#38

2.3K 158 21
                                    

"rumahmu mana sih? Kita udah jalan hampir sejam lho. Kakiku pegel tauk"

Ku jawab kembali dengan senyuman. Aku berjalan sedikit di depannya, kami berjalan kaki. Aku memang sengaja mengambil jalan jauh. Dan bodohnya dia, masih saja mengikutiku. Sepanjang jalan dia bercerita banyak tentangnya. Aku sedikit tau tentangnya, gadis ini cerewet. Maksudku suka berceloteh, bercerita.

"kalo kamu? Lebih pilih mana? Cinta apa karier?" Dia bertanha sedikit serius

"emm, cinta deh" Jawabku asal

Aku mendengarnya menertawakan jawabanku.

"bodoh! Buat apa cinta kalo gk sukses? Kamu lagi patah hati ya? Itu bedanya, coba kamu pikir. Kalo kamu sukses, kamu pasti gak sampai yang sepatah hati gini"

"heem. Iya kali"
"emang iya, kamu tu bodoh. Muka cakep tapi otaknya semeter alias cetek wahahha"
"wahahh

" Wah berani ngatain gue lo. Siapa nama lo?"

Kami tertawa, bersama. Saling menertawakan diri sendiri. Dia, yang aku tahu menertawakan dirinya yang sedang di kejar deadline kerjaanya. Aku tak tahu, dan tak mau bertanya. Karena tanpa aku tanya, dia akan menceritakannya sendiri.

"aku kost, di pogung. Tau kan?"
"kalo tau? Kenapa?"

Aku sedikit menggodanya.

"ya, maen aja. Kita bisa nongkrong bareng. Aku temenin kamu, takut kamu khilaf"
"khilaf sama lo, kalo di kost lo"

"ehhe, apasih. Mana nih rumahmu? Ngapain kita muter lewat ring road kalo rumahmu cuma disini? Kakiku patah ni?"

"gue gk minta lu ikut kan? Lu yg nawarin diri buat anter gue balik. Masuk dulu yuk" Tawar ku

"ihhh. Dasar keong racun, belum kenal ngajak-ngajak masuk"

Ohh Tuhan, senyumanku tiba-tiba tertarik. Dia berisik, dan berisiik. Tapi gak ganggu

Gadis ini, sok gaya nyanyi keong racun. Padahal, lihat kelakuannya. Masuk, langsung tiduran di sofa. Dengan gaya yang, sensual. Miring ke samping, mataku menajadi terbuka kembali.

"hei, bisa tutup belahan dada lo? Tu keliatan"
"ohh sorry, aku emang suka pake kaos longgar gini"
"ohh.. Gue gk nanya dan gk peduli. Mau lo pake bikini pun terserah, yg penting tutup tu belahan. Untung mata gue yg liat, kalo orang laen gimana?"

Dia cengengesan. Ehh, gadis ini punya lesung pipi.
Aku meninggalkannya, aku ngantuk.

############################
Aku sudah selesai mandi. Perutku lapar. Aku butuh makan. Setelah selesai dengan urusan cafe, sebelum mandi maya meneleponku. Aku rindu suasana kafe, aku putuskan kesana saja.
Aku hampir lupa jika tak mendengar suara dengkuran halus di sofa.
Aku berhenti di hadapannya. Rambut sebahunya acak-acakan, aku tersenyum. Seperti apa tidurnya? Hingga rambut lurus lembut sebahunya bisa seberantakan ini?

"heii, bangun"

Masih tak ada pergerakan, dengkuran halusnya masih nyaring.

"bangun, bangun.. Gue mau pegi"
"emm, huuuah.. Jam berapa?"
"jam 7.. Bangun" Ku paksa dia membuka mata

Dia duduk, mengucek kedua matanya.

"kok udah jam 7 sih.. Kamu mau kemana?"
"mau pegi" Jawabku
"kemana?"
"urusan gue"
"urusan kamu, tapi aku mau tau" Paksanya
"kafe" Masih, jawabku singkat saja
"kafe mana? Banyak kali di sini"
"berisik lo ya, ayo. Gue anter balik"

Dia mengikutiku. Ahh, lma sekali aku tidak mengurus dan memanjakan maz ijoku. Aku rindu maz, kataku dalam hati sambil tersenyum. Mazda ijoku, jadi jamet

"pogungnya sebelah mana?"
"ntar juga tau. Mampir samirono dulu ya"
"ngapain?" Tanyaku penasaran
"pipis, ya beli makanlah" Jawabnya gregetan
"hahaha, kali aja lo mau pipis beneran"

Sesuai perjanjian, aku menunggunya di depan samirono. Sepuluh menit, dia kembali. Masuk, menyodorkan sebungkus sate. Harum aromanya, aku suka makanan ini.

"buat kamu, ayo jalan lagi pir" Ucapnya sambil tertawa
"pir? Supir"
"iyelah supir, masa sipir. Sipir kek kamu mah banyak penjahat relah di bui"

Aku menjitak kepalanya.

"ini pogungnya sebelah mana?

Tanyaku saat kami sudah memasuki kawasan pogung, dan ku lajukan maz ijo mengikuti arahan petunjuk darinya.

"wow, kawasan sini?" Ucapku tulus, kawasan elit sih ini
"iya, makasih ya.. Yuna, panggil aja Una"
"ngajak kenalan nih" Godaku lagi dan lagi
"lupakan"

Dia hendak menarik kembali uluran tangannya. Dengan cepat aku menggenggamnya, erat.

"nadine"

Dia turun, lambaian tangannya mengiringiku yang mulai menjauh dari kost nya.

"ohh god, sumpah yuna manis sekali"
Aku yang tipe susah tertarik dengan orang, bilang dia manis. Artinya, yuna sangat menarik

Aku jadi sadar, aku memang butuh keluar. Dari masalah, dan mencari kekuranganku. Untuk ku perbaiki

LOVE, NADINE and HELENA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang