1. Shakila

12.2K 352 21
                                    

Assalamaualaikum sahabat fillah Alvie semua?

Kabar baik nih buat pecinta Ufis yang mungkin udah rada lupa sama alur ceritanya saking lamanya lapak ini terabaikan.

Kali ini Ufis diikutkan pada event WritingProjectAE batch 4 yang disingkat #WPAE4 dengan tema Romance-Religi.
adiblatahzan LayliDinata

Mohon doa dan dukungannya ya untuk karya pertamaku yang ditulis di wattpad 2017 silam ini. 😊


___________________________________________________________

"Shakila....!!"

Lagi-lagi suara Ummi menggema di langit-langit kamar. Bukan. Tapi di seluruh seantero rumah. Anak gadis satu-satunya ini masih betah bergelung di balik selimut. Padahal waktu subuh 10 menit lagi akan berakhir. Tergantikan sinar mentari pagi.

"Iya, Ummi." Sahutku dengan suara serak khas bangun tidur.

Dengan sangat malas beranjak bangun. Setengah sadar turun dari ranjang. Mata? Tentu saja masih merem. Maklumlah efek masih mengantuk parah.

"Astaghfirullah, Shakila! Jam berapa sekarang? Dari subuh Ummi bangunin susah sekali. Kamu ini..."

Omelan Ummi? Denger, Sih. Tapi Entahlah. Aku tidak tau apa lagi kalimat selanjutnya pagi ini. Yang harus dilakukan sekarang adalah berwudhu. Terserahlah. Ummi mau marah-marah atau bagaimana. Itu sudah menjadi sarapan pagi. setiap hari pula.

Yah... beginilah aku. Hidup di keluarga bergenre islami. Walau aku sendiri masih jauh dari kata paham ajaran Islam. Usiaku masih 16 tahun. Remaja labil. Begitulah istilahnya kalau kata Kak Iam.

Oh ya hampir lupa! Perkenalkan. Namaku Shakila Qotrun Nada. Terlahir di keluarga biasa. Tidak kaya tidak juga miskin. Walau terkadang ekonomi keluarga kurang berpihak padaku. Tetap saja aku bukan orang miskin. Guru ngajiku pernah berkata, "Orang miskin itu adalah orang yang sekarang bisa makan, besok belum tentu." Sedangkan aku alhamdulillah setiap hari bisa makan. Beraneka macam pula.

Ummiku hanya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan Ayah seorang kuli bangunan. Hasil kerjanya cukup untuk menghidupi istri dan kedua anaknya. Aku dan kakakku, Muhammad Khanzul Himam yang akrab disapa Iam.

◇◇◇◇◇

"Assalamualaikum." Aku mengucap salam saat tiba di kelas X-2.

"Waalaikumsalam, Shakila." Jawab Indah dan Mbak Aira bersamaan.

"Personel The Gokil yang lain pada kemana? Kok kalian cuma berdua?" Tanyaku duduk di samping Indah.

"Paling udah nangkring di kantin, Sha." Sahut Mbak Aira. Aku manggut-manggut paham.

"Susul mereka, yuk. Laper juga nih." Indah menimpali.

Akhirnya kami menyusul mereka ke kantin. Di bangku kantin nomor dua dari pintu ada Said, Amar, dan Aris sedang sibuk tertawa. Merekalah personil genk The Gokil yang kami bentuk beberapa bulan lalu.

Triiiiiiiiiiiiing...

Aku hampir tersedak mendengar bunyi bel bergema di seantero sekolah. Waduh! Gaswat darurat kalau begitu. Jam pertama adalah pelajaran matematika. Bisa dijewer lagi telingaku kalau sampai Bu Heni sudah masuk kelas sedang aku masih berleha-leha di luar. Secepat kilat aku berlari menuju tangga lantai 2. Tak peduli teriakan Mbak Aira yang minta ditunggu.

Uhibbuka Fisabilillah [Proses Terbit]Where stories live. Discover now