aku tau, aku memang tidak secantik pramugari-pramugari yang dekat dengan dirinya. Tapi, kenapa aku harus diperlakukan seperti ini. Jika memang tidak mencintaiku harusnya dia mengatakannya dulu. Setidaknya aku tidak akan menaruh hati untuknya agar aku tidak merasakan sakit seperti ini jika dia berkata tidak mencintaiku.

"Mama." Teriakan anak laki-laki membuyarkan pikiranku.

Anak laki-laki tadi memelukku dan apa dia tadi memanggilku mama. Siapa dia? Anak ini bukan Reyhan karena dia lebih kecil dari Reyhan.

"Kamu siapa?" Tanyaku.

"Aku anak mama. Mama kenapa menangis? Papa pasti menyakiti mama ya? Mama tenang saja disini ada aku yang akan menjaga dan menyanyangi mama." Ucapnya seraya mendongakan kepalanya.

Aku tidak mengerti dengan apa yang anak kecil ini ucapkan. Aku mengamati wajahnya. Anak yang tampan. Dia seperti jiplakan kak Vero, wajahnya 100% mirip dengan kak Vero hanya saja dia memiliki bola mata yang sedikit berbeda dengan kak Vero lebih tepatnya bola matanya mirip bola mataku. Apa dia anakku? Kalau iya, bukankah anakku masih ada didalam kandunganku.

"Ma jangan sedih dan menangis lagi. Lebih baik mama menemaniku bermain sebelum mama pergi meninggalkanku." Ucapnya lagi.

Ucapannya semakin membingungkan. Apa maksudnya, aku akan pergi meninggalkannya?. Belum sempat aku menjawab ucapannya dia lebih dulu menarik tanganku.

***


Sudah dua hari aku berada ditempat asing ini. Selama dua hari itu aku lalui bersama anak laki-laki yang kini sedang tertidur pulas didalam pelukanku.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Where stories live. Discover now