[MPB] Special Chapter (2)

102K 2.6K 149
                                    

"Di rumah Pa acaranya?" tanya Dara setelah mobil mereka memasuki gerbang rumah bercat putih. Rumah yang sangat mewah dan besar sekali.

"Iya," jawab Papanya singkat. Dara berpikir pasti teman Papanya ini sangat kaya tapi kenapa mengadakan pesta di rumah, biasanya orang-orang kaya itu mengadakan pesta di gedung atau di hotel.

Mereka bertiga keluar dari mobil, lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu. Dara mengamati sekitarnya. Banyak orang, apalagi gadis remaja seperti dirinya. Dara tahu sekarang, kenapa orang tuanya membawa dirinya ke pesta seperti ini. Lihatlah banyak sekali orang tua, ralat semua orang tua membawa anak gadisnya. Ia sekarang patut curiga pada orang tuanya. Jangan sampai apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan, yaitu dijodohkan.

Dara menggeleng, membuang pikiran pikiran itu. Dihembuskan napasnya sebelum melanjutkan langkahnya. Ia kembali melanjutkan langkahnya mengejar kedua orangtuanya yang sudah berada di depan pintu, orang tuanya tampak sedang bercakap-cakap dengan seseorang, mungkiin teman Papanya, pikirnya.

Langkah Dara kembali terhenti saat ia melihat siluet lelaki di balkon. Mungkin anak temen papa, lagi lagi pikirannya seperti itu. Dara menghampiri kedua orang tuanya, dan benar saja apa yang dipikirkannya sebelum datang ke pesta ini. Dirinya pasti dikacangin dan dia sama sekali tak paham apa yang dibicarakan kedua orang tuanya itu. Apalagi ditambah tatapan sinis dari anak gadis dari temen Papanya, dan itu sungguh membuatnya jengkel.

Apa ada yang salah di dirinya, sampai sampai gadis itu menatapnya tak suka? Dara hanya membalas tatapan itu dengan wajah datar, kalau bukan dirinya berada di acara seperti ini, sudah pasti tuh gadis akan dia tonjok.

"Ma aku ke toilet dulu ya?" ucap Dara ingin pergi dari situ. Mamanya mengangguk sekali.

"Biar gue temani," ucap gadis yang menatapnya sinis tadi, Dara memutar bola matanya malas.

"Gue bisa sendiri," ucap Dara.

"Biar Stella yang menemanimu Nak," ujar Mama gadis yang dipanggil Stella itu.

"Nggak usah Tante, Dara bisa sendiri kok," elak lagi Dara menolak.

"Udahlah, ayok gue temani." Tanpa persetujuan Dara, Stella menyeret tangan Dara pergi menjauh dari kedua orang tuanya.

"Woi, lepasin tangan gue." Dara mencoba melepaskan tangannya. Namun Stella masih tetap menyeretnya pergi menuju tempat sepi. Dihempaskan tangan Dara kasar dan itu membuatnya kesal pada Stella.

"Lo lebih baik mundur dari acara ini," ucapnya ambigu. Dara tak tahu maksud gadis itu.

"Maksudnya?" tanya Dara, dilihat gadis itu menggerutu kesal padanya.

"Lo nggak usah pura-pura bodoh. Semua perempuan di sini pasti tahu kenapa mereka ke sini." Ujar Stella, tetap Dara tak paham.

"Tapi sayangnya gue nggak tahu, dan gue nggak mau tahu," ujar Dara ingin berlalu dari sana namun tangannya dicengkram kuat.

"Gue peringati, lebih baik lo mundur dari acara perjodohan ini. Karena gue yang akan terpilih menjadi calon mantu keluarga ini." ucap Stella membuat Dara paham. Jadi benar dugaannya ia diajak ke acara seperti ini. Dara menatap Stella dengan tatapan menantang.

"Jadi lo takut kalau gue yang menang." Entah kenapa dirinya mengatakan seperti itu. Ia seharusnya mundur dari acara ini, tapi ia tak bisa karena ia ingin membalas perempuan di depannya ini. perempuan sok berkuasa, ia sungguh benci perempuan seperti itu.

"Lo!" tunjuk Stella ke wajah Dara. Ia sangat kesal pada Dara yang sok berani itu. Dara melepaskan tangannya dari cengkraman Stella.

"Gue ingetin sama lo, walaupun gue yang kepilih, gue akan nolak itu. Karena gue benci acara seperi ini dan gue nggak menginginkan dia sama sekali." Ucap Dara lalu pergi dari sana. Meninggalkan Stella yang sudah emosi ke ubun ubun.

My Possesive BoyfriendWhere stories live. Discover now