▶️Seri

340 42 0
                                    

Jam kosong

Saat ini, mati adalah pilihan terbaik untuknya.

Gadis itu menatap langit biru. Rambut panjangnya melambai-lambai, menutup wajah yang sudah dihiasi air mata. Digenggamnya cutter yang menghuni tas sekolahnya. Perlahan-lahan jempolnya tergerak untuk menampakkan sisi tajam dari benda di genggamannya. Ia mengangkat tangan kirinya yang bebas, kemudian mendekatkan benda tajam itu dengan kulitnya.

Ia ingin mati saja.

"Seoyeon, turunin cutter lo,"

Ia menoleh dan menemukan seorang lelaki yang sedang mengisap rokok. Gadis itu menampakkan seringaiannya. Tidak habis pikir ia dengan lelaki itu–sudah dibilang jangan merokok di rooftop, tetap saja dilakukan.

Seoyeon menghempaskan cutter miliknya ke aspal.

"Gue lupa siapa nama lo, tapi tolong matiin rokoknya,"

Seri–lelaki itu menghempaskan rokoknya, kemudian menginjak benda 'pembunuh' itu.

"Jangan cutting lagi." Lelaki itu menghampirinya. Diamblinya cutter yang telah terbaring di atas aspal dan dengan santainya ia lempar barang tersebut ke luar sekolah.

"Damn." Seoyeon menatap lelaki di sampingnya dengan tatapan tidak terima. "Bisa-bisanya lo ngebuang barang pribadi orang lain,"

"Mana rokok lo?" Gadis itu mengadahkan telapak tangannya. Si lelaki dengan santainya memberikan bungkus rokok–lengkap dengan isinya–yang disembunyikan di saku seragamnya.

"Silakan." ujar lelaki itu, seolah tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Benar, Seoyeon melempar bungkus rokok yang ada di tangannya ke luar sekolah untuk membuat skor mereka seri.

"Oke, gue lupa siapa lo, tapi lo santai banget pas barang lo dibuang begitu aja,"

Lelaki di sampingnya itu mengulurkan tangan kanannya. "Kenalin, gue–"

"Woi, dicariin lo sama anak-anak,"

Siang itu, kemunculan Jaemin menggagalkan serinya skor mereka.

⏸️

momenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang