6. [MPB] Perhatian?? Bulshit

163K 9.9K 322
                                    


Dara terbangun dari mimpinya akibat sinar matahari minggu ini. Dara menguap lebar sambil berjalan menuju kamar mandi. Dara berhenti ketika melihat kalender dekat meja belajarnya. Dara tersenyum karena dia mengingat apa yang akan terjadi pada tanggal 27 mendatang. Tak sabar dia menanti dua hari berikutnya. Senyumnya penuh dengan ide ide gila. Dara akan memulai rencananya sekarang.

"Akan ku pastikan kau hari itu kesal Za." Gumamnya melanjutkan ke kamar mandi.

Hari ini Dara akan jogging mengelilingi kompleks perumahannya. Sapaan sapaan dilontarkan tetangganya saat ia berlari. Peluh keringat sudah membanjiri tubuh mungilnya. Dara berhenti di taman. Banyak keluarga yang berolah raga bersama.

Dara duduk di bangku taman menghadap air mancur di depannya. Dia menghirup udara pagi yang masih begitu segar, mungkin karena taman ini jauh dari jalan raya yang sudah pasti dipadati oleh kendaraan bermotor. Dara meminum minuman dingin yang dibelinya saat menuju taman. Kalau Reza tahu dirinya minum air dingin setelah olahraga pasti dia kena semprotan marahnya. Dara mengambil ponsel di sakunya. Lagi lagi 23 panggilan tak terjawab, 15 WA tak terbaca. Reza menghubunginya. Dara tadi sengaja mensilent ponselnya agar olahraga paginya tak terganggu oleh siapapun. Dara menghiraukan panggilan dan pesan itu, ia berjalan keluar taman hendak pulang. Saat Dara berjalan di jalanan yang sepi ada seseorang mengikutinya.

"Sendirian aja neng?" Tanya lelaki berperawakan besar dengan otot otot di lengannya serta tatoo tatoo di sekujur tangannya. Dara yang merasa ucapan dari seseorang di belakangnya menoleh. Dara menatap datar pada lelaki itu. Ia sama sekali tak takut jika lelaki itu akan menjahatinya.

"Mending ikut abang aja." Lelaki itu menarik tangan Dara. Dara mencekal tangan itu dan menghempaskannya.

"Jangan sentuh gue." Ucapnya sinis. Lelaki itu menyeringai jahat. Lelaki itu maju lagi dan berhasil memegang tangan Dara. Dara memberontak. Lelaki itu kesal karena Dara yang terus memberontak. Akhirnya lelaki itu menampar dengan kasar pipi Dara sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah sedikit. Dara mengerang kesakitan. Dara menendang perut lelaki itu dengan kaki mungilnya. Lelaki itu terjatuh tersungkur ke tanah.

"Udah gue bilang JANGAN SENTUH GUE BRENGSEK." Teriak Dara kencang. Lelaki itu hendak memukul Dara tapi sebuah tangan menahan tangan lelaki itu. Reza menghempaskan tangan itu dan memukul wajah lelaki yang berani beraninya menyentuh gadisnya. Reza melihat sudut bibir Dara yang berdarah, Dara menelan ludahnya susah. Dara melihat wajah Reza yang penuh dengan amarah. Mata yang selalu memandang lembut padanya sudah hilang, hanya tersisa amarah di mata hitam itu.

Wajah Reza penuh dengan emosi sekarang. Matanya memancarkan amarah besar pada lelaki itu. Reza memukul berkali kali wajah lelaki itu.

"BERANI BERANINYA LO MELUKAI GADISKU HAH." Teriak Reza marah pada lelaki itu. Dara mencoba melepaskan pukulan Reza pada lelaki itu. Dara berpikir bahwa Reza sudah berlebihan. Wajah lelaki itu penuh dengan darah dan lebam di sekujur tubuhnya.

"Za sudah Za. Laki laki itu udah nggak berdaya lagi." Dara sambil memegang tangan Reza menahan agar tidak memukul wajah lelaki itu.

"DIA UDAH BUAT KAMU TELUKA RA." Balasnya dengan nada masih penuh amarah.

"Aku takut Za." Ucap Dara dengan suara bergetar. Reza menatap gadisnya prihatin. Reza memeluk Dara erat. Reza benar benar khawatir sekarang pada Dara. Andai dia tidak datang tepat waktu mungkin Dara akan terluka lebih dari ini.

"Jangan pernah lo sentuh gadisku lagi." Ucapnya penuh penekanan pada lelaki itu dan berlalu menuju mobilnya bersama Dara.

Reza menghentikan mobilnya di depan apotek. Reza menatap wajah gadisnya sedih. Reza memeluknya, mengusap punggungnya dan sesekali mencium pelipis Dara untuk memberi kenyamanan. Sebenarnya Dara menagis bukan karena Dara sakit di bibirnya tapi dia takut melihat Reza yang marah tadi.

My Possesive BoyfriendWhere stories live. Discover now