#35

2.4K 169 46
                                    

"satu bulan nad!! Lo mau sampe kapan?! Lo kok bego gini sih"

"apaan sih may! Gue bisa makan sendiri" nadine mendorong tubuh maya sampai terjatuh.

"aaarrrgggh nad!!! Gue bunuh tu anak, iya? Lo mau gue matiin tu anak!?" maya mengatur nafasnya yg tersengal. Mengeram, menahan emosinya.

"berani lo sentuh dia? Gue bakal....."
"apaa!! Bakal bunuh gue!? Lo bukan nadine gue, nadine gue tu pahlawan. Dia gk sebego lo!"

"gue bukan pahlawan lo may! GUE BUKAN PAHLAWAN LO!! ngerti gak sih?!"

"bangke! Tai lo nad! Fuck! Makan nih, awas aja sampe gue balik ke sini lo masih gk nyentuh tu makan"
############################
Aku merenung, di kamarku. Memeluk lututku..
"maaf may, gue gk maksud bentak lo" ucapku saat sudah tak ada lagi orang lain di rumahku.
Aku pasti sangat menyebalkan, aku sadar itu.

Semenjak itu, helena tak pernah datang lagi, dia menepati semua omongannya. Setiap bertemu, dia hanya akan memberikanku senyuman indahnya. Kami tak pernah bertegur sapa.

"kangeen len, kangen kamu" ucapku sambil terisak.
"sakit sayang, ini sakit beneran" aku menekan dadaku, disana terasa sakit sekali.

"kamu kemana? Gak ada kabar, kamu jahat! Aku kangen!"

Aku bisa gila!
Ini apa?
Seseorang, tolong jelaskan! Ini apa?
Aku seolah sedang sakauw. Rasanya sakit bukan main, menggerogoti semuanya.
Tubuhku yg mulai tk terawat, hingga aku yang semakin tak karuan dengan style ku.
Setiap hari, maya selalu disini. Sekedar mengecek apakah aku sudah makan atau belum. Sumpah, maya adat kakak plus teman yang baik banget.

Namun, selalu sama. Aku terpancing emosi jika dia mulai meninggikan volume suaranya.
Aku butuh helena. Bukan makanan.

"kamu jahaat!! Jahaat banget kamu Len!"

LOVE, NADINE and HELENA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang