Sekolah

4.7K 342 5
                                    

Pertandingan tadi berjalan lancar, orang-orang yang terluka juga sudah sembuh—benar-benar tidak ada luka yang tersisa di tubuh mereka—seolah tidak pernah terluka. Sempat aku bertanya kepada Ryoko—menjadi salah satu yang dirawat di unit kesehatan—sembuhnya luka-luka itu dalam waktu singkat disebabkan oleh para petugas medis yang menggunakan semacam sihir penyembuh. Aku berfikir apakah saat kelas dimulai akan diajarkan juga jenis-jenis sihir termasuk sihir penyembuh? Akan sangat berguna bila kami terluka atau sakit, tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat.

Untuk menyelesaikan pertandingan itu cukup memakan waktu, peserta didik baru saat ini melampaui jumlah seratus orang. Malam menjelang tanpa terasa, pertandingan sempat dihentikan saat waktu makan siang, ketika sore untuk para penyelenggara beristirahat sejenak. Dea membubarkan setelah sederet ucapan kebanggaan darinya.

Awalnya aku berfikir untuk langsung menuju kamar dan tidur, tetapi saat mengingat kasur keras itu aku langsung berbalik ke arah pintu ruang makan di asrama. Tidak banyak penolakan dari Ryoko atau Al yang sejak keluar dari gedung pertandingan hanya mengikuti ku saja, sepertinya diantara kami yang masih dalam mood baik hanya aku saja. Aku sempat mempertanyakan kekuatan yang ditunjukkan Al di pertandingan, tetapi dia sepertinya agak sensitif membicarakannya. Jadi kuputuskan tidak melanjutkannya, mungkin akan menunggu anak itu mengatakannya sendiri.

Makan malam baru akan dimulai sekitar setengah jam lagi, tetapi sepertinya para koki itu tahu kalau kami terlalu lapar untuk menunggu barang satu menit saja. Meja saji di ujung ruangan dekat dapur telah dipenuhi makanan dan orang-orang sudah berbondong mengantri untuk mengambil jatah masing-masing.

Lagi-lagi Al menawarkan untuk mengambilkan jatah kami, walau wajahnya masih agak murung, aku tahu dia lakukan itu untuk menghilangkan pikiran yang mengganggunya. Beberapa orang melirik gadis pirang itu saat dia melangkah ke barisan anak-anak yang mengantri, sepertinya ingatan anak-anak lain tentang mereka yang memiliki kekuatan aneh atau harus diwaspadai masih melekat. Untung saja Al bukan tipe orang yang akan membuat masalah seperti itu, ia mengabaikannya tanpa melirik mereka.

Aku dan Ryoko segera mencari tempat untuk kami dan menemukan Melly beserta dua gadis lain di meja makannya, salah satu dari kedua gadis itu aku mengenalnya. Gadis berambut hitam dengan ujung-ujungnya yang lebih terang, lagi-lagi aku bertanya apakah itu di cat? Mengingat kejadian di arena membuatku meringis, gadis itu kuat dan memiliki tekad baja, dia pasti membenciku setelah semua yang terjadi.

Ryoko menjadi yang pertama mengetahui diri sebagai pendatang dengan beramah tamah, aku mengikuti dari belakang sambil menebar senyum yang bisa kutunjukkan. Aku sempat melihat Dini yang menatapku secara terang-terangan, iris hitamnya kelam dan tajam, jika tatapan bisa membunuh mungkin aku sudah tergeletak mati sekarang. Aku cukup ahli dalam mengabaikan sesuatu jadi aku berpura-pura sebagai orang baru yang tidak tahu siapa atau apapun.

Terjadi keheningan yang sangat tidak menyenangkan, di posisi ku jelas aku merasakan gadis di hadapan ku menatap ku tanpa berniat mengalihkannya. Berakhirnya sesi tegang itu dengan kemunculan Sarah yang tengah mengobrol kecil dengan Al, sepertinya mereka mencoba membangun suasana damai tanpa menghiraukan kejadian di arena. Dua gadis lain di dekat mereka, ikut menuju meja kami dan membagikan nampan makanan lain ke dua gadis baru yang salah satunya Dini.

Oh, kebetulan yang sangat bagus dan sekarang untuk pertama kalinya aku merasa tengah menikmati makanan di sebuah kafe setelah berjalan-jalan bersama grup kelas. Mengasyikan!

Kami makan dalam keheningan, tak ada satupun dari kami yang berbicara, termasuk Al yang biasanya sangat bosan jika tidak berceloteh. Aku tidak mempermasalahkan kecanggungan ini, sejujurnya tidak terlalu peduli dan lebih menikmati makanan enak yang entah berasal dari daerah mana. Dan—ugh—ada potongan kubis dan wortel di dalam lapisan krimnya, aku benci sayuran yang disembunyikan.

WIZARD (Broken Butterfly) ENDWhere stories live. Discover now