23. Flashback

162 2 0
                                    

"Macet lagi, macet lagi," keluh Ara melihat jalanan yang semakin hari semakin macet.

"Biasa aja kali, kayak ga pernah lihat macet aja loe," seru Yudha menanggapi keluhan Ara. Yudha yang baru sampai di Bandung siang tadi, langsung menjemput Ara di rumahnya dan mengajak cewek itu berkeliling Bandung di sabtu sore ini.

"Kayaknya ada kecelakaan tuh Ra, rame-rame gitu," tunjuk Yudha ke satu tempat yang dikelilingi kerumunan banyak orang. Ara melihat ke tempat yang ditunjukkan Yudha, mencari tahu. Rupanya benar ada kecelakaan, mobil sedan merah D 123 KA menabrak trotoar jalan. Ara seperti tidak asing dengan plat nomor mobil itu. Itu kan mobil... Monika?! Tidak! Ara tidak mau mengira-ngira, lebih baik dia turun untuk memastikan.

"Yud, berhenti dulu dong. Gue kayak kenal mobil itu."

"Kenalan di bengkel mana loe?," canda Yudha yang tidak sadar dengan kepanikan yang melanda Ara. Ara tak berniat membalas candaan Yudha di saat genting seperti ini. Setelah Yudha berhasil menepikan mobilnya, Ara langsung lompat keluar mobil dan bergegas menuju tempat kecelakaan itu. Yudha yang sudah sadar akan kepanikan Ara, langsung berlari menyusul Ara. Ara dan Yudha memaksa masuk ke kerumunan orang-orang yang mengitari mobil sedan merah itu. Orang-orang yang tertabrak dan sempat tersikut oleh Ara dengan spontan memaki Ara tapi makian itu langsung hilang ketika Yudha meminta maaf atas sikap Ara. Ara dan Yudha akhirnya berhasil berada di barisan terdepan.

"Monik??!." Dan terjawablah sudah kecurigaan Ara. Mobil sedan merah itu memang milik Monika dan pengemudinya adalah Monika. Beberapa orang laki-laki berusaha mengeluarkan Monika dari dalam mobil, darah tampak mengalir dari kepala dan sekujur tubuhnya.

"Saya temennya pak, tolong bawa ke mobil saya," seru Yudha sambil menuntun bapak-bapak itu menuju tempat mobilnya diparkir diikuti Ara dari belakang dengan setengah berlari.

"Makasih ya pak," seru Yudha setelah Monika yang tak sadarkan diri berhasil diletakkan di kursi tengah CR-V hitam itu. Ara menemani Monika di sampingnya, menopang kepala Monika di pangkuannya. Dan Yudha pun memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, berlomba dengan waktu yang semakin sempit.

.^_^. .^_^.

Yudha berhasil mencapai rumah sakit terdekat di kawasan Pasteur. Tepat di depan ruang IGD, dia menghentikan mobilnya. Para perawat yang melihat kondisi Monika langsung mengangkat dan membawa Monika ke dalam ruangan untuk dilakukan penanganan segera. Ara dan Yudha mondar-mandir tak karuan. Mereka bingung harus menghubungi siapa untuk mengabarkan keadaan Monika. Mereka pun akhirnya menghubungi Bisma dan Dikdik.

Beberapa dokter datang memasuki ruang IGD dan perawat bolak-balik keluar masuk ruang IGD membawa beberapa peralatan. Ara dan Yudha tak tahu untuk apa alat-alat itu tapi yang pasti mereka tahu kalau keadaan Monika sangat serius.

"Maaf, Anda keluarganya pasien yang kecelakaan?," tanya seorang perawat yang keluar dari ruang IGD sambil membawa labu darah. Ara dan Yudha saling tatap.

"Kami keluarganya," jawab keduanya bersamaan. "Ada apa ya zuster?," lanjut Yudha ingin tahu.

"Begini, saudari Monika kehilangan banyak darah dan dia membutuhkan darah untuk menggantikan darah yang hilang. Tapi persediaan golongan darah A di rumah sakit tinggal satu labu, kami sudah mengirim kurir untuk meminta darah bergolongan A ke PMI tapi perlu beberapa waktu dan kami hampir kehabisan waktu. Apakah ada saudara atau teman yang bergolongan darah sama dengan pasien yang bisa mendonorkan darahnya sambil menunggu darah dari PMI?," zuster itu menjelaskan.

"Golongan darah saya A," ujar Ara yakin. Zuster pun mengajak Ara ke laboratorium untuk di cek ulang dan jika benar golongan darah Ara adalah A maka Ara dipastikan akan mendonorkan darahnya untuk Monika.

Sepotong Hati PrincessWhere stories live. Discover now