Anak-anak Bayangan

Start from the beginning
                                    

"apa?!" teriak Alva yang kebingungan.

Kami semakin dekat dan udara seketika berputar. Tarikan kuat mendorong ku memasuki pusaran kabut yang lebih cepat, sesaat seperti berada di dalam topan dan terombang-ambing. Teriakan datang menyusul dari Alva dan David yang pasti tidak menyadari tarikan itu, Alva mengeluarkan sayapnya dan berusaha untuk terbang namun tekanan udara terlalu kuat untuk kepakan sayapnya. Selama beberapa saat kami terus berputar dalam pusaran angin abu-abu ini, dari ujungnya akhirnya kami terpelanting ke luar.

Aku segera mengibaskan tangan ku membuat seluncur es yang meluncurkan ku dengan lancar ke pijakan yang aman. Alva berhasil terbang ke udara ketika terpelanting, David memiliki refleks yang bagus dengan mengeluarkan besi melayangnya untuk mengangkat tubuhnya sebelum menghantam lereng tebing yang tajam.

"lihat disana!" seru Alva.

Aku berputar. Kami memang berada di lereng tebing, aku tidak tahu kami akan tiba di daerah mana, portal itu sepertinya bukan terhubung di satu titik, tapi mungkin juga iya. Yang ada di depan mata kami hanyalah lereng-lereng tajam dengan dasar tak terlihat, ya, hanya ada lereng!

"jadi, bagaimana kita menemukan Valery dan Melly?" tanya David, yang melayang di samping ku.

Aku merunduk, aku berdiri diujung tebing. Aku bisa saja jatuh jika tidak menjaga keseimbangan dengan baik. Aku kembali mendongak. "David, bisa kau angkat aku juga?"

Pemuda itu menaikan alisnya. "mengangkut mu dengan besi ku?"' aku mengangguk. David mengayunkan tangannya di ikuti bola besi sebesar kelereng, yang kemudian bergejolak seperti air dan membentuk oval tipis seperti piring. Lingkaran besi itu melayang di samping ku, tanpa aba-aba aku melompat dan mendarat dengan bokong ku.

David meringis, menatapku tajam. Lempengan besi yang ku duduki terangkat ke arahnya. Dia menatapku tajam. "jika kau melakukannya lagi aku akan menjatuhkanmu."

"dan sebelum kau melakukannya akan ku bekukan dirimu." aku menyengir, yang membuat David tersentak dengan berlebihan. "kita akan jatuh dan hancur berkeping-keping bersama!"

"ayolah, teman-teman!" seru Alva, muncul di belakang kami. "mari kita cepat! Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan dua gadis itu sekarang!"

*

Pertarungan di Gerbang Timur semakin sengit, tidak ada yang mengalah walaupun mereka telah terluka parah. Pihak Wilayah Gelap mendapatkan bantuan dari para monster yang terus berdatangan, prajurit Wilayah Terang mulai dipukul mundur. Jordi dan Sarah mengeluarkan seluruh kekuatan mereka untuk menjatuhkan iblis-iblis terbang yang terus bermunculan mengganggu para prajurit, mereka tidak bisa ikut bertarung dengan peperangan di bawah sana.

Jordi sesekali menatap ke bawah, di antara pertarungan itu sesekali akan terlihat lidah api yang menjilati udara. Lelaki itu berdecak, bahkan tak sadar menggigit ujung lidahnya sendiri hingga berdarah. Dia tidak akan memaafkan laki-laki itu, mereka sudah di tengah-tengah perjalanan untuk mendapatkan kemenangan. Dia bahkan sempat berfikir jika Egi akan menjadi kartu andalan dalam pertarungan, tapi yang terjadi saat ini benar-benar diluar prediksinya. Egi berkhianat, dia bahkan tak segan menyerang para ksatria yang pernah ditemuinya.

"Jordi!" teriakan dari Sarah mengalihkannya, sial! Dia jadi kurang fokus. Untungnya dia cepat menghindar ketika monster hendak mencakarnya. Jordi mengibaskan tangannya, es-es tajam menembus tubuh makhluk itu.

"ini tidak ada habisnya!" teriakan Sarah membuat langit berguncang, petir menyambar dari segala arah. Membuat tempat itu terang gelap sesaat, Sarah melompat, tubuhnya diselimuti aliran listrik dan melesat secepat kilat diantara para monster yang datang. Mahluk-mahluk itu berjatuhan dengan tubuh hangus terbakar.

WIZARD (Broken Butterfly) ENDWhere stories live. Discover now