Turnamen Penyambutan

4.5K 371 5
                                    

Pagi tiba dengan cepat dan cukup menegangkan, suara yang mengalun memasuki kamar-kamar dan sepanjang koridor memerintahkan anak baru untuk pergi ke sayap barat. Beberapa kakak kelas kami berkata kalau akan diadakan pengujian kekuatan—memperlihatkan mungkin maksudnya—dengan cara duel. Kegiatan yang cukup ekstrim menurut ku, hanya untuk sekedar memperlihatkan kekuatan kami. Apakah Dea itu hobi mengadu domba?

Saat sampai di bangunan itu. Tempatnya luas seperti gladiator, ribuan kursi penonton berbaris melingkarinya dan sebuah podium besar dan lebih tinggi dari dinding pembatas tempat duel yang sepertinya di peruntukan untuk si pemimpin akademi. Aku merasa seperti datang ke stadion sepak bola, beberapa orang sudah menempati kursi-kursi.

Disalah satu bairan kursi yang hampir penuh aku melihat Melly bersama Sarah melambaikan tangannya ke arah kami. Mereka suka muncul di saat yang sangat tepat.

"Di barisan ini untuk pemula dan di barisan sana untuk senior." ucapnya sambil menunjuk ke arah ujung lapangan lain. Baru ku sadari ada beberapa deret kursi dengan warna yang berbeda.

Tak lama kemudian Dea dan para pengikutnya muncul di podium besar. Seperti sebelumnya, wanita itu mengenakan gaun mewah yang mengetat pas di tubuhnya, dia melambaikan tangannya beberapa kali ke udara seolah memberikan kode.

"Selamat pagi semuanya." suaranya dalam bentuk gema, padahal tidak ada mikrofon di depannya. "Disini kita akan melaksanakan pengujian kekuatan dengan cara berduel. Kalian boleh menggunakan kekuatan kalian hanya saja dilarang untuk membunuh lawan. Nama kalian serta lawan akan tertera di layar."

Oh, wanita itu sangat bersemangat. Muncullah sebuah layar besar diatasnya, layar hologram yang cukup mengejutkan. Aku menyipitkan mataku untuk menemukan namaku dan akhirnya ketemu.

"Dini vs Pira urutan 25." Kata ku dan menyandarkan punggung, Dini? Apakah perempuan?

Ku lirik Al menampakkan wajah kaget dan tiba-tiba Sarah berteriak. Gadis bermata besar itu menoleh dengan wajah ceria kearah Al yang semakin pucat.

"Aku vs Alva urutan 13. Bersiaplah Alva." Kata Sarah dengan riang dan Al hanya mengangguk-angguk dengan wajah cemas.

Aku mendapati Ryoko yang masih memperhatikan layar, wajahnya terlihat pias, untuk pertama kalinya aku melihat gadis itu cemas.

"Ada apa?"

"Aku melawan laki-laki di urutan 15, namanya Egi." Kata Ryoko dengan suara rendah.

Aku terkejut dan Al juga menampakkan hal yang sama, sialan kau Dea, dia sama sekali tidak peduli dengan siapa atau bagaimana duel itu akan berlangsung. Dia tidak akan membuat alasan kesetaraan gender, bukan? Duel ini bodoh! Sungguh menggelikan!

Melly yang duduk tepat di bawahku memperhatikan layar dengan saksama. "Kalau kau?" Tanya ku.

"Sama, aku juga melawan laki-laki di urutan 20." Reaksi Melly tampak biasa saja. Wanita ini hebat!

"Baiklah kita mulai pertandingannya." Suara Dea bergema di ujung sana, menambah ketegangan untuk beberapa pihak.

Cahaya keluar dari pinggir lapangan dan membentuk setengah lingkaran, sebuah pelindung, dan suara lonceng menjadi penanda pertandingan akan dimulai.

*

Setiap pertandingan berakhir kekacauan yang ditimbulkan segera dibersihkan dan serangan yang mengarah ke penonton tiba-tiba terhalang. Semuanya terjadi dalam sekejap, suatu sihir pastinya sudah digunakan.

"Alva vs Sarah."

Mereka berdua segera berdiri dan berjalan menuruni tangga khusus ke arena. Nampak Sarah yang tenang sedangkan Al yang pucat, dia tahu siapa yang akan dia lawan.

WIZARD (Broken Butterfly) ENDWhere stories live. Discover now