8. [MPB] Firstkiss

151K 8.2K 82
                                    

Reza telah sampai di halaman luas hotel Wijaya. Dia segera memasuki hotel itu dengan menghiraukan pandangan memuja dari beberapa wanita di lobi hotel itu. Reza menekan tombol 30 pada lift. Ia sudah tak sabar bertemu gadisnya. Ingin rasanya ia memeluk erat tubuh mungilnya itu.

Reza membuka pintu masuk rooftop dengan tak sabaran. Di seberang sana terlihat gadisnya sedang membelakangi dirinya. Tanpa pikir panjang Reza berlari dan memeluknya erat dari belakang. Reza benar benar takut jika Dara meninggalkannya. Reza takut jika ia kehilangan Dara. Ia belum siap dan tak akan pernah siap melepaskan Dara. Walau Dara menagis darahpun Reza tak akan peduli dan tidak akan melepaskan Dara. Biar orang mengatakan egois, tapi Reza tak perduli kata orang. Yang hanya diinginkannya adalah Dara.

Dara dibuat kaget karena seseorang tengah memeluknya erat dari belakang. Jantungnya mau copot saja, untung Reza memeluknya erat kalau tidak Dara mungkin sudah jatuh akibat kaget itu. Dara merasakan jantung Reza yang berdetak begitu cepat. Deru napas Reza juga dirasakan di pundak Dara karena Reza meletakkan dagunya di pundak Dara. Dara juga merasakan sebuah tetesan airmata jatuh di pundaknya. Apa Reza menangis? Apa Reza menangisi dirinya? Oh Dara membuat Reza menangis untuk kedua kalinya. Dara merasa benar benar bersalah pada Reza. Kenapa juga Reza seriusan menanggapi pesannya tadi pagi, memang benar, kalau Reza tak bisa diajak bercanda menyangkut hubungannya, pikir Dara.

Dara melepaskan tangan Reza yang melingkar erat di perutnya. Tapi Reza tak mau melepaskannya. Reza semakin erat memeluk Dara. Ia tak boleh kehilangan Dara lagi.

"Aku nggak mau kamu pergi sayang." Suara parau dari Reza terdengar Dara. Dara benar tak habis pikir jika akibatnya seperti ini. Dara mencoba melepaskan lagi karena ingin melihat Reza. Tapi lagi lagi Reza malah semakin erat memeluknya.

"Za lepas dong. Aku mau lihat kamu nih." Ucap Dara lembut. Reza menggeleng cepat. Dara akhirnya membalikkan badannya menghadap Reza. Membuat Reza memeluk pinggang ramping Dara.

Betapa terkejutnya ia saat ini. Penampilan Reza sangat acak acakan. Reza masih memakai seragam sekolah tanpa memakai jas. Kancing kemeja atasnya sudah terlepas. Kemejanya juga kusut. Rambut Reza pun juga acak acakan. Dara menatap Reza lembut. Ia juga menatap mata Reza yang masih ada sisa air mata. Dihapusnya air mata itu dengan ibu jarinya. Dara sangat sedih melihat penampilan Reza sekarang.

"Kenapa nangis?" Tanya Dara lembut. Reza diam menatap sendu pada Dara.

"Kamu sangat jelek kalau nangis kayak gini. Lihatlah penampilanmu sayang!! Sungguh menyedihkan." Dara menaruh tangannya di pundak Reza.

"Sayang..." berkali kali Dara memanggil Reza dengan lembut. Reza kembali membawa Dara dalam pelukannya.

"Aku takut sayang. Aku takut kamu pergi ninggalin aku. Aku belum siap dan tak akan pernah siap jika kamu pergi dariku. Tolong tetap berada di sisiku sayang." Ucap Reza penuh harapan.

Dara mengelus bahu Reza memberi kenyamanan. Dan mengungkapkan bahwa ia tak akan meninggalkan Reza.
"Maaf Za..."

"ENGGAK. Kamu nggak akan bisa meninggalkan aku." Reza menggeleng kepalanya. Dara bingung harus dengan kata kata apa untuk menjelaskan pada Reza. Reza selalu berpikiran bahwa ia akan meninggalkannya.

"Za. Tatap mata aku Za!!" Perintah Dara melepas pelukannya. Reza menatap wajah cantik gadisnya itu sedih.

Cup

Dara mencium kening Reza lama.

"Maaf. Karena aku sudah buat kamu kesel."

Cup

Dara mencium kelopak mata Reza

"Maaf. Karena aku sudah membuat mata indah ini mengeluarkan air mata."

My Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang