28. [MPB] Breakstreet Or Putus?

84.3K 4.4K 200
                                    

Sekarang Reza dan Angel sudah sampai di depan apartemen Angel. Reza turun dari mobilnya untuk membantu Angel yang kelihatan wajahnya pucat.

Setelah Reza turun, Angel dengan cepat mengeluarkan ponsel Reza yang sengaja ia ambil waktu dirinya mau pulang ke rumah tadi lalu men-silent ponsel Reza. Angel tersenyum senang ketika melihat ada banyak sekali panggilan dari Dara tak terjawab dan SMS yang tak terbalas. Angel meletakkan ponsel Reza di bawah kursi biar seolah olah jatuh dan tak lupa juga ia mengubah pengaturan menjadi dering.

Reza membatu Angel memasuki apartemennya yang berada di lantai 12.

"Lo nggak mampir dulu?" Tanyanya basa basi walau ia tahu Reza tak akan mampir.

"Lain kali aja. Gue balik dulu." Angel mengangguk dengan senyum bahagianya. Bahagia karena bisa menggagalkan acara dinner Reza dan Dara. Jangan panggil namanya Angel kalau ia tak tahu malam ini Reza akan dinner dengan Dara. Ia tahu itu karena Angel diam diam menyuruh orang untuk mengetahui semua tentang Reza dan Dara.

Setelah keluar dari apartemen Angel, Reza segera menuju taman tempat di mana ia menyiapkan dinner untuk Dara. Ia berharap di sana masih ada Dara walau itu kemungkinannya kecil.

Reza sekarang sudah sampai di taman itu. Dilihatnya taman yang tadi sore dihias indah sekarang sudah hancur berantakan. Makanan di mejapun juga nampak tak tersentuh. Reza mengacak rambutnya frustasi. Pasti Dara sekarang marah atau lebih parahnya lagi Dara pasti membencinya.

Secepatnya Reza menuju mobilnya. Deringan ponsel membuat ia berhenti. Reza mencari cari asal suara itu dan ternyata ada di bawah kursi. Ia sedikit bingung kenapa ponselnya bisa ada di bawah sana, tapi ia tak peduli, yang ia pedulikan sekarang hanyalah bertemu Dara.

Reza mengangkat telepon itu.

"Dimana Dara sekarang?" Tanyanya menyerobot pembicaraan di seberang.

"Nona sedang menuju ke rumah."

"Apa kau bersamannya. Cepat serahkan poselnya ke Dara."

"Maaf tuan. Nona tidak bersama kami. Ia tadi meminta untuk pulang sendiri."

"Kenapa kau bodoh sekali Hah. Seharusnya kau mengantar dia. Shit." Emosi Reza mulai menaik.

"Maafkan kami tuan, nona ingin sendiri. Nona memohon pada kami untuk tak mengantarnya pulang." Perlahan pegangan di stir yang tadi kuat mulai lemah.

"Apa Dara tadi menungguku lama?" Tanyanya lirih.

"Sudah dua jam nona Dara menunggu anda tuan." Jawaban dari Rendy itu membuatnya sangat merasa bersalah. Segera ia mematikan telepon dan menancapkan gasnya menuju rumah Dara.

Reza sudah sampai di depan rumah Dara. Satpam yang sudah hafal dengan mobil Reza pun segera membukakan gerbangnya. Suasana rumah Dara tampak sepi. Reza memencet bel rumah Dara, ia sangat tahu kalau dirinya tak sopan bertamu malam malam seperti ini tapi demi tekadnya yang ingin bertemu Dara ia tak peduli itu.

Pintu dibuka oleh asisten rumah tangga Dara.

"Eh den Reza, ada apa Den?" Tanya Bik Tini, asisten rumah tangga keluarga Wijaya.

"Apa Dara ada di dalam, Bik?" Tanya balik Reza.

"Lah, kan Non Dara tadi ijin, mau pergi sama aden, sampai sekarang Non Dara juga belum pulang."

"Hah, Dara belum pulang." Kekhawatiran Reza semakin bertambah mengetahui Dara belum pulang.

"Ada apa sih Bik?" Tanya suara di balik pintu itu. Andra kakaknya Dara muncul dan melihat Reza dengan raut wajah yang bingung.

My Possesive BoyfriendWhere stories live. Discover now