9. [MPB] Ultah Reza

147K 7.6K 64
                                    

Reza dan Dara memasuki kamar hotel yang tadi sudah dipesan oleh Dara untuk Reza. Sejak perjalanan menuju kamar hotel, tangan Reza selalu memeluk pinggang Dara. Dara risih karena sedari tadi dipandangi oleh beberapa pasang mata saat menuju kamar. Berulang kali Dara melepaskan tangan Reza yang nangkring di pinggangnya tapi percuma saja Reza semakin erat memeluknya dari samping.

"Sekarang kamu masuk kamar dan siap siap sana. Aku tunggu kamu di sini." Perintah Dara sambil duduk berhadapan TV.

"Enggak mau. Kamu harus ikut aku." Tolak Reza

"Aku di sini Za. Nggak akan kemana mana." Dara mulai sebal.

"Kamu udah janji nggak akan jauh jauh dariku dan nggak bakal ninggalin aku. Ayok." Reza langsung menarik tangan Dara masuk ke kamar. Dara pasrah saja. Dia capek berdebat dengan Reza.

"Duduk." Perintah Dara. Dara duduk di depan meja rias yang ada di kamar.

"Tunggu aku. Jangan coba coba kamu ninggalin aku. Aku nggak suka dibantah. Kalau sampai aku keluar dari kamar mandi kamu nggak ada. Kamu akan tahu akibatnya." Peringat Reza. Dara mendengus kesal.

"Iya ya nggak ke mana mana. Sana mandi, kamu bau tahu." Reza memalingkan wajahnya dari Dara.

"Bau bau gini, kamu juga betah aku peluk." Sengit Reza berjalan menuju kamar mandi.

"Ingat jangan ke mana mana." Sekali lagi Reza memperingati Dara sebelum masuk kamar mandi.

"Iya iya bawel banget jadi orang." Desis Dara.

"Ooh iya Za. Aku udah siapain kemeja di dalam sana." Teriak Dara. Tak ada sahutan di dalam sana mungkin Reza sudah mengetahuinya.

15 menit berlalu. Reza keluar dari kamar mandi. Reza tampak segar setelah mandi. Tubuhnya yang atletis sudah di balut kemeja putih dan celana panjang hitam. Sekali lagi Reza dibuat emosi oleh Dara. Dara tak ada di dalam kamar, membuat Reza sangat sebal.

"Sayang kamu di mana?" Teriak Reza sambil keluar dari kamar.

Reza terus saja neneriaki nama Dara tapi tak ada sahutan. Reza mencari di ruang TV juga tak ada, di kamar satunya juga tak ada, di balkonpun juga tak ada. Reza benar benar kalut sekarang. Lihatlah rambutnya acak acakkan sekarang ditambah kemejanya yang sudah ia gulung selengan.

"Apa sih sayang?" Tanya Dara tiba tiba sambil membawa secangkir teh. Dara menghampiri Reza yang masih berada di balkon. Buru buru Reza memeluk Dara. Untung Dara sudah meletakkan tehnya di samping meja dekatnya tadi, kalau tidak tumpah deh tuh tehnya.

"Kamu dari mana aja sih? Sudah aku katakan tadi, jangan pernah meninggalkan aku." Reza mengatakan itu dengan masih memeluk Dara.

"Aku tadi hanya ganti dress aja. Terus ke dapur buatin kamu teh." Jawab Dara.

"Kamu kan bisa ngomong ke aku tadi." Sungut Reza.

"Yaelah Za. Tadi kamu lagi mandi." Dara mendengus kesal

"Aku nggak tuli Ra. Aku masih bisa denger kamu ngomong." Reza tak mau mengalah.

"Udahlah Za. Aku juga nggak ke mana mana kan." Dara benar benar muak untuk berdebat dengan Reza.

"Sekarang minum tehnya. Kamu kan habis mandi pasti dinginkan." Dara mulai melembut suaranya. Reza tersenyum senang sekarang. Dara menyerahkan tehnya dan langsung diminum oleh Reza.

"Yaudah sana. Rapiin tuh kemeja kamu." Perintah Dara.

"Aku mau kamu yang ngrapiin. Ini juga salah kamu tauk." Tanpa menunggu persetujuan Dara, Reza langsung menarik lembut tangan Dara memasuki kamar tadi.

My Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang