14. [MPB] Bingung??

109K 5.5K 47
                                    


Dara Pov

Sudah seminggu aku berada di rumah setelah kepulanganku dari rumah sakit. Itupun aku harus ekstra mengeluarkan tenagaku untuk membujuk Reza supaya aku bisa pulang ke rumah. Keadaanku masih sama, lumpuh. Ya tak ada kemajuan yang menunjukkan kakiku sembuh. Padahal sudah dua minggu juga aku melakukan terapi untuk kakiku ini. Tersiksa, jelas pasti. Siapa sih yang mau lumpuh diusia muda seperti aku. Tentu tak ada, apalagi di usia muda seperti diriku ini adalah usia di mana masa remaja dihabiskan dengan bersenang senang. Tapi tidak dengan diriku. Diriku hanya bisa di dalam rumah saja.

Seperti hari hari sebelumnya, saat ini Reza dengan setianya menemaniku terapi pengobatan kakiku. Dia juga mendatangkan dokter ahli saraf dari luar negeri untuk menyembuhkanku. Aku jadi tidak percaya kata dokter kalau hanya lumpuh sementara. Buktinya sampai saat ini aku masih saja lumpuh. Apa harus menunggu berbulan bulan atau bahkan bertahun tahun aku bisa sembuh.

Bosan. Ya aku bosan. Bosan dengan keadaanku. Apalagi bosan karena kegiatanku hanya bisa dilakukan di kursi roda. Ditambah Reza melarangku bersekolah, dia malah menyuruhku homeschooling. Apa Reza malu punya pacar lumpuh kayak aku. Lagi lagi pikiran negative itu bersarang di otakku. Oh Tuhan aku benar benar bosan dengan keadaaku ini. Aku rindu sekolah. Aku rindu hapfun sama Eva. Aku rindu main basket. Aku rindu diriku yang dulu. Jeritku dalam hati

"Za, aku nggak mau homeschooling lagi, aku mau sekolah seperti dulu lagi. Plis Za aku benar benar bosan di rumah terus." Pintaku setelah aku selesai melakukan terapi. Saat ini aku dan Reza duduk di gazebo taman belakang rumahku.

"Enggak Sayang. Aku nggak mau kamu terlalu capek kalau sekolah. Lebih baik homeschooling kayak gini." Lagi lagi jawabannya seperti itu.

"Apa kamu malu punya cewek lumpuh kayak aku?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutku. Sudah lama aku ingin mengeluarkan pertanyaan itu. Aku takut Reza akan menjawab bahwa ia malu punya cewek lumpuh kayak aku tapi Aku melihat Reza menggeleng cepat.

"Enggaklah Yang. Aku nggak malu punya cewek kayak kamu. Plis jauhkan pikiran seperti itu. Aku nggak suka." Ucapnya sambil menarikku dalam dekapannya dan mencium pelipisku.

"Kalau gitu aku mau sekolah kayak biasanya, ya??" Dari raut wajah Reza sebenarnya aku tahu dia tak akan menyetujui permintaanku.

"Baiklah." Ujarnya membuat senyumku merekah. Benarkah ini Reza. Reza menyetujui permintaanku ini. Aku pikir Reza tak akan menyetujui permintaanku kali ini tapi Oh God, Reza menyetujuinya. Apa sebelum Reza ke sini kepalanya kepentok sampai sampai dia mengabulkan permintaanku. Senangnya aku kalau setiap hari Reza bersikap seperti ini. Tapi itu adalah hal mustahil bagiku, karena setiap aku ingin melakukan sesuatu aku harus berdebat panjang sama Reza dan ujung ujungnya akulah yang harus kalah.

"Sepertinya kamu seneng banget ya." Ucapnya dengan wajah sebalnya. Aku mengangguk cepat.

"Yaiyalah Za." Jawabku tak lupa dengan senyum manis di wajahku.

"Za..." panggilku dan dia menoleh padaku.

Cup

Aku mencium pipi Reza cepat. Aku lihat Reza mematung dengan mata berkedip kedip. Uh lucu deh wajahnya.

"Makasih Rezaku sayang." Ucapku sambil memeluknya. Ini juga karena aku ingin menyembunyikan wajahku yang mulai merah akibat aku mencium pipi Reza. Aku juga tak menyangka akan tindakanku tadi yang menurutku adalah hal yang memalukan bagiku. Berani beraninya diriku mencium Reza duluan. Malunya diriku. Tapi dipikir pikir juga Reza kan pacarku jadi biarlah hari ini aku menjadi Dara yang agresif.

¤¤¤♡¤¤¤

Hari ini adalah hari yang aku tunggu tunggu. Ya, hari ini aku bersekolah seperti biasa tidak homeschooling kayak kamaren kemaren. Sejak aku dan Reza tiba di sekolah, aku dan Reza sudah menjadi pusat perhatian siswa siswi SMA PRATAMA. Apalagi di sepanjang koridor sekolah, banyak siswa siswa yang menatapku dan berbisik bisik yang entah apa aku juga tak tahu. Aku menunduk tak berani menatap siswa siswi lain, entahlah aku juga tak tahu kenapa aku menunduk, ini bukan diriku yang tak takut siapapun. Kursi rodaku yang didorong Reza berhenti. Aku mengangkat kepalaku dan aku lihat Reza tepat di depanku.

My Possesive BoyfriendWhere stories live. Discover now