She Owns the DEVIL Prince ✅ [LEONIDAS #2]

She Owns the DEVIL Prince | Part 17 - a Scandal, Trick, & the Way [4]

SELAMAT MEMBACA KISAH XAVIERA!!

TAKE A SEAT.
JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA! ✨🌟

Do you like the new cover? 😙

_____________

"Xavier sudahlah, jangan begini... Lebih baik kita pergi." Tiba-tiba saja suara Aurora terdengar. Membuat Xavier begerak menolehkan wajahnya untuk menatap wajah pucat Aurora sebelum mengangguk pelan.

Wanita ini benar... Berada disini hanya membuatnya sakit sendiri.

Tapi sebelum itu Xavier masih sempatnya melirik Javier. Memberikan tatapan kecewa pada lelaki yang kini terlihat tengah mengontrol deru napasnya sendiri.

"Aku sempat berpikir keputusanku untuk membencimu adalah sesuatu yang keliru. Tetapi ternyata tidak. Kau memang sangat pantas untuk dibenci. Aku tidak akan pernah memaafkanmu,Daddy," tambah Xavier lagi sebelum menarik Aurora pergi.

___________________________________

My Playlist : Ellie Goulding - Burn

Your Playlist :

***

"Katakan pada Christian untuk menyiapkan kepulangan kita malam ini juga, Ms. Regina," ucap Xavier cepat begitu mereka sudah berjalan memasuki lobby Adam's Hotel.

Wajah Xavier masih terlihat tegang, seakan memberi peringatan tanpa kata jika apapun yang mengusiknya saat ini pasti akan tamat. Tetapi sepertinya itu tidak membuat Aurora takut untuk menjawab perintahnya. "Bukankah besok kita masih memiliki jad-"

"Kau memang tidak pernah mendengarkan ucapanku ya?" potong Xavier cepat sembari menatap Aurora dengan tatapan tajamnya.

Dan sungguh, melihat mata hijau Aurora yang balik menatapnya semakin membuat rasa marah dalam dada Xavier main naik saja.

"Jika aku berkata kita pulang sekarang, maka kita pulang. Kau mengerti? Kau lupa siapa bossnya disini?" ucap Xavier sinis sebelum berjalan cepat meninggalkan Aurora. Xavier bahkan sengaja menutup pintu lift sebelum Aurora masuk. Dia hanya ingin sendiriran menyadari yang dia butuhkan hanya ketenangan.

Namun sial. Ini benar-benar kutukan mendapati emosi Xavier semakin bergemuruh saja ketika jelas-jelas dia sudah sendirian di dalam lift. Xavier tidak bisa merasa lebih baik. Bahkan sebaliknya. Bagaimana mungkin hanya dengan menatap pantulan dirinya sendiri di kaca, ingatannya tentang lelaki brengsek itu sudah kembali berputar di kepalanya?