▶️Ingatkah Kalian?

706 45 10
                                    

30 November 2017

Akhir-akhir ini, hujan gemar mengunjungi bumi. Tak jarang pula seharian bumi basah karenanya. Angin kencang yang dinginnya menusuk tubuh pun sering menampakkan dirinya. Kedatangan hujan dan komplotannya ini tentu saja membawa efek, salah satunya adalah kemalasan umat manusia.

Seakan mematahkan fakta tersebut, tiga gadis yang dikenal bersahabat sejak SMA itu bepergian saat hujan sedang deras-derasnya. Adalah Arin, Sohye, dan Yoojung yang sangat bersemangat ke sekolah untuk melakukan cap tiga jari. Mereka ini termasuk orang-orang yang ketinggalan info, jadi wajar apabila terlambat melakukan cap tiga jari.

Lalu, mengapa mereka rela menembus hujan demi ijazah?

"Daripada gue cap tiga jari bareng mantan, mending hujan-hujanan, lah," tutur Yoojung ketika ditanya teman-teman kuliahnya. Semenjak putus dengan Jihoon, ia menjauhkan diri dari mantannya itu. Bertemu saja ia tidak mau-alasannya ingin move on.

Mereka tidak langsung pergi ke ruang TU sesampainya di sekolah. Tiga gadis itu beristirahat terlebih dahulu-jarak kampus dan SMA mereka cukup jauh-usai menjemur jas hujan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga melayani pertanyaan dari beberapa siswi kelas dua belas yang ingin mengetahui kehidupan di bangku perkuliahan.

Pukul satu siang-berakhirnya waktu istirahat bagi para karyawan, mereka meluncur ke ruang TU. Lagi-lagi, mereka harus menerobos gerimis yang tampaknya akan awet hingga sore hari. Sesekali tawa lepas dari mulut mereka, bersamaan dengan nostalgia yang mereka lakukan.

"Ada Si Twice itu!" seru Yoojung kepada dua temannya yang masih memakai sepatu ketika melihat guru Prakarya mereka yang akrab disapa Pak Mumu itu. Arin dan Sohye tertawa, melepas kerinduan pada guru yang pelajarannya lebih sering gabut-tidak ada kerjaan-itu. Ketiganya melanjutkan perjalanan ke ruang TU dan seperti yang sudah mereka duga, terlihat beberapa guru yang pernah mengajar mereka.

"Eh, eh, itu ada Pak Kyuhyun," ujar Sohye ketika pandangannya menangkap Pak Kyuhyun di depan ruang Wakasek-Wakil Kepala Sekolah. Ia dan Yoojung tertawa seiring dengan terbukanya pintu ruang TU, teringat dengan momen ketika mereka absen di pelajaran Matematika Peminatan karena Sohye sakit perut. "Ya ampun, jadi inget Si Arin kena pensil ajaib gara-gara kita cabut,"

"Iya, ish, untung aja gue udah ngerjain PR," sahut Arin. Ia memimpin langkah, melewati ruang yang semakin sempit itu karena bersekat. Ia menyapa salah satu karyawan di sana, kemudian bertanya tentang cap tiga jari.

"Kalian belum cap tiga jari?" Pak Heejun tiba-tiba muncul dari belakang, mengagetkan ketiga gadis itu. Mereka hanya dapat cengar-cengir ketika ditanya oleh guru Kimia yang terkenal dengan cara mengajarnya yang sering kali nyeleneh. "Ke mana aja kalian, dari kemarin bukannya cap tiga jari,"

"Sibuk, Pak," jawab Yoojung. Pak Heejun mengangguk-angguk, kemudian bertanya kepada salah satu muridnya itu.

"Kamu yang mantannya Jihoon itu, bukan, sih?"

Arin dan Sohye menahan tawa, sementara Yoojung memutuskan untuk mengobrol dengan karyawan yang tadi ditanyai Arin-menghindari pembahasan tentang sang mantan.

"Kelas IPA berapa?" tanya Pak Sunggyu-karyawan yang mereka tanyai perihal cap tiga jari-sambil membuka lemari berisi kumpulan ijazah dan SKHUN.

"Kita IPA berapa dulu?" Yoojung malah bertanya kepada kedua temannya.

"IPA 6, kelas sendiri aja lupa," jawab Arin.

"Jelas, lah, lupa, orang yang diinget mantan sama musuhnya mulu," timpal Sohye, yang selanjutnya diikuti tawa dari Arin.

"Lo juga, yang diinget Si Dekil mulu," balas Yoojung yang tangan kirinya sudah siap untuk menyentuh tinta. Hari itu, ia menjadi orang pertama yang melakukan cap tiga jari. Setelahnya baru Sohye dan Arin yang melakukan cap tiga jari.

momenWhere stories live. Discover now