3.Honeymoon

30.6K 860 72
                                    

Budayakan vote+coment setelah membaca. Awas typo masih bertebaran dimana-mana

Kira's Pov

Aku menunggu Arsen dikamar, hari sudah mulai sore, namun dia masih belum menampakan batang hidungnya. Sungguh aku sudah pegal untuk menunggunya, kalau mau tau begini mending aku pergi aja deh ke acara ulang tahunya Liza, tapi aku juga gak berani sih kalau gak di ijinkan suami, gini ya rasanya kalau udah punya suami gak bisa bebas.

Drap...

Drap...

Drap...

Aku mendengar langkah kaki menuju kamar, saat pintu terbuka aku segera berdiri aku melihat Arsen menatapku tanpa ekspresi dan jujur bukan ini yang aku mau bayangkan saja aku bahkan rela menunggunya nah dia malah muncul tanpa ekspresi gak menghargai banget kan.

"Kenapa masih diam? Ayo kita harus berangkat sekarang." Aku tersadar saat Arsen sudah mengambil koper lalu hendak pergi.

"Ehh tunggu kita mau kemana?"

"Ke lubang got." Aku mengerutkan keningku.

"Yang benar saja, memangnya di sana ada wisata apa?" Tanyaku ehh ko malah jadi bego aku.

"Cape ngomong sama kamu, udah buruan penerbangan sebentar lagi."

"Ahh penerbangan, oh ya ampun. Apa kita benar-benar mau ke Bali?" tanyaku.

"Mau ikut atau tidak? Kalau mau cepat kemasi barangmu tapi jangan banyak-banyak." Itu suara terakhirnya setelahnya dia sudah berlalu dari hadapanku, aku mendengus kesal suami macam apa itu ihh dingin banget sih suami siapa yaa? Akhh bodoh dia itu suamiku ihh nyebelin banget jadi suami.

Segera aku mengemas barang-barangku, aku sedikit bingung apa saja yang harus aku bawa, dan karena bingung akupun membawa semuanya yaa semua barang yang ada di lemari yang aku bawa dari rumahku.

Ku tarik koper dengan sedikit kesusahan dan ini memang susah karena sangking banyaknya aku bahkan kewalahan membawanya.

Aku lihat Arsen menyalakan klakson berkali-kali membuat telingaku begitu terganggu, lihatlah dia itu memang bukan suami baik istrinya kesusahan dia malah diam saja, dasar si es ya kalau saja aku mampu akan aku buat dia meleleh jadi air biar gak keras dan dingin, tapi sayangnya aku tidak bisa membuatnya luluh.

"Dasar lelet, udah kaya siput untung gak aku tinggalin," ucapnya dingin.

"Ya maaf, gak lihat apa aku bawa barang banyak," jawabku setelahnya aku memasang sabuk pengaman.

"Sudah aku bilang jangan bawa banyak-banyak, kamu pikir kita mau pindahan." Dia malah mengomeliku uhh membuatku semakin kesal sekali, dia memang dingin tapi cerewet banyak koment.

Aku diam tidak menjawab perkataanya, dan selama perjalanan menuju Bandara aku hanya saling diam, sunyi sepi itulah keadaan mobil sekarang.

Tak lama mobil pun sampai, Arsen keluar lebih dahulu di sana kami di sambut oleh kedua orangtuanya dengan segera aku keluar dari mobil mengeluarkan koper dengan sedikit kesusahan.

"Ya ampun Kira sayang gimana sih si Arsen istrinya kesusahan malah di biarkan," ucap Ibunya seraya membantuku mendorong koper, aku hanya tersenyum semanis mungkin, Ibu dan anak beda jauh, kenapa Ibu Rima bisa melahirkan anak es kaya Arsen ya?.

"Tidak apa Ibu hehe gak berat ko," kataku, Ku lihat Arsenio menatapku sekilas setelahnya ia kembali mengobrol dengan Ayahnya, benar-benar membuatku kesal gila kalau dia gak tampan udah aku remes tuh wajah, ishh tampan ahh apa-apaan ini? oh astaga aku rasa mulutku bermasalah mana mungkin aku mengatakan dia tampan.

Marriage With Mr.Arsenio (Completed)Where stories live. Discover now