#51

1.6K 114 109
                                    

"Hai,bangun nad. Gk anter vero sekolah?" Una menepuk halus pipi nadine.

Nadine tak menunjukan respon akan bangun. Malah semakin terlelap,sambil menggenggam tangan kiri una di pipinya.

Una membelai lembut kening,lalu turun melewati pipi,dan terus turun.
Leher,jari jemarinya kini telaten menyusuri setiap lekuk rahang dan leher nadine. Sembari menggigit bibir bawahnya sendiri,mendamaikan hasrat.
Tapi,entah mengapa hasratnya kali ini sedikit 'nakal'. Jari jemari yang selalu bisa di kendalikan olehnya,kini malah membuatnya kewalahan.

Bibir itu,jemarinya berpindah ke bibir nadine. Bibir yang sedikit terbuka,membuatnya gemas. Ia mengusap lembut dengan ibu jarinya.

Nadine tersenyum dalam tidurnya,kesadarannya belum penuh. Namun,rasa itu sangat kuat mengusik tidurnya.

"Yuna, stop apa mau aku "
"Aku apa? Hem?" Una memotong perkataan nadine.

"Aku gelitikin!!!!!"

"Arrggghhh hahahaha hahahhahaa,nadine hahahahaha"

Una terpingkal-pingkal,tubuhnya yang tadi duduk kini terbaring,menggeliat. Entah kapan,nadine kini sudah berganti posisi,menghadap una. Tangannya masih asyik menggelitik pinggang dan perut una.

"Siniiih,ganggu orang tidur aja" nadine menarik tubuh una,erat mendekap tubuh mungil itu.
Lalu,mengunci dengan kakinya.

Una malah cekikikan,pasrah.

"Kamu masuk lewat mana?"
"Lewat pintu nad,kamu pikir aku tikus lewat atep rumah"
"Ya kali kamu maling,lewat atep rumah juga kan. Aku gk anter vero hari ini,helen yg anter"

Una diam,rasanya ingin ditarik bibir itu lalu dicubit sampai pemiliknya meminta ampun. Fasih sekali mengucap nama yang membuat mood nya berubah dalam sekejap. Nama itu kini terasa menyayatnya,perih.

"Kamu marah? Cuma nama doang una,nyebut nama doang"
"........."
"Ihhh ibu dosen gk cantik lagi kalo marah. Bibirnya jadi maju gitu,astagaa maju 5senti loh bibirnya. Mau nanti pada kabur pas lihat kamu ngajar?" goda nadine.

Una masih diam,nadine memberinya ciuman bertubi-tubi di pipi kanannya.

"Kamu sensi banget seminggu ini. Banyak pikiran ya,sini dibagi sama aku"
"........"
"Sini dong,bagi ke aku. Biar kamu gak tua sendiri mukanya"
"Gimana baginya?"

Mendengar una mulai meresponnya,membuat nadine sedikit lega. Ia tidak ingin membuat tunangannya ini badmood,ia tahu jadwal una hari ini padat.

"Ya dibagi,mau gak?"
"Ya ini,ambil setengah aja nad"
"No no no,aku ambil semua aja"
"Terserah,gimana ngambilnya?"

Una merasakan pacuan detak jantungnya yang tiba-tiba saja berubah tempo. Dari yang normal saja,dan sekarang berubah lebih cepat. Matanya menerawang,rasa kagetnya masih membuatnya belum sadar apa yang sedang terjadi.

Nadine mulai mencium lembut bibir bawahnya,barulah di situ ia sadar.
Nadine menciumnya dahulu tanpa diminta, dan saat ini pikirannya masih tidak percaya.
Ada rasa berkecamuk di dalam dada dan di dalam pikirannya. Ini salah,bukan ini benar. Tapi ini salah,masa bodoh dengan salah karena ini benar.

Cumbuan,ciuman,dan sentuhan nadine semakin memaksanya hilang dari kesadaran. Perlahan,kedua bibir itu mulai saling mencari kenyamanannya. Saling menyesap,menuntut satu sama lain.
Pagutan demi pagutan,membuat napas kedua manusia ini semakin memburu. Una tak lagi sadar,kalah dengan hasrat. Pertahanannya dibiarkan jebol kali ini. Una mulai berani,menarik tengkuk lalu kembali membelai punggung nadine.
Bibir keduanya mulai merenggang,mencari udara segar.

"I love you" nada bicara una sedikit bergetar.

"Kok sedih?" Nadine menghapus air mata una.

"Sedihlah, kamu baru sekarang berani cium. Ini tu sama aja ciuman pertama kita di waktu yang gk tepat" gurau una menutupi rasa kecewa atas nadine yang tak merespon ungkapan cintanya.

"Hihi,iya ya. Ini ciuman pertama kita setelah 2 tahun kita bareng. Rasanya,gk bisa di jelasin. Inget waktu di hotel? Kamu bilang sentuh aku" nadine memperagakan gerakan una waktu itu.
"Ihh apaan sih kamu,aku gk selebay itu!! Kamulah,ngapain pegang-pegang" Una menutup mukanya,malu.

"Pura-pura lupa,siapa yg minta di sentuh tapi pas baru di raba langsung dorong sampe aku jatoh dari bed? Siapa coba itu?" Ucap nadine gemas namun masih sedikit dongkol dengan kejadian waktu itu.

"Itu,pasti cantik orangnya. Makanya kamu sampe nginget detail,hihihii"

"Antara cantik sama galak kek macan"
"Justru yg galak yang menggoda kan,kan kan kan" una menaik turunkan alis matanya.

"Hisshh,aku mandi dulu"

LOVE, NADINE and HELENA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang