15. Katakan Kata Hatimu

140 2 1
                                    

Dikdik menerjunkan diri ke dalam kolam air panas diikuti semua temannya kecuali Bisma. Dingin yang mereka rasakan pun hilang dalam sekejap, kini hangat menjalar di tubuh mereka. Canda, tawa, jahil, marah bohongan tersanding di kolam air panas Cimanggu ini. Rencananya, mereka akan menginap satu malam di tempat ini. Setelah cukup puas menghangatkan diri, satu per satu dari mereka beranjak dari dalam kolam, mengeringkan diri dan mengganti pakaian mereka.

Hari makin larut malam, api unggun yang dibuat Dikdik semakin besar. Semua berkumpul mengelilingi api unggun, menggosok-gosokan tangan sebagai upaya untuk menghangatkan diri.

"Okey temen-temen semua, harap tenang. Malam ini kita akan memainkan satu permainan, nama games-nya...," Dikdik mengelus-ngelus dagunya, coba mencari ide.

"KATAKAN KATA HATIMU," Dikdik meneriakkan judul ide yang didapatnya. Permainan pun dimulai dari Dikdik yang menceritakan perasaan bahagianya bisa bertemu dengan teman-teman dan kesedihan yang dirasakannya karena harus berpisah dan dia juga mengucapkan terima kasih pada teman-teman yang membantunya belajar juga maaf atas kejahilannya selama di kampus. Games dilanjutkan sesuai dengan urutan duduk.

Ada yang menceritakan tentang cinta terpendamnya, ada yang sedang falling in love, yang patah hati, yang senang karena bisa ketemu sama teman-teman yang sudah seperti keluarga, dan juga kata hati kata hati yang lain. Setiap seseorang selesai mengatakan kata hatinya, selalu ada tepuk tangan disana. Bisma juga hanya mengatakan kata hati yang isinya tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan sohibnya, Dikdik. Dan akhirnya, the last, giliran Ara. Ara berdiri di dekat api unggun, menjadi pusat perhatian teman-temannya. Terdiam. Lama. Tapi tidak ada interupsi dari teman-temannya. Mereka sabar menunggu.

"Katakan kata hatimu...," ucap Ara lalu dia terdiam kembali, hening. Dia menarik napas berat, berulang kali. "Gue ga bisa bilang apa-apa tentang kata hati soalnya setengah hati gue udah pergi," lanjutnya coba tersenyum walau terasa pahit. Semua terdiam, diam, diam, dan diam.

"Happy birthday to you, happy birthday Ara, happy birthday... happy birthday... happy birthday Ara...," Ayu muncul membawa kue ulang tahun untuk Ara, tepat hari ini ulang tahun Ara. Semua pun menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk Ara dan menyalaminya. Belum sempat Ara meniup lilin di kue itu, angin telah meniupkannya mewakili Ara. Ara memotong kuenya.

"Kue potongan pertama mau kamu kasih ke siapa?," tanya Ayu penasaran.

"Karena orang yang mau gue kasih kue ini ga ada disini jadi gue akan mewakilkan menerima kue ini dan melahapnya sampai habis."

"Buat Yudha ya," celetukan seseorang itu hanya dibalas senyuman oleh Ara. Mulutnya sibuk mengunyah kue di tangannya. Ara meninggalkan teman-temannya yang masih betah berlama-lama di dekat api unggun yang mulai mengecil. Bisma tak berani menatap ke arah Ara karena dia tahu dialah yang telah merampas setengah hati Ara. Sesal membuat sesak di hatinya yang sudah sesak semakin sesak.

.^_^. .^_^.

Udara dingin tak pernah pergi meninggalkan Ciwidey, bahkan di pagi ini. Semua orang berusaha menghangatkan diri, ada yang berendam di kolam air panas, ada yang jogging. Sementara Ara dan Dikdik menghangatkan diri dengan segelas wedang jahe panas dan semangkok mie plus telur di salah satu warung yang terdapat di tempat itu.

"O ya Ra, kemarin beneran kuenya mau loe kasih ke Yudha?," tanya Dikdik penasaran. Bisma yang hendak mendekat membatalkan niatnya dan lebih memilih untuk menguping. Ara yang sibuk mensubsidi mie untuk perutnya hanya menggelengkan kepalanya.

"Bukan?! Buat siapa dong?"

"Buat Mami," seru Ara lalu meminum wedang jahe yang kehangatannya langsung terasa ke perut. "Hidup gue tuh kayak di dalam segitiga bermuda...," lanjutnya ketika selesai meneguk minuman jahenya itu. Kening Dikdik berkerut, penuh tanda tanya.

"Segitiga punya tiga titik, gitu juga hidup gue. Titik pertama dan paling atas ada Mami, Mami itu napas dan bidadari penjaga gue. Titik kedua Yudha, dia jantung gue dan dia juga selalu jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun ke gue termasuk ultah gue sekarang. Dan titik ketiga, sang pencuri hati, sosok yang bikin gue ngerasain semua rasa, seneng, sedih dan loe pasti tahu siapa orangnya."

"Bisma," ucap Dikdik sengaja menyebut nama itu karena dia tahu Bisma bersembunyi di balik pintu dan dia ingin agar Bisma sadar kalau dengan menjauhi Ara bukan kebahagiaan yang didapat Ara tapi hanyalah rasa sakit yang makin bertambah setiap hari.

.^_^. .^_^.

Sepotong Hati PrincessWhere stories live. Discover now