2-Penasaran (Yusuf Alvero Abraham) / Revisi

16.9K 793 15
                                    

Happy Reading.💕
Revisi untuk bab kedua.
Jangan lupa tinggalkan vommentnya.🤗


Laki-laki tampan dan disukai banyak kaum hawa itulah aku Yusuf Alvero Abraham. Aku bekerja menjadi Pilot, dari pekerjaanku itu aku juga menemukan pasangan hidupku yaitu Rena Marlia.

Rena adalah pramugari cantik yang berhasil merebut hatiku. Kami menikah setelah 5 bulan berpacaran, singkat bukan. Kami juga dikaruniai putra tampan dan sangat mirip dengan Rena namanya Reyhan Putra Abraham.

Dua tahun aku bersamanya, jarang ada perdebatan diantaraku dan Rena ya mungkin karena kita jarang bertemu. Namun kebersamaanku dan Rena tidaklah lama, takdir tuhan berkata lain. Pesawat yang membawa Rena mengalami kecelakaan. Tuhan membawa Renaku pergi.

Flashback on

Malam ini adalah malam terakhir aku dan Rena libur. Besok kami sudah kembali disibukkan dengan jadwal penerbangan yang lumayan padat.

"Kak, jika aku pergi dahulu. Bagaimana?" Tanya Rena dengan menggendong Rey.

"Apa maksudmu, kamu akan bersamaku Na. Tidak ada yang akan pergi." Jawabku.

"Takdir hanya tuhan yang tau Kak, siapa tau aku pergi duluan." Katanya sambil meletakan Reyhan dibox bayinya.

"Ya aku tau, tapi kamu jangan bicara seperti itu." Ucapku kemudian aku mendekatinya.

Tangannya mengusap pipiku "Jika aku pergi dulu, jaga Reyhan dengan baik ya, nanti kalau kamu ingin cari istri lagi, pilihlah gadis biasa jangan pramugari sepertiku agar dia bisa selalu menjaga Reyhan. Ucapnya.

"Tidak Na, kita berdua yang akan menjaga Reyhan." Kataku sambil menatapnya.

"Kan tidak ada yang tau takdir kita Kak, dan kumohon berjanjilah tentang permintaanku tadi." Katanya memelas dan hanya kujawab dengan anggukan.

Pagi ini pesawat Rena ada delay, tapi pesawat yang kukendarai lancar-lancar saja. Perasaanku dari tadi sangat tidak enak dan selalu memikirkan Rena. Semua pikiranku terjawab dengan berita tentang kecelakaan pesawat yang ditumpangi Rena.

Aku yang baru saja sampai dijerman sangat panik dan yang paling menyedihkan Rena ikut didalam daftar korban yang meninggal. "Sakit sangat sakit, harusnya aku saja yang pergi bukan dia." selalu itu yang aku pikirkan saat ini.

Flashback off.

Kejadian tersebut masih tersimpan didalam memoriku. Untuk sedikit melupakan kejadian itu, hari ini aku berlibur ke Jawa dan ingin mengunjungi bibiku di Surabaya.

Kali ini aku berlibur sendiri setelah 5 tahun kematian Rena dan sampai saat ini juga aku masih tidak bisa melupakannya dan tidak akan melupakannya, bahkan ibu baru untuk Rey saja belum ada. Walaupun Reyhan sering merengek ingin bertemu mamanya.

Setelah mengunjungi bibi di Surabaya aku berniat datang ke ibukota yaitu Jakarta . Aku akan berlibur di Jakarta selama seminggu, karena aku tidak bisa meninggalkan Rey bersama ibu dirumah lama-lama. Tidak enak juga jika aku menikmati liburanku tapi Reyhan sedang sendirian dirumah dan membutuhkan aku untuk bermain dengannya.

Hari ini aku sampai di Jakarta. Ketika aku akan mencari hotel untuk menginap aku berhenti disalah satu tempat makan untuk istirahat dan makan. Selain itu aku juga ingin tanya-tanya tentang hotel yang bagus di Jakarta. Dan itung itung dapat keluarga baru.

"Tunggu-tunggu keluarga baru, apa maksudku keluarga baru?? Ahh lupakan mungkin aku sedang mabuk." Kataku dalam hati.

Aku memasukkan mobilku diparkiran kemudian aku masuk ketempat makan itu dan memesan makanan.

"Bukan orang sini ya pak?" Tanya bapak pemilik warung makan.

"Oh bukan Pak, di Jakarta sedang jalan-jalan saja." Jawabku.

"Oh.. Orang mana Pak?" Tanyanya lagi.

"Saya dari Kalimantan." Jawabku.

"Jauh sekali, ada keluarga ya di Jakarta?" Tanyanya sambil membuatkan minuman untukku.

"Tidak pak, tapi di Surabaya ada." Jawabku.

Setelah lama berbincang dan menceritakan kehidupanku juga. Ya aku menceritakan kehidupanku, padahal biasanya tidak. Mungkin karena keluarga Pak Rasyi sangat Ramah.

"Oh jadi ingin mencari jodoh juga ya pak datang ke Jakarta?" goda bu Rasyi yang hanya kujawab dengan senyuman.

"Anak kita juga masih kuliah pak, kalau saja sudah selesai kuliahnya bisa juga jadi kandidat ibu baru untuk anaknya." Kata pak Rasyi sambil tertawa.

"Bisa saja Pak, Sudah semester berapa Pak?" Tanyaku penasaran.

"Semester 2 Pak." Jawab Pak Rasyi.

"Baru juga ya Pak kuliahnya." Ucapku.

"Iya Pak. Anak satu-satunya, tapi saya sangat bangga dengannya. Meskipun terkadang manja tapi dia juga mandiri. Bahkan kadang uang kuliah dia sendiri yang bayar padahal sudah saya siapkan untuknya. Katanya untuk ayah dan ibu saja." Ujar Pak Rasyi.

"Anak yang baik Pak. Jarang ada anak seperti dia." Ucapku.

"Tapi ya gitu Pak kalau sudah malas suka mengurung diri didalam kamar." Ucap Bu Rasyi.

"Namanya juga remaja Bu." Ucapku kemudian aku memakan makanan yang sudah ada didepanku saat ini.

Selesai makan aku sampai dihotel tujuanku, ya dengan bantuan pak Rasyi. Pak Rasyi dan Bu Rasyi adalah orang yang baik terlihat jelas dari cara mereka menyambutku. Jika anaknya sudah semester dua mungkin umurnya sudah menginjak dua puluh tahun.

"Lantas apa juga hubungannya denganku?" Pikirku.

Malam ini entah apa yang mengganggu pikiranku hingga aku tidak bisa tidur dan anehnya aku jadi memikirkan anaknya pak Rasyi dan jadi ingin bertemu dengannya besok. Aku hanya penasaran dengan wajahnya, mengingat Bu Rasyi adalah orang yang cukup cantik begitupula dengan Pak Rasyi juga orang yang manis.

"Ahh. Sudahlah aneh-aneh saja pikiranku ini." kataku dalam hati.

Memang aneh diriku ini tidak biasanya aku penasaran terhadap seseorang. Semenjak kematian Rena, aku tidak terlalu menganggap penting hal-hal yang ada disekitarku apalagi menyangkut seorang wanita. Tapi sungguh entah mengapa aku penasaran dengan anak Pak Rasyi

Apa mungkin karena sifatnya itu, padahal bisa saja kan Pak Rasyi hanya ingin membanggakan anak semata wayangnya. Tapi sepertinya tidaklah mungkin, apalagi dari raut wajah Pak Rasyi tidak seperti orang yang sombong.

Bahkan karena memikirkan anak Pak Rasyi membuatku melupakan Rena malam ini. Bayangan tentang kenanganku dan Rena selalu menemani malamku sebelum aku terlelap. Tapi malam ini, malam ini bayangan itu tidak datang tapi malah rasa penasaran tentang anak Pak Rasyi yang menjalar.

Rasa penasaran ini tidaklah benar. Baru penasaran dengannya saja sudah membuatku lupa dengan Rena bagaimana jika aku sudah mengenalnya. Rena tetaplah yang nomor satu dihidupku meskipun dia telah tiada tapi dia tidak akan hilang dalam hidupku dan tidak akan tergantikan. Rena adalah number one for me, always and together.

Daripada aku memikirkan hal yang tidak-tidak lagi lebih baik aku mencoba memejamkan mata sekali lagi. Rasanya mataku sudah sangat berat walaupun sedari tadi aku sulit tertidur. Mungkin dengan mencobanya sekali lagi akan berhasil.


Riana's Putri

03-06-18

Mr Airplane [Complete/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang