7-Menikah! (Fiya Anastasya) / Revisi

15.4K 676 0
                                    

Happy Reading😊

Aku sedang duduk di bangku taman yang ada dikampusku. Kelasku masih belum dimulai jadi aku menghabiskan waktuku disini. Dengan melamun tentunya, karena sedari kemarin malam aku terus saja memikirkan kejadian yang terjadi kemarin malam di pencenongan. Hingga teman-temanku datang dan mengagetkanku.

"Tasyaaa" Teriak Pevita sambil menepuk kedua bahuku.

"Pevita ih. Ngagetin aja.” Kataku kesal.

"Hayoo mikirin apa?" Tanya Vivi.

"Pasti mikirin pilot itu kan?" Celetuk Caca.

"Apaan sih kalian." Jawabku sedikit tersipu. Malu saja jika harus mengakui jika aku benar sedang memikirkan pilot itu.

"Cie... Cie.. Yang habis jalan." Ledek Fany.

"Oh iyaa. Ciee yang habis jalan-jalan sama pilot yang katanya sok tampan." Tambah Vivi

"Hahaha.. Gimana tadi malem jalan-jalannya Sya" Tanya Santi penasaran.

"Tau ah, ngerti nggak kalian. Anaknya yang hanya bertemu denganku tiba-tiba di video callnya memanggilku mama dan parahnya anaknya menyuruhku untuk tidak pergi. Gilaa kan.” Kataku dan sontak mereka terkejut namun pada akhirnya mereka kembali menggodaku.

"Duhh cie cie." Kata Fany.

"Terus lo jawab apa Sya?" Tanya Vivi.

"Awalnya sih gue kaget, tapi saat ngelihat raut muka anaknya. Entah kenapa gue jadi kasihan. Gue bilang aja kalau nggak akan ninggalin dia lagi. Memang gila sih.” Jawabku.

"Terus reaksi si pilot itu?" Tanya Santi.

"Dia malah minta maaf." Jawabku.

"Cie yang mau jadi mama. Duhh kaya apa sih pilot itu?" Tanya Fany.

"Entar gue mau ketemu sama dia dicafe seberang deket kampus" Kataku.

"Menurutku ya Sya, lo jangan mau kalau dinikahin cuma karena ngabulin permintaan anaknya doang. Karena lo nggak mau kan entar dia poligami, lo juga nggak mau kan menikah tanpa cinta." Saran Pevita.

"Gila ya Ta, kok malah kenikah sih. Siapa juga yang cinta sama beruang kutub itu.” Ucapku.

"Lo mungkin ngomong nggak cinta, tapi gue tau kalau lo mulai suka sama tuh orang." Kata Pevita.

"Sok tau lo, udah ah gue kekelas dulu ya. Udah jamnya Pak Rahmat bisa kena omelan kalau gua telat." Kataku kemudian meninggalkan mereka begitu saja.

Didalam kelas pikiranku tidaklah fokus dengan pelajaran namun dengan masalahku. Hingga aku tidak sadar jika jam pelajaran telah selesai. Kalau saja Silfi teman akrabku dikelas tidak menegurku mungkin aku akan mematung seharian dikelas. Sepertinya sejak pilot itu datang, pikiranku terpenuhi olehnya. Dia sangatlah menggangguku.

Kulirik jam tanganku setelah lamumanku terbuyarkan karena teguran Silfi tadi, kulihat pukul 11.50. Masih ada waktu sepuluh menit kemudian aku bergegas pergi ke cafe seberang kampusku yang sudah menjadi langgananku dan Pink Mbon.

Sesampai dicafe kulihat Pak Vero belum datang. Aku kemudian memilih untuk duduk dikursi no 3 dari belakang dan menunggunya. Tak lama kemudian Pak Vero datang lalu dia duduk didepanku.

Mr Airplane [Complete/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang