16. [MPB] Peringatan Reza

101K 5.5K 65
                                    


Reza Pov

Suasana kelasku pagi ini hening, bukan pagi ini saja tapi setiap haripun suasananya sama, hening tanpa suara. Guru di depanpun hanya menulis beberapa rumus kimia tanpa menjelaskan dan setelah itu kembali duduk. Maklumlah kelasku adalah kelas unggulan hanya diisi oleh siswa siswi jenius sepertiku. Kegiatanku pagi ini adalah les. Tanpa lespun sebenarnya aku sudah bisa mengerjakan soal UN. Bukannya aku sombong tapi ini kenyataan.

Aku menghentikan tulisanku di buku materi UN karena getaran tanda pesan masuk di ponselku. Segera aku ambil, mungkin itu dari gadisku. Mataku terbelak kaget karena seseorang mengirimiku sebuah foto yang menampilkan Dara yang sedang berpelukan dengan Raka sahabatnya itu. Brengsek. Berani sekali Raka memeluk Dara. Aku menggebrak mejaku sendiri membuat semua yang ada di dalam kelas kaget karena ulahku, aku tak peduli reaksi mereka. Segera aku keluar dari kelas dan menutup pintu itu dengan kasar. Aku sangat emosi sekarang. Aku berlari secepat mungkin menuju kelas Dara.

Aku membuka pintu kelas Dara dengan keras, aku lihat semua terkejut menatapku. Tapi sekali lagi kuhiraukan mereka. Tatapan mataku tajam mengarah pada Dara, aku tahu dia sangat terkejut melihatku. Aku menghampirinya dan mengatakan dengan penuh penekan disetiap kata kataku padanya untuk ikut aku. Aku langsung menggendongnya dan mendudukkannya di kursi roda lalu mendorong kursi rodanya keluar dari kelasnya.

¤¤¤

Aku tak peduli ponselku yang sudah hancur berserakan di tanah taman belakang sekolah ini. Aku sangat marah padanya sekarang. Dan apa tadi katanya 'Berlebihan' aku menyeringai pada Dara. Ini belum berlebihan, akan aku lakukan sesuatu yang akan membuat Dara benar benar menyesal karena telah membalas pelukan Raka. Aku sudah tahu sebenarnya dari tatapan lelaki itu saja aku paham betul bahwa Raka bukan sekedar menganggap Dara seorang sahabat tapi lebih dari seorang sahabat. Aku meninggalkan Dara sendirian di taman itu.

~~~

"Ikut gue sekarang." Aku langsung menarik kerah baju Raka dan membawanya ke luar kelas. Aku tak peduli semua orang melihat kelakuanku.

"Lepas." Desisnya tak kuhiraukan. Aku mendorongnya sampai terjungkal di lapangan basket. Seluruh siswa mulai dari lantai atas melihat aksiku ini.

"Berapa kali gue katakan sama elo, jangan pernah sentuh gadisku." Ucapku tajam padanya. Dia tersenyum sinis menanggapi ucapanku. Sebenarnya sejak ia bersekolah di sini, aku sudah memperingatinya untuk tak dekat dengan Dara. Tapi dia ternyata masih berani mendekati gadisku.

"Gue juga pernah bilang sama lo, gue akan ngrebut Dara dari lo." Jawabnya membuat aku memukul wajahnya bertubi tubi. Dia benar benar tak takut padaku, lihat saja kali ini ia akan menyesal karna udah berurusan sama aku. Aku dengar banyak siswi menjerit histeris, karena melihatku berkelahi dengan Raka. Oh bukan berkelahi tapi akulah yang terus memukul wajah Raka dan ia tak membalas pukulanku sama sekali. Katakan aku jahat, tapi ini semua aku lakukan karena aku tak ingin siapapun merebut Dara dariku. Tak akan kubiarkan itu terjadi.

"GUE PERINGATIN SEKALI LAGI SAMA ELO. JANGAN. PERNAH. LO. SENTUH. DARA.!!" Peringatanku sekali lagi penuh penekanan. Kuhempaskan tubuhnya yang sudah bonyok. Semua orang menyingkir memberiku jalan ketika melihatku berjalan meninggalkan lapangan itu.

¤¤¤

Oh God. Kemarahanku tadi belum mereda dan.....
Apa apaan ini??

Aku mengepalkan tanganku kuat kuat ketika melihat Dara yang kuyakini sedang dibully oleh teman sekelasku. Ah aku lupa siapa namanya. Aku segera berlari menuju mereka, aku menahan tangannya kuat kuat ketika ia hendak menampar Dara. Dia meringis kesakitan karena cengkraman tanganku.

Aku melihat keadaan Dara tanpa melepaskan cengraman tanganku. Keadaan Dara sungguh mengenaskan. Cewek ini berani sekali melukai Dara. Kuhempaskan tangannya dan kupeluk tubuh Dara erat. Berulang kali aku mengatakan maaf padanya. Ini salahku karena aku meninggalkannya. Bodohnya diriku, makiku. Tak ada balasan pelukan dari Dara membuat aku melepaskan pelukanku. Aku menatap mata berlinang Dara lekat lekat. Lagi lagi air mata itu jatuh membasahi pipinya, aku menyentuh luka di sudut bibirnya yang kuyakini bekas tamparan cewek sialan itu. Kalau dia bukan perempuan sudah pasti dia akan tamat ditanganku.

My Possesive BoyfriendWhere stories live. Discover now