Epilog

337 13 0
                                    

Roy POV

Dua tahun telah berlalu sejak Ririn meninggalkan kami semua.

Aku tidak tau apakah aku bisa mencintai perempuan lain sama seperti aku mencintainya.

Menurutku, Ririn spesial. Ia membuatku bisa tersenyum sendiri karena melihat senyumnya.

Hari ini aku mau menemui Selena di cafe. Besok, aku sudah pergi ke Amerika untuk kuliah dan akan bekerja disana nantinya.

"Roy!", panggil Selena lalu melambai-lambaikan tangannya padaku.

"Kenapa kau memanggilku kesini?", tanyaku setelah aku duduk dengan nyaman.

Selena tersenyum, "Ini. Maaf aku baru bisa memberikannya padamu. Ini surat dari Ririn. Setelah ia sadarkan diri, ia menyuruhku untuk memberikan surat ini padamu," ucap Selena sambil menyerahkan surat dari Ririn.

Aku terdiam sebentar melihat surat itu. Dari Ririn?

"Terima kasih," ucapku pada Selena.

Selena melihat jam tangannya, "Aku harus pergi. Bukanya di rumah saja, ya. Bye."

Selena pergi dari hadapanku. Aku langsung mengambil kunci mobilku dan keluar dari cafe.

Aku menjalankan mobilku dengan cepat menuju rumahku. Setelah sampai, aku langsung memarkirkan mobilku dan berlari ke arah kamar.

Aku duduk di tempat tidurku dan membuka surat dari Ririn.

Hai Roy,
Jika kau melihat surat ini, itu artinya aku sudah tiada.
Aku membuat surat ini sebelum kita pergi berdua.

Aku tau waktuku telah tiba. Maaf aku membuat kalian semua sedih. Tapi kau harus tau kalau aku sangat senang kalian selalu ada untukku.

Maaf aku membuat kalian semua khawatir waktu itu. Dengan kepergianku, kalian tidak harus khawatir lagi.

Kau tenang saja, aku baik-baik disini. Mungkin aku akan mendapat teman baru nantinya.

Dan kau harus tau bahwa aku mencintaimu. Selalu. Dan aku akan selalu berdoa untukmu.

Waktu itu aku menolakmu karena aku tau waktuku sudah tidak lama lagi. Aku berharap kau mendapat seorang perempuan yang mengerti dirimu melebihi aku ;)

Jangan bersedih lagi ya. Mukamu jelek saat menangis :p

Cathrine Peraldy❤

p.s. Lihat di belakang surat ini ya!

Aku langsung membalikkan surat pemberian Ririn.

Aku menangis membacanya. Sungguh aku masih tidak rela dia meninggalkanku. Membaca tulisannya membuatku menangis dengan sangat keras kali ini.

Aku sudah tidak menangis lagi setahun akhir ini. Tetapi aku tidak bisa menahannya. Sungguh aku mencintainya.

Aku berharap ia akan baik-baik saja disana.

Dan tulisan di belakang suratnya yaitu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
You Are My Happy Ending

You Are My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang