Gadis Api

2.8K 241 35
                                    

Kami perlu beristirahat, tapi hari semakin gelap karena itu kami memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanan. Satu orang dari kami berkurang, tersisa tinggal lima belas orang saja. jika dihitung dari jumlah, kehilangan satu orang bukanlah angka yang besar, tapi aku perlu memikirkan jika yang hilang itu adalah manusia dan dia teman ku. walau selama ini hubungan kami tidak baik maupun dekat, dia tetap orang yang selalu ku lihat akhir-akhir ini. jadi rasanya aneh ketika orang yang selalu kau lihat tiba-tiba tidak pernah muncul kembali.

Sepanjang jalan hanya ada keheningan, Ryoko sudah terbangun tapi dia sangat pucat seperti orang yang kehilangan banyak darah. Ternyata teknik penyembuhan yang baru dia pelajari menyebabkan banyak energinya terkuras, kami memintanya tidak menggunakan kekuatan itu untuk menyembuhkan kami lebih jauh. Beruntungnya bibi Telsi membawakan kami beberapa obat yang bisa kami gunakan untuk menutupi luka-luka ringan, tapi luka yang cukup besar seperti lengan Jordi yang terkoyak tidak bisa ditutupi sepenuhnya. Lengannya di lilin menggunakan semacam perban yang terbuat dari serat yang halus dan lembut seperti beludru yang dapat menyerap darah tanpa membuatnya merembes.

Karena masih kelelahan perjalanan ini jauh lebih berat, kami harus beberapa kali berhenti untuk menarik nafas. Matahari sudah berada di ujung cakrawala lain dengan semburan warna jingga, merah, dan ungu di langit. namun pemungkiman masih belum terlihat, apakah kami harus menginap di hutan malam ini?

Setelah kemunculan monster itu, rasanya tidak mungkin kami berdiam di dalam hutan terlalu lama.

Jalan setapak itu menanjak dan menurun cukup tajam, membuat kami harus berhati-hati dalam melangkah. Di ujung jalan menanjak yang sekian kalinya kami lewati, seseorang berjubah muncul dan berhenti di puncak jalan, aku harus mengernyit karena cahaya matahari di balik punggungnya menyembunyikan wujudnya dalam bayangan.

"wah," suara itu meluncur dari arah si sosok berjubah. "sepertinya kalian dari jauh."

Ia menarik tudung jubahnya, rambutnya hijau gelap dan di sertai dengan sepasang mata merah dan seringaian di wajahnya. Sosok itu mengulurkan tangannya yang memegang tongkat.

"kalian tidak bisa melanjutkan perjalanan kalian," katanya, menyeringai. "kalian semua akan berakhir di tangan ku."

"Maaf saja, kami harus lewat." Kata Sapta, mengarahkan tangan ke depan, tiba-tiba tubuh sosok itu tersentak.

"apa ini?" tawa geli meluncur dari bibirnya yang menyeringai. "kau tahu jenis aliran ku, ya?"

Sapta berdesis dan mencengkram tangannya yang terulur tampak bergetar, sosok itu semakin menarik sudut bibirnya bersamaan dengan tubuh Sapta yang tiba-tiba terhuyung ke belakang. Sosok itu mengangkat tangannya yang kosong, garis-garis merah membentuk sebuah buku yang terbuka melayang di atas tangannya. Lelaki itu mengangkat tongkatnya yang memiliki batu rubi di atasnya memancarkan cahaya merah.

"Black Magic: Nigrum Pila."

Pola sihir bermunculan di hadapannya bersamaan dengan bola-bola hitam yang melesat dari dalam pola sihir, kami segera melompat menghindari serangan. Tiap kali bola menyentuh tanah atau apapun yang ada ledakan akan terjadi. Ilyas menaruh kedua tangannya di tanah. Dari bawah sosok itu bermunculan tanah-tanah runcing, tapi berhasil dihindarinya dengan baik. Aku maju ke depan, merentangkan tangan bersamaan dengan pilar-pilar es yang mengerumuni sosok itu.

"Black Magic: Nigrum Venti."

Angin hitam muncul menyelimuti tubuhnya, dinding-dinding es itu retak dan pecah. Saat angin yang mengelilinginya hilang Dini sudah siap dengan topan yang membungkus tubuh si penyihir.

"Black Magic: Ventum Gratis."

Pusaran angin hitam muncul dari dalam pola sihir dan bergabung dengan topan-topan milik Dini. Ledakan bersama dengan hembusan angin kencang terjadi saat kedua serangan bertabrakan. Petir menyambar di sekeliling sosok itu, ia teralih kepada Sarah yang tak jauh darinya, tidak menyadari kedatangan David dengan pedang-pedang besi yang melayang di sekitarnya. Menghujam ke arah sosok itu saat ia berbalik, pelindung yang diciptakannya tidak benar-benar dapat menahan seluruh serangan.

WIZARD (Broken Butterfly) ENDWhere stories live. Discover now